TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia

Politik Santun

Oleh: Nasaruddin Umar
Minggu, 27 Agustus 2023 | 07:00 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

CIPUTAT - Kedengarannya ­aneh jika kita menyebut istilah ‘Politik Santun’. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan umum di dalam masyarakat bahwa hampir di mana-mana politik itu seolah-olah berantitesa dengan kesantunan.

Justru itulah Islam hadir untuk merekomendasikan terwujudnya “zuhud politik” atau memeliharan kesantunan di dalam berpolitik, terutama di dalam berpolitik praktis.

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi ­mereka (yang diolok-olok) le­bih baik dari mereka (yang meng­­­o­lok-olok) dan jangan pula ­wanita-wanita (meng­olok-olok) wanita-wanita lain ­(karena) ­boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan jangan­lah kamu mencela ­dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil ­dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka ­mereka itulah orang-orang yang lalim. (Q.S. Al-Hujrat/49:11)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudara­nya yang sudah mati? Maka tentu­lah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujrat/49:11).

Kedua ayat di atas mengesankan kekuatan kezuhudan politik di dalam Islam. Banyak daerah terlarang yang harus dihindari jika seseorang akan terjun di dalam dunia politik.

Zuhud sesungguhnya berarti berpalingnya jiwa dari dari dunia tanpa beban. Zuhud berarti mengosongkan hati dari cinta kepada dunia dan semua keindahannya, serta mengisinya dengan cinta kepada Allah dan makrifah kepada-Nya.

Zuhud politik bisa diartikan menghilangkan beban jiwa dan pikiran berbagai target politik dan mengisinya dengan kesadaran spiritual yang lebih mendalam. Ini tidak berarti harus menjauhi dunia politik tetapi menghindarkan diri untuk terpukau kepada daya tarik politik sehingga tidak menyisahkan ruang dan energi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kepuasan politik adalah fenomena sesaat, ketika diri kita masih memiliki potensi untuk diperhitungkan orang lain, namun yang harus disa­dari bahwa perjalanan umur tetap berjalan dan semakin dekat kita kepada kematian. Kita diminta untuk mempersiapkan bekal untuk menjalani kehidupan abadi di akhirat.

Tanpa persiapan yang memadai pasti akan berakhir dengan penyesalan berat. Oleh ­karena itu, kita perlu menyusun program hidup dengan tetap memelihara keseimbangan untuk kepentingan kehidupan duniawi pada satu sisi dan untuk kepentingan kehidupan di akhirat pada ssisi lain.

Sehubungan dengan ini, sebuah hadis diriwayatkan dari Sahal ibn Sa’ad al-Saidi, bahwa datang seorang sahabat bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu pekerjaan yang apabila aku mengerjakannya maka Allah dan manusia akan mencintaiku”. Rasulullah menjawab: “Berzuhudlah engkau terhadap dunia niscaya Allah mencintaimu. Dan Berzuhudlah engkau terhadap apa-apa yang ada pada manusia niscaya mereka mencintaimu”. (H.R.Ibnu Majah). Al-Qur’an juga memperingatkan: “Hai manusia, sesungguhnya ­janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah”. (Q.S. Al-Fathir/35:5).

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar­nya kehidupan, kalau ­mereka mengetahui”. (Q.S. Al-‘Ankabut/29:64). “Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun”. (Q.S. Al-Nisa’/4:77).

Komentar:
Berita Lainnya
Dahlan Iskan
Ambeien Bukan
Jumat, 27 September 2024
Dahlan Iskan
Agama GPT
Kamis, 26 September 2024
Dahlan Iskan
Berani Mati
Rabu, 25 September 2024
Dahlan Iskan
Rumah Sehat
Selasa, 24 September 2024
Dahlan Iskan
Derita Alumni
Senin, 23 September 2024
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo