Tak Perlu Bentuk Klub Presiden, Prabowo: Ngopi Saja
JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengomentari wacana pembentukan klub presiden yang sempat ramai dibicarakan. Ketum Partai Gerindra itu membenarkan, dalam kepemimpinannya nanti akan mendengarkan masukan dari presiden-presiden terdahulu. Namun, tidak perlu sampai membentuk klub presiden. "Cukup minum kopi saja," kata Prabowo.
Wacana klub presiden memang sempat ramai dibicarakan. Klub presiden adalah istilah kelompok perkumpulan presiden yang diisi para mantan Presiden RI. Mulai dari Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Joko Widodo atau Jokowi.
Soal wacana tersebut, Prabowo mengaku tak pernah membicarakannya. Menurut dia, mungkin ada orang yang mendengar pemikiran dirinya dan menganalisa bahwa itu sebuah klub. Padahal, kata Prabowo, tak perlu sampai bikin klub.
"Di sini kan presidennya tinggal beberapa orang. SBY, Bu mega, Jokowi, sekarang 20 Oktober, Insya Allah saya. Hanya empat orang, empat nggak usah bikin club, minum kopi saja bisa," kata Prabowo, dalam wawancara bersama TV One dikutip Jumat, (24/5/2025).
Karena itu, Prabowo menilai ihwal presidential club tidak perlu dibesar-besarkan. Ia pun mengaku belakangan tak banyak komentar karena inti dari perkumpulan mantan presiden itu hanya untuk berkomunikasi.
Menteri Pertahanan ini menambahkan, ingin menerapkan ajaran dari nenek moyang orang Jawa yang memiliki istilah 'Mikul Duwur Mendem Jero'.
“Yang baik kita angkat, yang kurang baik kita tanam. Sehingga ke depan sebagai pemimpin, mantan presiden pun masih pimpinan, punya jasa, punya pandangan, punya pengalaman kan bagus kalau komunikasinya baik," jelas Prabowo.
Diketahui, wacana pembentukan klub presiden pertama kali disampaikan Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak. Dia menyebut, istilah itu adalah pandangan pribadinya.
Dengan adanya klub ini, Dahnil mengatakan, para mantan presiden dinilai bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
Dengan menirukan ucapan Prabowo, Dahnil berharap para pemimpin Indonesia bisa kompak, rukun, guyub, memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat.
Namun, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini meminta pernyataannya soal presiden klub jangan dianggap mengusulkan pembentukan sebuah institusi.
“Kan memang nggak ada usulan institusi presidensial club. Sejak awal, saya sampaikan esensinya silaturahim, istilah Pak Prabowo ngopi-ngopi,” ujar Dahnil, kepada Redaksi, Jumat (24/5/2024).
Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro mengapresiasi niat mulia Prabowo untuk menyambung kembali tali silaturahmi antar mantan Presiden Indonesia. Mengingat selama ini, hubungan antara presiden di Indonesia tak pernah harmonis. Ada saja yang sulit disatukan.
Seperti SBY dengan Megawati yang sudah cukup lama mengalami perang dingin. Sekarang, giliran Jokowi dengan Megawati yang hubungannya renggang.
Karena itu, ide Prabowo agar para mantan presiden bisa duduk bareng dalam pertemuan informal sambil ngopi-ngopi, itu sangat baik. Tujuan utamanya untuk merekatkan kembali hubungan mereka yang selama ini renggang.
“Prabowo ingin relasi dengan para presiden berlangsung informal, sehingga lebih intim dan efektif bagi pemerintahannya,” ulas Agung, semalam.
Selanjutnya, Agung menilai, Prabowo tidak mau di kemudian hari muncul percikan permusuhan di antara mereka, karena bisa merugikan Pemerintahannya.
“Prabowo juga ingin menempatkan para presiden ini dalam porsinya sebagai penasehat dan tak lebih dari itu. Agar tak mengemuka anomali sistem presidensial di masa mendatang,” pungkasnya.
Pos Tangerang | 10 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu