TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Rekam Jejak Capres Bakal Disorot Kampus

Laporan: AY
Sabtu, 09 September 2023 | 10:40 WIB
Politisi PDIP Trimedya Pandjaitan. Foto : Ist
Politisi PDIP Trimedya Pandjaitan. Foto : Ist

JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kurang dari enam bulan. Nama-nama bakal Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) juga sudah mengemuka.

Lantas, siapa bakal Capres-Cawapres yang dilirik kalangan kampus? Wakil Rektor III Universitas Gajah Mada (UGM) Dr. Ari Sudjito mengungkapkan, pada dasarnya, sosok dunia kam­pus dan intelektual akan melihat rekam jejak sang calon.

"Ukuran penting dan utama adalah track record atau rekam jejak, gagasan yang dimiliki, dan pengalamannya atau social capitalnya," kata Ari Sudjito saat menjadi narasumber di forum Diskusi Sintesis di Sintesis Coffee dan Space, Jalan Kaliurang, Yogyakarta, kemarin.

Dikatakan Ari, proses demokrasi politik di Indonesia saat ini masih kental nuansa oligarki. Keputusan-keputusan politik didominasi elite. Sehingga, dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kepentingan elit.

Karenanya, yang perlu dido­rong, adalah menjadikan pesta demokrasi politik itu milik rakyatatau grass root. Sebab, selama ini, Pemilu terkesan hanya milik partai. "Sehingga rakyat merasa memiliki Pemilu. Akhirnya, sukarela berpartisipa­si, menjadi saksi tanpa dibayar. Itu tantangannya," katanya.

Goris Sahdan, Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD Yogyakarta 2014-2019 dan 2020 menambahkan, publik, khususnya dunia kampus, akan mencari calon yang paling mendekati Presiden Jokowi. Publik juga akan me­makai prinsip minus malum.

"Maksudnya, publik akan memilih yang paling sedikit keburukannya di antara semua pilihan buruk," cetusnya di kesempatan yang sama.

Selain itu, tambah Goris, pe­milih muda seperti kalangan intelektual mahasiswa akan me­milih calon yang antikorupsi, memiliki visi penegakan hukum, dan tidak memiliki persoalan di masa lalu.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan dan Abidin Fikri yang ikut hadir sebagai penanggap ber­tanya soal kaidah berkampanye di kampus. Apalagi, saat ini, tak ada lagi larangan berkampanye di institusi pendidikan.

Menjawab ini, Goris menyatakan amat terbuka dan setuju calon pemimpin nasional berkampanye dan mengucapkan gagasannya di kampus. Selama ini, STPMD APMD juga telah memberi ruang kepada para Capres. Salah satunya, Ganjar Pranowo yang pernah mengisi forum meskipun secara virtual. "Untuk calon lain kami sangat terbuka dan welcome," tegasnya.

Sedangkan Ari menambahkan, soal kampanye di kampus, men­jadi kebijakan masing-masing institusi pendidikan. "Memang sudah tak ada larangan.Pada prinsipnya setuju calon pemimpin bertarung gagasan di dunia aka­demik. Tetapi ini kembali pada kebijakan kampusnya," tuturnya.

Saat menutup acara, Koordinator Panitia Diskusi, Tri Agus Susanto mengungkapkan, pi­haknya berencana menggelar secara rutin diskusi Sintesis ini. Diketahui, setelah sempat vakum selama Pandemi Covid-19, forum Diskusi Sintesis kembali digelar.

Diskusi perdana setelah off lama ini bertajuk Mencari Sosok Capres/Cawapres dari Kacamata Kampus. Bertindak sebagai moderator Gusti Randa, artis senior yang juga pemerhati isu-isu ter­kini. Diskusi dihadiri 50-an orang peserta. Mereka tampak antusias menyimak dan menanggapi.

Selain akademisi kampus, nampak pula hadir anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Yuni Satia Rahayu dan Eko Suwanto. "Ini diskusi yang pertama setelah pandemi. Tetapi juga bukan yang tera­khir. Ke depan, Diskusi Sintesis akan rutin digelar dengan topik yang aktual," pungkas Tri Agus Susanto.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo