Pasar Tradisional Di Jakarta Sepi Pembeli
JAKARTA - Banyak pasar tradisional di Jakarta kumuh dan tidak terurus dengan baik. Akibatnya, warga malas datang sehingga pedagang sepi pembeli.
Karena itu, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Suhud Alynudin menyatakan mendukung revitalisasi pasar tradisional menjadi program prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025.
“Banyak pasar yang kondisinya memprihatinkan, rusak, hingga akhirnya ditinggalkan pembeli dan pedagang,” kata Suhud di Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Suhud mencontohkan Pasar Sindang, Koja, Jakarta Utara (Jakut). Dari hari ke hari, pasar sepi pembeli lantaran banyak kios yang tutup dan terkesan tidak terurus.
“Hampir di semua lantai sedikit pedagangnya. Tempatnya acak-acakan, bahkan gelap, orang tidur sembarangan. Pasar Sindang perlu direvitalisasi,” katanya dalam rapat kerja di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Suhud bilang, ada sejumlah pasar lain di Jakarta yang bernasib serupa. Dia mendorong Pasar Jaya membuat terobosan, seperti melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.
“Daripada kondisi pasar (kumuh) didiamkan, lebih baik dikerja samakan untuk mendorong orang mau datang ke pasar tradisional,” ujar Suhud.
Hal senada disampaikan Anggota Komisi B August Hamonangan. August menilai, para pedagang pasar tradisional kalah bersaing oleh pasar komersial modern yang lebih nyaman.
Karena itu, lanjut dia, revitalisasi pasar dilengkapi terobosan program untuk menarik minat masyarakat mengunjungi pasar tradisional, mendesak dilakukan.Jangan seperti kios pasar yang terdampak kebakaran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel), yang hingga kini terabaikan.
“Pasar Minggu bisa bangkrut kalau ruko atau kios yang sudah terbakar nggak dibangun-bangun gitu,” ungkap August.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Hilmawan mengungkapkan, pihaknya akan merevitalisasi 36 pasar pada 2024. Saat ini, sudah sembilan pasar yang mulai dibenahi. Yakni, Pasar Palmerah, Pasar Sunan Giri, Pasar Kramat Jati, Pasar Pluit, Pasar Mampang, Pasar Santa, Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Enjo dan Pasar Nangka Bogor.
“Pasar sudah kita cat semua, sudah berubah semua dan toiletnya juga kita benahi. Pada 2025 program pengecatan juga kita lanjutkan terus. Termasuk revitalisasi dan pembangunan pasar-pasar yang sudah tua,” jelas Agus.
Dia mengungkapkan, pada 2023 ada 26 pasar yang sudah dibenahi. Pada 2024 ini pihaknya juga sudah meresmikan dua pasar, yakni Pasar Jatirawasari, Jakarta Pusat (Jakpus) dan Pasar Cilincing, Jakut. Tahun ini, Perumda Pasar Jaya akan melakukan peresmian lanjutan di Pasar Kalideres, Pasar Sumur Batu dan Pasar Heksagon.
Agus menambahkan, upaya mempercantik pasar tradisional untuk meningkatkan pelayanan serta sarana dan prasarana. Sehingga menciptakan lingkungan yang ideal untuk berbagai aktivitas perdagangan dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi dan sosial.
Dia berharap, revitalisasi pasar dapat memperkuat daya saing Jakarta sebagai kota global serta menjadi jendela bagi wisatawan lokal maupun internasional.
“Modernisasi dan peremajaan pasar untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung maupun pedagang,” tandasnya.
TangselCity | 8 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu