Harga Beras Melambung
Jumlah Orang Miskin Bisa Meningkat Nih...
JAKARTA - Kenaikan harga beras berpotensi membuat jumlah orang miskin bertambah. Sebab, beras punya andil besar mempengaruhi kenaikan angka garis kemiskinan.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mendorong, Pemerintah secepatnya mengendalikan kenaikan harga beras yang terus melambung dalam beberapa pekan terakhir. Ini penting demi menjaga inflasi.
Bhima khawatir, jika kenaikan harga beras tak bisa diatasi sampai akhir tahun, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah.
“Kalau ini terjadi, jumlah masyarakat miskin bisa meningkat, karena beras ini sangat sensitif,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.
Meski Pemerintah mengklaim stok beras nasional dalam kondisi yang aman sampai tahun depan, namun tingginya harga bisa menyebabkan inflasi meningkat di atas target Pemerintah tahun ini di 3 persen +1 persen.
Bhima menyebutkan, dari Januari hingga Agustus 2023 saja, inflasi beras secara akumulasi sudah mencapai 8 persen. Kondisi ini bisa berimbas pada inflasi umum, yang saat ini juga sudah mengalami kenaikan.
Bhima juga mengingatkan, akibat El Nino, negara-negara yang biasanya menjadi pengekspor beras seperti India, Kamboja, dan Bangladesh mulai menyetop ekspor.
Mereka mengamankan kebutuhan pangan dalam negerinya ketimbang melakukan ekspor. Bagi Indonesia, kata dia, dampak kenaikan harga beras akan terjadi dalam waktu cukup panjang, khususnya dalam bentuk inflasi pangan.
“Kalau harga beras naik terus, masyarakat yang miskin jadi makin miskin, yang baru keluar dari garis kemiskinan bisa masuk lagi dalam garis miskin,” imbuh nya.
Menurutnya, efek tingginya harga beras juga akan mempengaruhi daya beli di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pasalnya, hampir sebagian besar UMKM di Indonesia bergerak di sektor makanan yang mengandalkan beras sebagai bahan baku dagangannya.
Bisnis UMKM ini sangat rentan dengan kenaikan harga beras. Kalau mereka dipaksa menyesuaikan harga, omset akan turun, konsumen juga bisa kabur kalau harga dinaikkan.
“Artinya, masalah harga beras ini harus segera diselesaikan,” tegasnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan para pimpinan daerah untuk mengawasi angka inflasi di daerahnya.
“Pemda harus tahu komoditas apa saja yang memicu inflasi di daerahnya. Kan masing-masing berbeda, ada yang cabe, ada yang harga beras, mungkin ada juga yang telor,” kata Muhadjir kepada wartawan di Kota Sukabumi, Rabu (13/9).
Terkait kenaikan harga beras, Muhadjir memastikan bahwa stok beras nasional dalam kondisi aman.
“Insyallah aman, memang harus impor tapi impor untuk cover atau jaga-jaga. Kita jangan sampai terlalu percaya diri nanti akhirnya mengalami krisis pangan,” ujarnya.
Muhadjir mengungkapkan, Pemerintah telah melaksanakan rapat kabinet terbatas dengan Presiden Jokowi untuk membahas stok pangan di tengah fenomena El Nino.
“Karena itu sudah memungkinkan kita untuk menggelontorkan, menekan harga beras ini untuk bantuan beras,” sambungnya.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berharap, kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir tidak akan menambah jumlah penduduk miskin.
Direktur Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Bappenas Maliki mengatakan, kenaikan komoditas utama menjadi tantangan dalam menurunkan kemiskinan.
Dia mengatakan, harga beras naik 9,83 persen selama September 2022 hingga Maret 2023. Namun, tingkat kemiskinan turun dari 9,54 persen pada Maret 2022 ke 9,36 persen pada Maret 2023.
Menurutnya, tingkat kemiskinan tidak hanya dipengaruhi oleh harga komoditas. Faktor lainnya adalah pertumbuhan ekonomi yang berhubungan dengan pendapatan dan kesempatan kerja.
Dengan pertumbuhan ekonomi RI yang saat ini di atas lima persen, maka akan memberikan kesempatan kerja lebih baik.
“Jadi dari sini ada faktor positif yang mengurangi kemiskinan,” katanya dilansir CNNIndonesia. com, Jumat (25/8).
Namun, efek positif itu akan dipengaruhi juga oleh inflasi. Jika orang miskin dapat pekerjaan tetapi harga barang juga naik, maka yang tadinya akan tidak miskin bisa menjadi miskin kembali.
Selain itu, Pemerintah juga memberikan bansos untuk membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat.
“Nah, sekarang tarik menarik, mana yang paling kuat. Dengan semua tantangan itu, akhirnya kita bisa mengurangi dari 9,54 menjadi 9,36 persen,” kata Maliki.
Dia menambahkan bahwa delapan tahun lalu, kenaikan harga beras 10 persen memang bisa menaikkan angka kemiskinan 300 ribu orang. Namun untuk kondisi sekarang, dia belum mengetahui pasti seberapa besar dampak kenaikan harga beras pada kemiskinan.
“Kita memang harus melihat semua faktor tadi,” katanya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 17 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu