Israel Dan Sekutu Cegat Lebih Dari 300 Rudal-Drone Iran, Bagaimana Ceritanya?
ISRAEL - Israel dan Amerika Serikat (AS) mengklaim, hampir semua rudal balistik dan drone yang diluncurkan Iran ke Israel dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Minggu (14/4/2024), berhasil dicegat alias gagal mencapai sasaran.
Pertahanan rudal dua mitra sekutu itu, disebut tangguh dan berlapis-lapis. Lebih dari 300 amunisi Iran, yang sebagian besar diyakini telah diluncurkan dari dalam wilayah Iran selama serangan lima jam, dicegat sebelum sampai ke Israel. Kira-kira, dalam jarak 1.100 mil (1.770 kilometer) dari titik peluncuran amunisi tersebut.
Militer Israel mengatakan, 99 persen proyektil yang ditembakkan Iran, berhasil dicegat oleh negaranya beserta mitra sekutu. Hanya sejumlah kecil rudal balistik yang mencapai wilayah Israel.
“Total, ada sekitar 170 drone, lebih dari 30 rudal jelajah dan lebih dari 120 rudal balistik diluncurkan pada Sabtu (13/4/2024) malam,” beber militer Israel seperti dikutip CNN International, Minggu (14/4/2024).
Sebagaimana diungkap pejabat senior pemerintah AS, dalam percakapan telepon pada Minggu (14/4/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Israel sejatinya menang karena tidak ada nilai yang terpukul.
Pejabat itu juga mengatakan, lebih dari 70 drone dan tiga rudal balistik dicegat kapal Angkatan Laut AS dan pesawat militer.
Angkatan Laut AS disebut menembak jatuh sedikitnya tiga rudal balistik, dengan menggunakan sistem pertahanan rudal Aegis di atas dua kapal perusak rudal berpemandu di Mediterania Timur.
Pesawat tempur AS juga disebut menembak jatuh persenjataan Iran, tanpa menjelaskan dari wilayah mana jet AS itu beroperasi. Kapal induk Angkatan Laut AS dan pesawat berbasis darat dikatakan berada dalam jangkauan wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, Biden mengatakan, AS telah melakukan persiapan dengan baik untuk membantu mempertahankan wilayah Israel dari serangan Iran.
"Untuk mendukung pertahanan Israel, militer AS memindahkan pesawat terbang dan kapal perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut dalam seminggu terakhir," kata Biden, dalam sebuah pernyataan.
"Berkat penyebaran armada dan keterampilan luar biasa tentara AS, kami berhasil membantu Israel menjatuhkan hampir semua drone dan rudal yang masuk," imbuh presiden berusia 81 tahun itu.
Sekutu lainnya, Inggris menegaskan kesiapannya untuk mengerahkan pesawat Royal Air Force di wilayah tersebut.
"Jet-jet Inggris ini akan mencegat setiap serangan udara, dalam jangkauan misi, sesuai kebutuhan,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.
Juru Bicara Pertahanan Israel juga mengungkap keterlibatan Prancis dalam memblokir serangan Iran.
Kami bekerja sama dengan AS, Inggris, dan Prancis. Kemitraan kami selalu dekat. Dan malam ini, kami memanifestasikannya dengan cara yang tidak biasa," tutur sang juru bicara.
Israel mengoperasikan berbagai sistem untuk memblokir serangan dari segala jenis ancaman senjata. Mulai dari rudal balistik dengan lintasan yang membawanya di atas atmosfer, hingga rudal jelajah dan roket terbang rendah.
Sistem Kubah Besi Israel acap menjadi sorotan dunia, sejak negara itu memulai serangan militernya di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas 7 Oktober 2023.
Organisasi Pertahanan Rudal Israel (IMDO) menjelaskan, Kubah Besi adalah lapisan bawah pertahanan rudal Israel. Setidaknya ada 10 baterai Iron Dome di Israel, yang masing-masing dilengkapi dengan radar yang mendeteksi roket. Pertahanan ini menggunakan sistem komando-dan-kontrol yang bisa cepat mengkalkulasi, apakah proyektil yang masuk menimbulkan ancaman atau tidak. Apakah bisa menghantam daerah tidak berpenghuni, atau tidak.
Jika roket itu berpotensi menimbulkan ancaman, Iron Dome segera menembakkan rudal dari tanah untuk menghancurkannya di udara.
Tangga berikutnya di tangga pertahanan rudal adalah David's Sling, yang mampu melindungi wilayah Israel dari serangan jarak pendek dan menengah.
Mengacu proyek Ancaman Rudal di Pusat Studi Internasional dan Strategis (CSIS), David's Sling merupakan proyek gabungan Rafael Advanced Defense System Israel dan raksasa pertahanan AS Raytheon, yang menggunakan pencegat hit-to-kill kinetik Stunner dan SkyCeptor untuk mengambil target sejauh 186 mil.
Di atas David's Sling adalah sistem Arrow 2 dan Arrow 3 Israel, yang dikembangkan bersama AS.
Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk dalam fase terminal, saat amunisi tersebut menuju target mereka di atmosfer bagian atas.
Arrow 2 memiliki jangkauan 56 mil dan ketinggian maksimum 32 mil. Missile Defense Advocacy Alliance mengatakan, Arrow 2 merupakan peningkatan dari pertahanan rudal Patriot AS yang pernah digunakan Israel.
Sementara Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik yang masuk di luar angkasa, sebelum mereka memasuki kembali atmosfer dalam perjalanan menuju target.
Israel juga dikabarkan memiliki pesawat tempur canggih, termasuk jet siluman F-35I yang telah digunakan untuk menembak jatuh drone dan rudal jelajah sebelumnya.
"Rudal balistik yang mencapai Israel jatuh di Pangkalan Udara Netavim di Israel selatan. Dampaknya hanya berupa kerusakan struktural ringan," ujar Juru Bicara Militer Israel.
Pangkalan yang dimaksud, tetap dapat berfungsi dan melanjutkan operasinya setelah serangan.
Foto yang dirilis oleh Angkatan Udara Israel pada Minggu (14/4/2024) pagi menunjukkan, jet tempur F-35 dan F-15 kembali ke pangkalan mereka di Israel, setelah upaya pencegatan dan misi pertahanan udara mereka sukses.
Beberapa senjata yang diluncurkan ke Israel, disebut ditembakkan dari Irak dan Yaman.
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu