Ekonomi Dunia Terpuruk
JAKARTA - Konflik Iran-Israel yang kian memanas bikin ekonomi global terpuruk. Di tanah air, nilai tukar rupiah terpukul hingga menyentuh angka Rp 16 ribuan per dolar AS. Menghadapi situasi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara. Dia memastikan Pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi dan waspada.
Akhir tahun lalu, sejumlah lembaga internasional memprediksi tahun 2024 akan menjadi tahun yang suram. IMF, Bank Dunia, dan OECD menyebut pertumbuhan ekonomi global pada 2024 akan turun dibanding tahun sebelumnya. Penyebabnya antara lain, melemahnya mesin ekonomi China, melandainya harga komoditas, krisis pangan dan memanasnya suhu politik global.
Benar saja, awal Februari dua negara anggota G20 yaitu Jepang dan Inggris jatuh ke jurang resesi. Dua negara itu melaporkan pelemahan ekonomi dua kuartal berturut-turut. Sebelumnya, Finlandia dan Irlandia sudah lebih dulu terpuruk.
Tak hanya Inggris dan Jepang, pelemahan ekonomi global membuat banyak negara lain terancam resesi.
Memanasnya konflik Iran-Israel pertengahan April ini membuat situasi global yang mengalami perlambatan kian terpuruk. IMF khawatir, konflik Iran-Israel dan belum kelarnya perang Rusia-Ukraina akan mengerek inflasi global. Pertumbuhan global juga ikut terganggu.
“Ini mungkin merupakan kemunduran sementara, namun ada alasan untuk tetap waspada,” kata Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/4) atau sehari setelah Iran menyerang Israel.
Gourinchas mewanti-wanti, konflik tersebut bisa berdampak ke Indonesia.
Benar saja, memanasnya konflik Iran-Israel berimbas ke Tanah Nilai tukar rupiah menurun ke Rp 16.250 per dolar AS. Padahal biasanya mata uang Garuda nangkring di kisaran Rp 15 ribu an per dolar AS. Selain itu muncul juga ancaman kenaikan harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel.
Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya buka suara merespons situasi terkini termasuk soal nilai tukar rupiah yang terpukul. Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, situasi global yang berkembang saat ini pasti akan berdampak pada Indonesia. Soal pelemahan rupiah misalnya, dari sisi ekspor akan berdampak positif bagi penerimaan negara. Namun, di sisi impor, konversi harga dolar terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi.
“Pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini. Saya yakin Indonesia akan tetap re silien dalam situasi ini,” kata Sri Mul, dikutip dari akun Instagram-nya, @smindrawati, Sabtu (20/4/2024). Sri Mul menyampaikan tanggapan di sela-sela Spring Meetings IMF-World Bank 2024, di AS.
Sri Mul memastikan, stabilitas eko-nomi akan terus dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada.
Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” tuturnya.
Sri Mulyani juga menyatakan tetap optimistis Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen tahun ini, berkaca pada daya tahan ekonomi saat menghadapi pandemi lalu.
“Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perda-gangan yang surplus,” paparnya.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan hal serupa. Kata dia, pelemahan nilai tukar ru piah tak perlu dikhawatirkan berlebi han. Pemerintah optimis bisa meng atasi nya. Airlangga lalu membeberkan data ekonomi yang menunjukkan ekonomi Indonesia masih sehat. Ia misalnya, mengungkapkan cadangan devisa pemerintah yang ada di Bank Indonesia sebesar 136 miliar dolar AS. Kata dia, cadev tersebut bisa digunakan untuk menstabilkan rupiah.
Selain itu, Airlangga membeberkan data kepercayaan konsumen yang baik, aktivitas manufaktur yang terjaga, dan inflasiyang terkendali. Ia juga me nyampaikan kondisi ekonomi Indonesia yang sehat tercermin dari peringkat Indo nesia oleh lembaga pemeringkat.
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Amin AK meminta pemerintah memitigasi ketersediaan pasokan minyak domestik. Menurut dia, konflik Iran-Israel akan mempengaruhi pasokan minyak global.
“Pemerintah harus memastikan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan dalam negeri terjaga dengan baik,” kata Amin dalam keterangan resminya, Sabtu (20/4/2024).
Ekonom dari Indef Eisha Maghfiruh menyampaikan hal senada. Kata dia, pelemahan rupiah akan berdampak pada kenaikan harga pangan impor. Persoalannya, kata dia, masih banyak bahan pangan dari impor seperti beras, tempe, dan kacang kedelai. Ia khawatir, pelamahan rupiah yang berlanjut akan berpengaruh pada rumah tangga dan pelaku UMKM.
“Beras, tempe, kedelai juga impor. Nah ini untuk ibu-ibu kalau harga-harga di pasar naik, pasti teriak,” ujar Eisha dalam Diskusi Publik Ekonom Perempuan INDEF virtual, Sabtu (20/4).
Untuk menjaga daya beli tidak turun, pemerintah perlu mengendalikan harga-harga maupun menjaga inflasi. Upaya ini memerlukan kerja sama antara pemerintah dan BI.
Ekonom Universitas Indonesia Bambang Brodjonegoro memperkirakan, konflik Iran dan Israel akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun di kisaran 4,8 persen hingga 4,6 persen. Perkiraan ini turun dari target pertumbuhan ekonomi Pemerintah sebesar 5,2 persen.
Ia menyebut, konflik Iran dan Israel yang memanas akan menyebabkan gangguan eksternal, dan mengerek inflasi. Hal ini tentunya akan mengganggu konsumsi masyarakat dan akhirnya bisa mengganggu prospek pertumbuhan ekonomi.
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu