TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Ribuan Anak Alami Penyakit Jantung Bawaan

Dokter Asing Untuk Bantu Selamatkan Nyawa Indonesia

Oleh: Kiki Iswara/NAN
Rabu, 10 Juli 2024 | 08:32 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto : Ist
Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto : Ist

JAKARTA - Banyak yang tidak tahu, bahwa penyakit jantung bawaan di Indonesia adalah masalah yang sangat serius. Setiap tahun 4,8 juta bayi lahir. Dan 0,025 persen atau sekitar 12 ribu diantaranya terdiagnosis penyakit jantung bawaan. Hanya 6 ribu orang yang bisa ditangani dokter kita. Seba­gian besar, meninggal dunia.

Mengapa tak bisa diobati semuan­ya? Dokter spesialis yang ahli me­nangani penyakit ini, jumlahnya sangat sedikit. Di Indonesia hanya terdapat sekitar 200-an dokter bedah jantung, atau dokter bedah torax cardiac vaskular. Sangat jauh dari kebutuhan. Sehingga, bantuan dokter spesialis dari negara lain untuk men­gobati anak-anak dan para penderita penyakit jantung di Indonesia, seha­rusnya disambut dengan baik.

Selama ini, banyak sekali kasus-kasus jantung anak di daerah, ruju­kannya ke Jakarta. Sebagian besar dokter ahli bedah jantung memang praktek di Jakarta. Rumah sakit di Jakarta pun memiliki antrean pan­jang untuk jadwal operasi.

Dari website Kemenkes, kita mendapat kisah salah satu pasien di Medan. Namanya Andi (14 tahun), terdeteksi penyakit jantung sejak usia 6 tahun. Di usia 10 tahun, mengalami sesak nafas yang hebat dan dokter merujuknya ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta. Namun, keluarganya tidak mampu. Biaya operasi mungkin bisa gratis melalui BPJS Kesehatan. Tetapi, tidak semua orang punya uang untuk handel biaya selama berada di Jakarta.

Bulan April yang lalu, Andi kem­bali mengalami sesak nafas yang berat, dan dirawat lagi di RS Adam Malik, Medan. Dokter lagi-lagi menyarankan perawatan dan operasi di Jakarta. Keluarganya bingung.

Beruntung, Mei lalu ada King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSRelief), tim dokter dari Arab Saudi datang membantu di sana. Andi pun daftar menjadi pasien yang dioperasi oleh tim itu, dan berhasil dengan baik. Dia sangat senang. Orang tuanya bahagia, Andi bisa diselamatkan.

Pasien lain, bernama Binsar mend­erita jantung bocor sejak kelas 5 SD. Sampai usia 16 tahun, dia bolak balik rawat jalan di beberapa rumah sakit di Medan. Sering kali mudah lelah, dan mengeluarkan darah dari mulut dan hidung. Diagnosis dari RS Adam Malik harus dioperasi, dan dirujuk ke Jakarta. Tapi, lagi-lagi problem-nya karena keterbatasan biaya. Pada 25 Juni, Binsar dioperasi oleh dokter-dokter KSRelief. Dan berhasil. Saat ini sedang pemulihan. “Terimakasih untuk tim dokter dari Arab Saudi dan dokter di RS Adam Malik yang menolong anak saya,” kata Rominu Marpaung, orang tua Binsar, senang. Orang tua, di mana­pun pasti bahagia saat anaknya yang sakit bisa dirawat dan diobati. Oleh siapapun dokternya, dan dari bangsa apapun dokternya berasal.

Operasi jantung yang dilakukan RS Adam Malik dan KSRelief berhasil menangani 25 pasien. Dilakukan dalam dua batch. Pertama pada 20-27 Mei 2024 untuk pasien dewasa. Dan sesi kedua 25 Juni sampai 2 Juli 2024 untuk pasien anak-anak. Operasi jantung ter­golong jenis operasi yang sangat sulit, rumit. Dibutuhkan keahlian khusus dan detail serta melibatkan banyak dokter spesialis bidang lainnya.

Kedatangan KSRelief adalah buah dari hubungan baik antara Pemerintah Indo­nesia dan Kerajaan Arab Saudi. Bahkan Presiden Jokowi dan Raja Salman bin Abduaziz al-Saud adalah sahabat baik. Sebagai bestie-nya Jokowi, Raja Salman dengan senang hati membantu, saat mengetahui ada persoalan kesehatan yang serius di Indonesia. Tim KSRelief yang dikirimnya berisi dokter-dokter jantung terbaik dan berpengalaman.

Ini adalah bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa anak-anak Indonesia. Sekaligus menjadi sarana belajar untuk dokter-dokter kita. Ada transfer ilmu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam perbicangan singkat dengan Redaksi, Senin (8/7/2024) malam, di kediamannya.

Menkes menceritakan, dia datang ke RS Adam Malik Medan dan bertemu tim dokter dari KSRelief. Juga ber­bicara dengan dokter dan tim medik Indonesia yang kerja bareng dalam operasi itu, pada akhir Juni lalu.

Dari Youtube dan rilis yang ditayang­kan di portal Kementerian Kesehatan (29/06/2024), tampak suka cita pasien dan keluarganya seusai operasi di­laksanakan. Dokter dan perawat di RS Adam Malik Medan pun terlihat antusias dan kompak bekerja dengan dokter-dokter KSRelief.

“Kalau ada dokter asing yang ma­suk untuk menyelamatkan Indonesia, please support them. Let us be humble, let us realize pratically. Rather than wait for our babies to die, is better to have them to come and help us. Dan untuk dokter-dokter Indonesia, please learn from them. Saya sudah melihat, the productivity of the way they do operations,” ujar Menkes, saat itu.

Mereka, dokter-dokter asing itu datang untuk membantu menyelamatkan anak-anak kita, memberi harapan un­tuk orang tua yang ingin anaknya diselamatkan. Sekaligus menjadi tempat belajar bagi dokter-dokter Indonesia. Dokter-dokter asing dikirim ke daerah yang tenaga mediknya belum mencu­kupi atau belum mampu memberikan layanan yang dibutuhkan masyarakat. “Ini untuk mempercepat peningkatan kemahiran dokter-dokter kita. Agar kita bisa melakukan tindakan yang dibutuhkan masyarakat, sementara ke­ahlian kita belum memadai di daerah-daerah tertentu,” katanya.

Menkes Budi berterima kasih ke­pada Kerajaan Arab Saudi, teman dan kolega dari tim medis dan semua pihak yang membantu menyelamat­kan anak-anak Indonesia. “Ini tidak hanya membuat para orang tua pasien bahagia, tapi juga berkontribusi bagi kemanusiaan,” tuturnya.

Dubes Arab Saudi Faisal Abdullah juga hadir di RS Adam Malik saat itu. Dia terlihat senang. Tim dari KSRelief bisa bekerja dan membaur dengan dokter-dokter Indonesia. Menurutnya, kerja sama ini adalah bantuan dan arahan langsung dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Pangeran Muham­mad bin Salman untuk Pemerintah Indonesia.

Direktur Utama RSUP Adam Malik dr Zainal Safri mengatakan, kehadiran dokter dari Arab Saudi sangat mem­bantu menangani penyakit jantung di Medan. Memudahkan akses dan memberikan layanan yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Penjabat Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni bersyukur dengan ke­datangan KS Relief. “Semoga nanti se­makin banyak dokter yang datang dan membantu anak-anak kami di sini, di­tolong dan diselamatkan. Terimakasih Kerajaan Arab Saudi dan Pak Menteri, yang percaya hal ini bisa dilaksanakan di Sumatera Utara,” katanya.

Sumatera Utara adalah wilayah pertama yang bersedia menerima kedatangan dokter asing. Masih banyak daerah di Indonesia yang membutuh­kan kehadiran dokter-dokter spesialis. Terutama di wilayah terpencil, terluar dan terpinggirkan. Bukan hanya untuk penyakit jantung. Tapi juga penyakit mematikan lainnya. Jumlah spesialis di Indonesia amat terbatas, sangat jauh di bandingkan kebutuhan masyarakatnya.

Mendatangkan banyak dokter dari luar negeri akan membantu menyelamatkan banyak nyawa manusia di Indonesia. Baiknya, kerjasama bukan hanya dengan Pemerintah Arab Saudi, tapi juga dengan negara-negara lain yang teknologi kesehatannya lebih maju.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo