Pemerintah Genjot Penjualan Mobil Listrik
JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menggenjot penjualan mobil listrik. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku punya tiga jurus andalan, untuk merealisasikan hal tersebut.
PERTAMA, memberikan tambahan insentif pajak pertambahan nilai (PPN). Untuk diketahui, insentif mobil listrik telah diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023.
“Kita kan sudah mendorong dengan pengurangan PPN. Saya kira ini akan mendorong penjualan,” kata Jokowi saat membuka pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, di Jiexpo, Kemayoran, Kamis (15/2/2024).
Kedua, mendorong agar mobil listrik memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tiggi. Dengan begitu, mobil listrik buatan Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.
“Kalau semua local content sudah, baterainya sudah saya kira akan kita lihat nanti kita bisa bersaing dengan negara-negara lain,” tutur Kepala Negara.
Ketiga, mendorong agar produsen mobil listrik melakukan produksinya di Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki sumber daya baterai mobil listrik yaitu nikel.
Jokowi mengaku ketiga jurus andalan yang dikeluarkannya ini karena melihat masa depan cerah mobil listrik di Indonesia sudah mulai terlihat.
“Pokoknya semua kita dorong. Semua merek kendaraan listrik berproduksi di Indonesia. Karena kita mempunyai kekuatan baterai kendaraan listrik yaitu nikel,” ungkap mantan Wali Kota Solo ini.
Sementara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, Pemerintah telah menyiapkan insentif bagi para investor agar mau membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.
Menurutnya, saat ini Indonesia baru memiliki empat pabrik mobil listrik yakni milik Wuling, DFSK, Hyundai dan Chery. Namun kapasitas produksi dari keempat pabrik tersebut masih rendah.
“Saya kira itu masih cukup rendah kapasitas produksinya dalam setahun di bawah 100 ribu,” tutur Agus.
Dia menambahkan, pembangunan pabrik mobil listrik di dalam negeri dibutuhkan guna mencapai target serapan pasar kendaraan dan agar Indonesia bisa bersaing di pasar internasional.
“Kita sudah siapkan insentif, semua bisa kita siapkan untuk kompetitif dengan Thailand,” ungkapnya.
Selain memberikan insentif bagi pelaku industri mobil listrik, Agus memastikan akan melanjutkan program insentif pajak dengan tetap memperhatikan TKDN.
“Insentif tetap kita jalankan. Namun, TKDN nggak bisa kita lepas. Cuma perbedaannya, nanti yang kita nilai fokusnya ada di heavy battery, berapa besar dia punya lokal konten,” jelasnya.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, aturan insentif mobil listrik terbaru bakal segera terbit pada bulan ini.
“Insya Allah selesai, karena Pemilu kan udah selesai, jadi kita urus,” kata Airlangga.
Dirinya mengakui penjualan kendaraan secara keseluruhan pada tahun lalu mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Pemerintah pun berupaya agar penjualannya bakal kembali naik.
“Otomotif tahun lalu kan agak turun dikit di bawah 1 juta unit, tapi kita berharap kembali ke 1 juta unit dan ekspor tahun kemarin di atas 500 ribu tumbuh. Jadi kita dua arahnya, ekspor dan domestik,” ungkapnya.
Adapun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan target penjualan mobil listrik sebesar 400 ribu unit pada tahun 2025, dan harus tembus 600 ribu unit di tahun 2030.
Nasional | 6 jam yang lalu
Pos Tangerang | 17 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 5 jam yang lalu