Meski Tegas Dukung Palestina, Waspadai Agenda Tersembunyi Israel di Indonesia
Solidaritas masyarakat Indonesia terhadap penduduk Palestina tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu yang paling tinggi di dunia. Meski solidaritas tersebut telah terbangun sejak lama, tanggal 7 Oktober 2023 menjadi momentum yang semakin mengamplifikasi rasa solidaritas terhadap Palestina. Menyikapi berulangnya kekejaman Israel terhadap Palestina, masyarakat Indonesia beramai-ramai melakukan gerakan boikot kepada perusahaan multinasional yang diduga berafiliasi dengan Israel. Tidak sedikit, perusahaan tersebut mencatat penurunan penjualan akibat gerakan boikot yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Kita semua bisa menyetujui bahwa hal ini secara garis besar didasari oleh kesamaan latar belakang antara Indonesia dengan Palestina yakni memiliki penduduk mayoritas Muslim. Apalagi, Palestina juga merupakan salah satu tanah suci bagi pemeluk agama Islam. Meski demikian, tampaknya tidak banyak yang menyadari bahwa Indonesia, secara konstitusional pun “diwajibkan” untuk mendukung berdirinya Negara Palestina yang saat ini tengah mengalami gempuran besar-besaran dari Israel.
Paragraf pertama pembukaan UUD berbunyi sebagai berikut:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Atas dasar inilah, tokoh-tokoh negara, dari sejak zaman Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo dengan tegas menyuarakan dukungan atas berdirinya Palestina yang berdaulat. Oleh pemerintah saat ini, dukungan atas Palestina yang disertai dengan kecaman terhadap Israel terus disampaikan di forum-forum internasional, di antaranya adalah kecaman Presiden Joko Widodo kepada Israel pada 1 Juni 2024 ketika berada di Kota Dumai, Riau. Presiden Jokowi mengecam serangan militer Israel ke kamp-kamp pengungsi di Kota Rafah, Jalur Gaza, dan turut mendesak Israel untuk mematuhi hukum internasional, khususnya Mahkamah Internasional yang memerintahkan penghentian serangannya ke Palestina. Pada kesempatan terpisah, Menlu Retno juga mengutuk upaya sistematis untuk memblokade bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
Dari beberapa pernyataan terkait sikap Indonesia, hal mencengangkan disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi pada acara “Sapa Indonesia Malam”, 13 April 2024, dimana dirinya mengakui tingginya tekanan dari komunitas internasional agar Indonesia memulai normalisasi dengan Israel. Dalam rapat bersama Komisi I DPR pada 5 Juni 2024, Menlu Retno juga menyatakan bahwa tekanan normalisasi tersebut kerap diiringi dengan janji manis penguatan kerja sama dan teknologi canggih milik Israel.
Oleh sebab itu, Indonesia sebagai negara yang secara terang benderang menolak normalisasi Israel, perlu terus mewaspadai segala agenda tersembunyi Israel kepada Indonesia. Hal ini karena upaya Israel tersebut, tentunya tidak mungkin hanya menyasar para pejabat eksekutif Indonesia, namun juga kepada masyarakat Indonesia di level grassroot. Tujuan utamanya, tentunya normalisasi Israel-Indonesia, di antaranya dengan cara merubah citra Israel di mata masyarakat Indonesia, baik melalui media sosial maupun melalui platform diskusi yang dibangun oleh lingkungan kemahasiswaan, LSM, dan platform lainnya.
Hal ini, biasanya menargetkan para pemuda Indonesia karena masih relatif mudah untuk “disusupi” dengan ide-ide baru yang lebih pro-Israel. Selain itu, kemungkinan juga dengan mendekati para pejabat eksekutif, agar dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang menguntungkan Israel di Indonesia. Pejabat teknokrat yang disasar pun tidak hanya kepada pejabat tingkat nasional, namun juga tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk saling menjaga dari agenda tersembunyi Israel di Indonesia. Masyarakat Indonesia, perlu lebih sensitif terhadap ciri-ciri LSM yang berafiliasi dengan Israel. Pada umumnya, LSM tersebut memiliki ciri-ciri sbb:
1. LSM pernah bertemu dengan Dubes Israel di Singapura atau dengan diplomat Israel di Singapura
2. LSM tersebut memiliki anggota yang sering menjalin kontak dengan tokohpemerintah Israel
3. LSM tersebut memiliki anggota WNI yang memiliki izin tinggal di Israel
4. LSM tersebut memiliki anggota WNI yang menikah dengan WN Israel
Untuk itu, marilah bersama-sama menolak gerakan Israel di Indonesia, serta memperkuat dukungan terhadap Palestina sesuai dengan semangat negara yang menolak penjajahan di atas dunia.
Pradipta Christianto (Justice Watch Regional - 5)
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu