Kejutan Di September Ceria
Siapa Capres Yang Batal Bertarung?
JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Eriko Sotarduga memprediksi, koalisi parpol menuju kontestasi Pilpres 2024 masih bisa berubah. Kemungkinan, akan ada kejutan di bulan September 2023.
“Yang menarik kita lihat sebulan ke depan, bisa dua poros. Menarik disimak, ini tetap tiga atau dua,” ujar Eriko, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Anggota Komisi XI DPR ini meyakini, hingga pendaftaran kontestan di bulan Oktober 2023, maka belum bisa dipastikan apakah tiga poros ini menjadi peserta Pilpres 2024. Diketahui saat ini, ada Capres yang akan bertarung, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto; dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Menurutnya, tiga Capres yang muncul di publik saat ini, baru PDIP yang memastikan tiket Pilpres 2024. Tanpa koalisi, partai pemenang Pemilu 2019 itu bisa saja mengusung sendiri jagoannya. Sekalipun demikian, PDIP sangat terbuka terhadap partai lain yang mau bergabung.
Hingga saat ini, di kubu PDIP baru didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selaku partai parlemen dan dua partai nonparlemen yaitu Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Menurutnya, jumlah itu bisa saja bertambah. “Di Rakernas, Jokowi menyampaikanbagaimana memenangkan Ganjar, kita diminta merangkul partai lain,” katanya.
Politisi asal Medan, Sumatera Utara itu mengamini, tidak mudah bagi setiap parpol membangun koalisi. Seluruh partai, berlomba menempatkan wakilnya sebagai kontestan. Baginya sangat wajar. Karena memang kontestasi ini memberikan coattail effect terhadap partai pengusung.
“Partai juga menyadari tidak ada yang mau kalah. Dari segi kami sudah menduga hal ini. Kalau cawapres Ganjar, tentu kita serahkan ke koalisi. Dibahas bersama,” terangnya.
Meski begitu, Eriko engganberspekulasi siapa calon kontestan yang batal maju di Pilpres 2024. Apakah itu Anies Baswedan, atau Prabowo Subianto. Menurutnya, itu adalah keputusan parpol lain, dan PDIP sangat menghargai apapun keputusan partai lain. “Partai punya kewenangan, masih bisa berubah. Yang bisa final itu pada saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU),” katanya.
Baginya politik itu adalah seni menggunakan segala kemungkinan. Jadi, semangat kompetisi membangun bangsa ini bisa diwujudkan dengan berbagai strategi. Termasuk, PDIP, sebagai partai yang paling terbuka terhadap partai manapun.
Keterbukaan itu, dapat dilihat dari ditugaskannya Ketua DPP Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto menjalin komunikasi dengan seluruh parpol maupun kekuatan politik. “Apa yang disampaikan Puan tentu disampaikan ke Ibu Ketum. Kenapa menugaskan beliau, supaya akses itu tidak ada hambatan apa-apa,” katanya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 21 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu