TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kalau PKS-PDIP Di Pilkada Jakarta Bisa Bersama, Luar Biasa…

Laporan: AY
Senin, 15 Juli 2024 | 09:47 WIB
Politisi PKS Mardani Ali Sera. Foto : Ist
Politisi PKS Mardani Ali Sera. Foto : Ist

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak menutup peluang berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Jakarta. Duet PKS dengan banteng bakal menjadi koalisi paling ampuh untuk meraih kemenangan di Jakarta.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Mardani Ali Sera menyatakan, PKS tidak pernah menutup ruang koalisi dengan partai politik, termasuk dengan PDIP, di kontestasi Pilkada. Bahkan, dia meyakini, koalisi PKS dan PDIP di Pilkada Ja­karta merupakan resep jitu untuk meraih kemenangan.

“Dinamika di Pilkada Jakarta semakin dinamis. Sebagai partai modern, kami tidak kaku dalam menentukan langkah politik da­lan kompetisi elektoral. Selama tidak bawa ideologi pertentan­gan, PKS bisa berkomunikasi dengan semua,” ujar Mardani di kanal YouTube, @PKSTV diku­tip, Minggu (14/7/2024).

Lebih lanjut, anggota DPR dari Fraksi PKS ini menuturkan ketertarikan pihaknya untuk berkoalisi dengan PDIP. Menu­rut dia, kekuatan kedua partai sangat besar di Jakarta dan bisa menjadi komposisi ideal untuk memenangkan kontestasi.

“Kalau PKS dengan PDIP bisa bersama, itu luar biasa. Selama ini, kekuatan PKS di Jakarta, berasal dari Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Sementara, PDIP berada di Jakarta Barat dan Jakar­ta Utara. Ini modal bagus untuk memenangi Pilkada,” tutur dia.

Secara historis, sambung Mar­dani, koalisi antara PKS dan PDIP, pernah terjadi di Pilkada-Pilkada sebelumnya, di sejumlah daerah. Namun begitu, dia tak menafik soal faktor figur yang akan diusung dalam kontestasi tersebut.

“Selama ini, PDIP dan PKS dianggap tidak pernah ada titik temu. Tapi, ketika dukung Gus Ipul (Pilkada Jatim 2018), kami bersama dengan PDIP. Jadi, tidak ada masalah (berkoalisi),” tandasnya.

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ja­karta, Adi Prayitno menyatakan, kerja sama politik antara PKS dengan PDIP masih mungkin terjadi. Namun, koalisi itu bisa terwujud bila ada fakor yang bisa menguntungkan banteng.

“Masalahnya, PKS sudah kadung mengumumkan Anies Baswedan-Sohibul Iman sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Apa yang bisa didapat PDIP jika mereka mengusung Anies-Sohibul?” imbuhnya.

Lebih lanjut, Adi menilai, PKS harus legowo merombak proposal pengusungan psan­gan Anies-Sohibul, jika ingin mendapat dukungan atau koalisi dari partai lain.

Menurut dia, perombakan pengusungan calon itu bisa menjadi daya tarik untuk meng­gandeng PDI Perjuangan di Pilkada Jakarta.

“Misalnya, PKS meralat pro­posal politiknya, mereka tetap mengusung Anies Baswedan tapi soal wakil diputuskan partai-partai pengusung, kerja sama dengan PDIP mungkin ma­sih bisa berjalan. Titik temunya di situ,” jelas dia.

Diketahui, PKS memutuskan mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta. Keputusan ini disampaikan Presiden PKS Ah­mad Syaikhu, saat pembukaan Sekolah Kepemimpinan Partai, Selasa (25/6/2024).

Namun, Syaikhu mengatakan, dinamika politik masih cair, se­hingga peluang berkoalisi masih terbuka lebar.

Di media sosial X, peluang PKS berkolaisi dengan PDIP jadi perbincangan hangat ne­tizen.

Akun @yoedidharma menilai, peluang PKS berkoalisi dengan PDIP lebih besar dibanding ko­alisi dengan PSI.

Sebab, hubungan kurang har­monis antara PSI dengan PKS, di level Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terlihat jelas di mata publik.

“Aku yakin, PSI nggak bakal koalisi dengan PKS di Pilkada DKI. Tapi, kalau PDI Perjuang­an berkoalisi sama PKS peluang cukup, dan potensi kemenangan­nya juga sangat besar,” cuitnya.

Akun @_CharmingLi­Ly05 memiliki pandangan ber­beda. Dia menilai, koalisi antara PKS dengan PDI Perjuangan dan PSI, bisa saja terwujud di Pilkada Jakarta. Sebab, peta politik antara Pemilu Presiden (Pilpres) dengan Pilkada sangat berbeda.

“Contohnya, di Pilkada Sum­bar, PKS bisa tuh berkoalisi dengan Gerindra. Padahal, saat Pilpres, mereja mengusung paslon berbeda. Di Jakarta, tinggal nunggu PKS-PDIP-PSI. Nggak kenapa-kenapa kok, demi kepentingan Umat,” tulisnya.

Akun @tokiemien menyatakan, peluang koalisi PKS dengan PDI Perjuangan di Pilkada Ja­karta, sangat kecil. Sebab, PKS sudah mendeklarasika pasangan bakal calon yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.

Menurut dia, ruang koalisi PKS dengan partai lain, ter­masuk PDI Perjuangan, hanya bisa terjadi jika PKS merombak komposisi pasangan calon yang akan diusung.

“Kengototan PKS mengusung Anies-Sohibul akan membuat PDI Perjuangan maupun partai lain, seperti PKB dan Nas­Dem, ogah bergabung. Bisa jadi, mereka justru berkoalisi, untuk menandingi pasangan yang di­usung PKS,” cetusnya.

Akun @KochengPosi meng­ingatkan masyarakat memilih siapa pun pasangan calon yang akan maju di kontestasi Pilkada, dengan hati nurani dan pikiran logis.

“Ayo, sukseskan Pilkada 2024. Hindari provokasi dan tolak praktik politik uang!” te­gasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo