TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Bos IMF Puji Jokowi

Pengamat: Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen

Laporan: AY
Rabu, 20 Juli 2022 | 22:15 WIB
Rosdiana Sijabat Pengamat Ekonomi dari Unika Atmajaya. Foto : Istimewa
Rosdiana Sijabat Pengamat Ekonomi dari Unika Atmajaya. Foto : Istimewa

JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memuji Presiden Jokowi. Pujian itu disampaikan Georgieva saat mengunjungi Mall Sarinah bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.


Georgieva mengakui, ekonomi Indonesia cukup stabil saat ekonomi dunia dalam kondisi suram. Namun, ekonomi Indonesia justru mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen, dengan inflasi 4 persen.


Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia. Dan ini membuat Georgieva merasa bangga dengan pencapaian tersebut.


"Saya mendapat kesempatan bertemu dengan Presiden Jokowi, seorang sahabat sekaligus pemimpin besar negeri ini dan G20. Kami membahas tentang kebijakan pangan yang membuat Indonesia lebih kuat," kata Georgieva.
Pengamat ekonomi dari Unika Atmaja, Rosdiana Sijabat mengatakan, beberapa lembaga internasional cukup baik dalam memproyeksikan, bahwa ekonomi Indonesia masih akan bertumbuh di sekitar 5 persen di tahun ini. Tentunya, ini terkait dengan berbagai hal secara global yang terjadi di banyak negara. 

Yang paling penting, bagaimana Pemerintah bisa menggunakan mix, antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Supaya potensi ekonomi domestik menjadi penggerak ekonomi utama kita.

“Meski tentu berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi global, tetapi sebenarnya secara market, size aktivitas perekonomian domestik kalau kita optimalkan bisa menopang pertumbuhan ekonomi,” kata Rosdiana saat dihubungi, Rabu (20/7). 
Menurut Rosdiana, jika melihat indikator-indikator ekonomi inti, maka Pemerintah harus waspada terhadap apa yang terjadi secara geoekonomi politik internasional. 

Seperti dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina, kemudian beberapa negara mengalami inflasi cukup tinggi. Dan kolapsnya Sri Lanka yang relatif dekat secara geografis dengan Indonesia. Hingga perlu kehatian-hatian secara makroprudensial dalam pengelolaan ekonomi, terutama APBN. 
“Saya kira Pemerintah sangat perlu antisipatif di sana, supaya tidak terjadi. Tapi kalau melihat beberapa aktivitas ekonomi inti, sebenarnya memasuki kuartal dua tahun ini, kita dalam kondisi yang membahayakan, meski inflasi trennya naik,” ujarnya.

Dikatakan dosen ekonomi dan bisnis ini, ada beberapa tren aktivitas ekonomi mengalami ekspansi, dan hal ini sangat baik buat pertumbuhan ekonomi Indonesia. 
Indeks mobilitas masyarakat semakin meningkat. Di bulan Juni 2022, mobilitas masyarakat sudah berada pada level tertinggi di kuartal satu di 2022. Artinya, aktivitas dan mobilitas yang naik itu menciptakan manfaat ekonomi terhadap berbagai sektor.

“Ketika indeks mobilitas masyarakat ini naik, berarti akan mendorong peningkatan konsumsi produksi, dan ini semua hal baik bagi perekonomian,” ucapnya.
Kemudian, konsumsi masyarakat juga mulai meningkat, aktivitas bisnis, kemudian indeks purchasing manufaktur juga baik, 
“Ini semua membuat kita tidak terlalu khawatir akan kebangkrutan ekonomi yang banyak diprediksi,” ucapnya.

Dia bilang, Indonesia masih akan berada pada level target pertumbuhan ekonomi antara 4,6 persen sampai 5 persen lebih sedikit. Seperti di kuartal dua ini, masih memungkinkan untuk dicapai. 
“Salah satu yang penting adalah pemulihan konsumsi rumah tangga. Juli 2022 tingkat belanja masyarakat udah naik, mungkin hampir mencapai 30 persen kenaikannya,” ujarnya. (WHY/AY/rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo