Soal Peluang Jadi Cawapres Prabowo
Imin Masih Dikasih Angin Surga
JAKARTA - Peluang Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi Cawapres Prabowo Subianto masih belum jelas. Kendati demikian, Partai Gerindra terus memberikan “angin surga” ke Cak Imin.
Setelah masuknya Golkar dan PAN, gerbong koalisi pendukung Prabowo semakin besar. Semakin besarnya anggota koalisi, maka peluang Imin menjadi Cawapres Prabowo semakin kecil. Mengingat Golkar dan PAN juga sama-sama mengajukan nama untuk menjadi Cawapres Prabowo. Golkar dorong Airlangga Hartarto, PAN sorongkan Erick Thohir.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra Habiburokhman memastikan, tidak ada yang berubah dari piagam kerja sama politik Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), sekalipun Golkar dan PAN telah bergabung.
Kata Habib, keputusan Cawapres dari KKIR mutlak di tangan Prabowo dan Imin. Di samping juga mempertimbangkan masukan dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas).
“Pintu masuknya ya lewat Pak Prabowo, tetep saja dua orang tersebut yang menentukan,” tegas Habib, di Kompleks DPR, Jakarta, kemarin.
Habib menegaskan, kehadiran Airlangga dan Zulhas, tak membatasi hak Imin di KKIR. Bahkan, Habib menegaskan, nama Cawapres Prabowo tak akan muncul tanpa persetujuan politisi yang juga Wakil Ketua DPR itu.
Pertentangannya di mana? Apakah haknya Gus Muhaimin menjadi dibatasi? Tidak, karena tidak akan keluar nama Cawapres dari koalisi ini tanpa persetujuan Cak Imin dan PKB. Jadi tidak ada yang ditinggalkan, tidak ada yang dibatasi,” tegas Habib.
Bagaimana tanggapan Imin Cs? Ketua DPP PKB Daniel Johan menepis selama ini Imin hanya dikasih angin surga oleh Prabowo. Faktanya, soal Capres-Cawapres memang hingga saat ini ditentukan oleh Prabowo dan Imin.
“Kedua ketua umum ini yang memegang kunci keputusan,” tegas pria yang juga anggota Komisi IV DPR ini saat dihubungi, tadi malam.
Daniel memastikam, PKB tetap solid bersama KKIR. Partai berlambang jagat ini juga terus meyakini Gerindra dan Prabowo bakal setia memegang komitmen deklarasi.
Daniel juga memastikan, PKB belum memikirkan alternatif lain. Dengan syarat, Gerindra masih konsisten dengan kontrak kerja sama koalisi. “Tidak perlu khawatir PKB berlabuh ke koalisi lain, selama kita sama-sama memegang dan melaksanakan komitmen deklarasi,” katanya
Seperti kita ketahui, sejauh ini, Imin masih “digantung” Gerindra. Meski kedua partai merupakan penggagas terbentuknya KKIR, nyatanya belum ada garansi bahwa Imin akan mendampingi Prabowo.
Di tengah penantian panjang itu, Gerindra justru menyebut ada sejumlah nama yang masuk bursa Cawapres Prabowo. Masuknya nama-nama itu, membuktikan bahwa hati Prabowo tak cuma ke Imin.
Nama-nama selain Imin itu mulai mencuat ke permukaan. Mulai dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Airlangga.
Waketum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, pihaknya bakal meminta saran para kiai jika Imin tak dipinang Prabowo. “Kembalikan lagi mandatnya kepada partai. Nanti partai akan merembukkan kembali opsinya apa. Opsinya apa? Yang jelas kata Rhoma Irama ‘banyak jalan menuju Roma’,” tutur Jazilul.
Ia mengatakan, PKB akan mencari opsi berikutnya bila tak jadi pendamping Prabowo. Para kiai, terus melakukan pemantauan dan menyiapkan opsi bagi partainya.
Untuk saat ini, PKB masih berpegang pada kesepakatan piagam KKIR. Yakni urusan Capres dan Cawapres diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo dan Imin.
“Sampai hari ini, belum ada agenda. Dan soal bagi kue, posisi, ini belum ada agenda untuk duduk bersama merumuskan apa yang nanti atau mekanismenya seperti apa memutuskan,” aku Jazilul.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno yakin, Prabowo masih butuh Cak Imin, khususnya suara dari PKB. Tak heran, meskipun nasib sebagai Cawapres masih digantung, Prabowo tetap memberikan angin surga bagi Imin. Tujuannya, agar Imin dan PKB tidak pindah ke lain hati alias tidak pindah kongsi politik.
Kenapa angin surga? Kata Adi, jika Imin benar-benar layak mendampingi Prabowo, mestinya mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu sudah diumumkan secara terbuka oleh Prabowo sejak tahun lalu. “Karena itu, pernyataan tersebut harus diletakkan dalam konteks supaya Gus Muhaimin ini nggak kemana-mana lah,” ulas Adi, saat dihubungi, tadi malam.
Sebab, dirinya merupakan orang yang meyakini bahwa Imin akan pindah ke lain hati jika tidak dipilih sebagai pendamping Prabowo. Keyakinan Adi itu tercermin dari sikap yang ditunjukkan sejumlah elite PKB.
“Karena kutipan judul lagu yang selalu dikutip elite PKB belum berubah sampai sekarang. Kalau Prabowo sebelas maka PKB dua belas. Kalau Prabowo tak jelas, maka PKB lepas. Itu kan sampai sekarang nggak diedit kutipannya,” pungkas Adi.
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu