Dinkes Temukan 8 Kasus Cacar Monyet Di Ibu Kota
Awas Tertular, Hindari Perilaku Seks Berisiko

JAKARTA - Kasus monkeypox atau cacar monyet di Jakarta terus bertambah. Delapan orang positif dan sembilan orang suspek atau terduga bergejala. Tujuh kasus positif ditemukan hanya dalam dua pekan, yakni pada 13-22 Oktober 2023.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku sudah memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta membentuk tim khusus untuk melacak penularan cacar monyet. Pasien yang terjangkit cacar monyet bisa langsung teridentifikasi dan ditangani secara medis.
“Saya tugaskan Bu Kepala Dinas Kesehatan bikin tim tracing. Ketemu (kasus cacar monyet), salah satunya karena tracing,” ujar Heru di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (23/10/2023).
Mantan Wali Kota Jakarta Utara ini juga mengaku intens berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk penanganan kasus cacar monyet.
Heru bilang, setiap kasus yang ditemukan selalu dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan ditangani bersama-sama. “Detail peristiwanya, detail tracing-nya kami paham,” ujarnya.
Untuk mencegah penularan cacar monyet, Dinkes DKI Jakarta mengajak masyarakat melakukan langkah pencegahan penularan seperti menjaga kebersihan, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hingga bermasker saat beraktivitas. Terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit.
“Kita juga perlu menjaga kesehatan reproduksi dengan baik dan saling setia dengan pasangan,” kata Plt Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).
Ani mengaku, pihaknya terus melakukan penelusuran kontak erat kasus cacar monyet untuk memutus rantai penularan.
Menurutya, ada beberapa tanda dan gejala khas cacar monyet. Antara lain, demam, nyeri tulang dan otot, lenting isi air atau luka pada kulit, adanya benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher, atau lipat paha.
“Karenanya hindari kontak kulit langsung dengan pasien monkeypox yang memiliki luka kulit atau lenting isi air di kulitnya,” ujarnya.
Dia meminta masyarakat yang menemukan atau mengalami gejala cacar monyet, segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
Ani juga mengimbau masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien monkeypox agar kooperatif saat dihubungi tenaga kesehatan dan bersedia diperiksa di fasilitas kesehatan yang ditunjuk.
Tiga Langkah Pencegahan
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan sejak ditemukan kasus cacar monyet di Jakarta.
Pihaknya mengajak masyarakat melakukan tiga langkah mencegah wabah cacar monyet. Yakni, deteksi dini, pencegahan dan tindakan.
Deteksi dini, dilakukan pengobatan segera apabila ditemukan kasus cacar monyet. Penemuan kasus aktif tidak hanya pada kontak erat kasus tapi juga suspek bergejala yang datang ke fasilitas kesehatan segera diperiksakan Polymerase Chain Reaction (PCR) jika memenuhi kriteria suspek/terduga. Setelah PCR, dilakukan pemeriksaan lanjutan Whole Genome Sequencing (WGS).
“Tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) sekitar satu persen. Dari 100 kasus positif bisa satu meninggal karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko seperti hubungan sesama jenis, ibu hamil, ibu menyusui, anak dan lansia,” ujar Ngabila, Senin (23/10/2023).
Selanjutnya, pencegahan. Ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang mulai dilakukan untuk 500 orang kelompok berisiko di Jakarta selama seminggu ke depan. Satu orang diberikan dua dosis selang empat minggu.
“Saat ini stok vaksin monkeypox di Indonesia ada 1.000 dosis, untuk 500 orang,” ucap Ngabila.
Upaya pencegahan lainnya dengan sosialisasi dan edukasi masif cegah sakit dengan tiga cara. Yaitu pola hidup bersih dan sehat pakai masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Kemudian hindari kontak kulit dan luka. Selain itu, berhubungan seksual yang aman, sehat dan bersih.
Dia menambahkan, setiap kontak erat dipantau gejalanya setiap hari oleh puskesmas kecamatan setiap hari. Jika bergejala dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Kemudian, tindakan. Yaitu untuk antisipasi masif memutus mata rantai penularan setiap kasus positif langsung diisolasi di RS walaupun kasusnya ringan.
Kasus Positif
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, ada tujuh kasus positif cacar monyet di Jakarta. Rinciannya, 1 kasus dari Jatinegara, Mampang 1 kasus, Kebayoran Lama 1 kasus, Setiabudi 2 kasus, Grogol Petamburan 1 kasus, dan Kembangan 1 kasus.
Seluruh pasien terkonfirmasi itu adalah laki-laki usia produktif. Seluruhnya berusia produktif, 25-39 tahun. Dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual.
“Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau ketat dan terus menerus. Saat ini, kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” kata Maxi.
Maxi menyebut, pasien cacar monyet memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam dan sulit menelan.
Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.
Menyusul penambahan kasus ini, Maxi mengatakan, Kemenkes bergegas melakukan upaya penanggulangan. Setidaknya ada 3 upaya yang dilakukan. Yakni upaya surveilans, terapeutik dan vaksinasi.
Kriteria penerima vaksin laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV. Vaksinasi dilaksanakan mulai 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang.
Vaksinasi digelar di Fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinkes DKI Jakarta, yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
“Stok vaksin Monkeypox kita aman. Saat ini, sebanyak 991 vial vaksin Monkeypox sudah didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi Monkeypox yang akan mulai diberikan Oktober ini,” ucapnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mendesak Pemprov DKI Jakarta gerak cepat menangani pasien positif dan pelacakan kasus cacar monyet.
“Kita tidak ingin virus ini kembali mewabah seperti pandemi Covid-19,” kata Kent-sapaan akrab Hardiyanto Kenneth, Senin (23/10/2023).
Kent menyebut, kewaspadaan perlu ditingkatkan untuk memutus penularan cacar monyet. Sebab, cacar monyet bisa menyebar secara masif dan cepat. Apalagi jika pasien terkonfirmasi positif tidak cepat terdeteksi dan ditangani.
“Walau cacar monyet tidak bertransmisi melalui udara dalam waktu singkat, penyakit ini bisa menyebar dari kontak langsung dengan penderita,” tandasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu