Bersyukur, Pilpres Di Indonesia Aman-Lancar
JAKARTA - Berkaca kepada Pilpres Amerika Serikat (AS) yang diwarnai aksi percobaan pembunuhan terhadap Capres Partai Republik, Donald Trump, kita patut bersyukur karena Pilpres Indonesia yang digelar Februari lalu, berjalan aman, damai dan lancar.
Pilpres di Indonesia, meskipun sempat tegang karena panasnya persaingan 3 pasang Capres (Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud), tidak sampai berdarah-darah. Dari proses kampanye, pemungutan suara sampai penghitungan suara, berlangsung tertib. Tingkat partisipasi pemilih pun cukup tinggi, mencerminkan antusiasme warga dalam menentukan pemimpin bangsa.
Berbeda dengan Pilpres Amerika yang saat ini masih di tahap kampanye Capres. Ketegangan sudah terasa sejak kedua capres; Joe Biden dan Donald Trump, berdebat akhir bulan lalu. Puncaknya, terjadi percobaan pembunuhan kepada Trump saat berkampanye, Sabtu (13/7/2024).
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin menilai, Pilpres di Amerika saat ini memang mencekam dan menegangkan. Menurut dia, ada banyak faktor yang melatarinya. Salah satunya adalah karena ketegangan geopolitik global. Kebijakan dari dua capres yang berlaga saat ini sangat berbeda dan akan menentukan geopolitik global.
"Akan ada perubahan signifikan jika Trump terpilih. Karena sangat mungkin akan mempengaruhi kebijakan dalam hal perang Rusia dengan Ukraina, dan ketegangan antara China dan Taiwan," kata Ujang, saat dikontak Redaksi,, Senin (15/7/2024).
Selain itu, kata dia, meski Amerika dikenal sebagai negara demokratis, ada kesan tidak siap menang dan tidak siap kalah. Ini terasa sampai ke para pendukung. Para pendukung inginnya menang saja. Tidak mau melihat persaingan secara sehat. Akhirnya, terjadi insiden penembakan itu.
Berbeda dengan Pilpres di Indonesia, kata dia, ketiga pasang capres tampak sudah dewasa dalam berpolitik. Semua ingin Pilpres berjalan damai dan aman.
Ujang juga melihat ketiga capres berusaha menjaga keamanan dalam menanggapi hasil hitung cepat atau quick count (QC) Pilpres. Mereka tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial yang memicu konflik.
“Sehingga potensi konflik horizontal di lapisan bawah atau masyarakat bisa diredam,” ujarnya.
Senada dikatakan Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono. Dave bersyukur Pilpres di Indonesia berjalan damai. Menurut dia, kesuksesan Pemilu 2024 berkat kerja sama semua pihak. Masyarakat juga memahami pemilu bukan ajang saling menyerang dan menjelekkan.
"Pemilu justru harus jadi ajang pemersatu,” ujar Politisi Golkar itu, saat dikontak Redaksi, Senin (15/7/2024).
Menurut Dave, insiden penembakan terhadap Trump sebagai kejadian yang menyedihkan dan memprihatinkan. Apalagi, terjadi saat kampanye. Kejadian tersebut harus menjadi pelajaran buat semua. Meski setelah era Bung Karno tidak ada lagi sejarah percobaan pembunuhan terhadap presiden dan mantan presiden, tapi ancaman selalu ada. "Ini menjadi alasan untuk meningkatkan kewaspadaan, karena potensi kekerasan itu ada," kata Dave.
Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid mengatakan, kekerasan politik dalam bentuk apapun tidak memiliki tempat di masyarakat. Meutya menegaskan, kejadian ini menjadi momen untuk mengingatkan semua pihak terus menghormati sistem demokrasi dan adanya perbedaan pendapat.
Di tempat terpisah, Koordinator Staf Khusus Presiden Jokowi, Ari Dwipayana mengatakan, pengamanan presiden selalu menjadi prioritas paling utama dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
"Paspampres selalu bertindak waspada, dengan tetap memberikan ruang fleksibilitas bagi Presiden Jokowi untuk berinteraksi dengan rakyat, tapi keamanannya terjaga," ucapnya.
TangselCity | 20 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 23 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 12 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu