TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jokowi Istimewakan Prabowo Di Sidang Kabinet

Laporan: AY
Selasa, 25 Juni 2024 | 08:10 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Presiden Jokowi menggelar sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/6/2024). Ada yang menarik dalam sidang kabinet kali ini. Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih, Prabowo Subianto mendapat perlakuan istimewa dari Jokowi. Prabowo duduk di depan, di samping kanan Jokowi. Padahal, biasanya, dalam sidang kabinet paripurna seperti ini, selain Wapres, hanya para Menko yang duduk di depan mendampingi Presiden.

Sidang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Jokowi memasuki ruangan sidang pukul 13.37 WIB. Jokowi mengenakan kemeja batik warna cokelat. Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) sudah lebih dulu berada di ruang sidang.

Sebelum sidang dimulai, Jokowi bercengkerama dengan Prabowo. Keduanya juga duduk bersebelahan. Jokowi menempatkan Prabowo di sisi kanannya. Sedangkan Ma’ruf di sisi sebelah kiri, bersama Menko Polhukam Hadi Tjahtjanto, dan Menko PMK Muhadjir Effendy. Sementara di sisi sebelah kanan, selain Prabowo ada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam pembukaan sidang, Jokowi meminta jajarannya memperhatikan stabilitas politik Tanah Air demi memperlancar transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Secara khusus yang harus menjadi perhatian yaitu stabilitas politik, ini penting agar jangan sampai ada turbulensi politik agar transisi dari pemerintah sekarang ke pemerintahan berikut ini mulus dan baik,” ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, transisi kekuasaan Indonesia menjadi perhatian dunia. Kalau ada kesalahan dalam bersikap, bisa menimbulkan sentimen negatif dari pasar global terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan, para menteri harus bisa menghadapi isu krusial seputar ekonomi yang terjadi dengan memberi pernyataan positif. Tujuannya agar pasar global penuh keyakinan untuk berinvestasi di Indonesia.

“Sampaikan isu yang positif, hal-hal yang positif, sehingga pasar menjadi yakin,” sebutnya.

Dalam sidang ini, Jokowi juga mengaku bersyukur, daya saing Indonesia naik signifikan pada tahun 2024. Hal itu patut disyukuri, karena kondisi ekonomi global saat ini semakin sulit dan tidak menentu eskalasi geopolitiknya.

Terutama di Timur Tengah, meningkat, kalau kita lihat inflasi dunia juga meninggi. Diferensiasi nilai tukar terus menekan ekonomi semua negara,” ujar Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu senang karena kondisi tersebut tidak membuat daya saing Indonesia merosot. Justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan World Competitiveness Ranking, posisi Indonesia lebih unggul dibanding negara maju seperti Inggris dan Jepang. Posisi ini patut dibanggakan, karena rangking daya saing Indonesia di dunia dari yang sebelumnya 44 melompat ke-34. Kemudian sekarang melompat lagi ke angka 27.

“Saya senang, ini mengalahkan Inggris yang berada di ranking 28, Malaysia di ranking 34, Jepang di ranking 38, Filipina di ranking 52, dan Turki di 53,” sebut Presiden.

Jokowi pun meminta jajarannya menjaga rangking tersebut, karena tidak mudah memperbaikinya jika mengalami penurunan.

Lebih lanjut, dia memaparkan, ada tiga biang kerok utama penurunan daya saing sebuah negara. Pertama, penurunan mata uang yang signifikan. Selanjutnya, faktor penurunan produktivitas dan terakhir stabilitas politik.

“Artinya apa, stabilitas politik itu penting, artinya stabilitas mata uang itu penting, artinya peningkatan produktivitas penting,” tegasnya.

Oleh karena itu, Jokowi mewanti-wanti agar semua jajaran menterinya bisa memperhatikan tiga hal tersebut dan mencermati kondisi-kondisi global dan ekonomi nasional. “Saya ingatkan ke semua kementerian, lembaga agar cermati kondisi global dan ekonomi nasional kita,” pesan Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menyinggung empat sektor lain yang perlu diperhatikan karena infrastrukturnya masih lemah. Yakni, kesehatan dan lingkungan, pendidikan, sains, dan teknologi.

Disebutkan Jokowi, infrastruktur kesehatan dan lingkungan Indonesia masih berada di level 61, lalu sektor pendidikan di level 56, sains di level 45, dan teknologi di level 32. “Ini penting karena menjadi kelemahan kita yang harus kita perbaiki,” pungkasnya

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo