Kasus Bunuh Diri Meningkat
Muhammad Iqbal: Tekanan Hidup Semakin Tinggi
JAKARTA - Tren angka bunuh diri di Indonesia semakin hari semakin meningkat.
Data dari Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP), terdapat 670 jumlah kasus bunuh diri yang resmi dilaporkan.
Data tersebut diperoleh berdasarkan perbandingan data kepolisian dan Sample Registry System (SRS) di Kementerian Kesehatan.
Merujuk data SRS pada 2018, yang sudah disesuaikan dengan estimasi kelengkapan survei 55 persen, angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia sebesar 1,12 per 100.000 penduduk.
Kalau melihat data Bank Dunia, jumlah penduduk Indonesia pada 2018 ada 267,1 juta jiwa. Ini berarti, ada 2.992 kematian akibat bunuh diri pada tahun tersebut.
Data terbaru, satu keluarga berinisial EA (51), AIL (52), JWA (13) dan JL (18), diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
"Keempat korban diduga melompat dari rooftop apartemen tersebut," kata Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya, Minggu (10/3/2024).
Menurut penjelasannya, keempat jasad korban ditemukan petugas keamanan yang berjaga di lobi apartemen.
Kenapa semakin banyak warga yang memilih jalan bunuh diri. Apa faktor penyebabnya? Owner Rumah Konseling Assoc Prof Universitas Paramadina, Muhammad Iqbal mengatakan, salah satu penyebabnya adalah masalah kesehatan mental dan tekanan hidup semakin tinggi.
"Penyebab orang melakukan bunuh diri ada banyak faktor, baik masalah kesehatan fisik, mental, tekanan hidup, lingkungan, keyakinan dan pengaruh media," katanya.
Lalu, apa solusi yang harus dilakukan? anggota Komisi IX DPR Nurhadi menyarankan agar Pemerintah masif melakukan konseling kesehatan mental.
"Saya kira Pemerintah perlu menggandeng tokoh agama maupun psikolog," anjurnya.
Untuk lebih jelasnya berikut wawancara dengan Muhammad Iqbal terkait hal ini.
Kasus bunuh diri di Indonesia semakin hari angkanya naik. Terbaru, satu keluarga di Jakarta Utara, bunuh diri. Bagaimana tanggapan Anda?
Angka kasus bunuh diri semakin hari semakin tinggi. Kasus bunuh diri sekeluarga di sebuah apartemen di Jakarta, sungguh memprihatinkan.
Memangnya berapa persen angka bunuh diri di Indonesia?
Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka itu sudah melampaui kasus bunuh diri sepanjang 2022, yang jumlahnya 900 kasus dan angka ini terus meningkat hingga tahun 2024.
Fenomena bunuh diri ini, ibarat gunung es, bahwa masalah kesehatan mental dan tekanan hidup semakin tinggi.
Bisa dijelaskan faktornya apa saja?
Penyebab orang melakukan bunuh diri, ada banyak faktor, baik masalah kesehatan fisik, mental, tekanan hidup, lingkungan, keyakinan dan pengaruh media.
Faktor itu yang membawa individu pada sebuah masalah sosial seperti konflik, kesalahpahaman dengan keluarga, dengan lingkungan akademik, teman kerja, kekasih, atau masalah keuangan. Aspek-aspek sosial tersebut, jika tidak teratasi akan menimbulkan gangguan psikis.
Apa yang perlu dilakukan untuk menekan angka bunuh diri di masyarakat?
Perlu edukasi di berbagai tempat, baik di lingkungan sekolah, tempat kerja dan media sosial.
Peran Pemerintah, bagaimana?
Pemerintah perlu membuka akses layanan kesehatan mental bagi masyarakat secara online maupun offline. Akses layanan konseling, selama ini masih bersifat eksklusif dan terbatas.
Saat ini akses akan layanan konseling dan kesehatan mental sangat terbatas, sehingga masyarakat tidak punya akses untuk mendapatkan bantuan dan pertolongan pertama Psychological First Aid dalam penanganan masalah gangguan mental, padahal ini upaya yang sangat dasar dalam pencegahan bunuh diri.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 4 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu