TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

PBNU Itu Seperti Ayah Dan Ibu, Tak Eloh Anak Serang Balik Orang Tua

Laporan: AY
Selasa, 06 Agustus 2024 | 08:33 WIB
Unjuk rasa di depan kantor PBNU. Foto : Ist
Unjuk rasa di depan kantor PBNU. Foto : Ist

JAKARTA - Mantan Sekjen PKB Lukman Edy jadi orang pertama yang memenuhi undangan Tim Lima bentukan PBNU. Lewat Tim Lima ini, PBNU di bawah komando Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sedang menggoyang kepemimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di PKB.

Kepada Tim Lima itu, Lukman mengaku menyampaikan 20 ‘dosa-dosa’ yang dilakukan Cak Imin selama 20 tahun memimpin PKB. Tiga di antaranya, soal kepemimpinan yang sentralistik, berkurangnya peran Dewan Syuro PKB, hingga tranparansi dana parpol.

“Saya dulu Timsesnya Cak Imin saat mau maju sebagai Ketum PKB. Dua periode saya jadi Sekjen PKB, jadi tahu dosa-dosa Cak Imin,” ungkap Lukman, saat menjadi narasumber di Podcast Ngegas Rakyat Merdeka yang dipandu Siswanto, Senin (5/8/2024).

Ditanya alasan kenapa buka borok Cak Imin, Lukman mengaku sebagai bagian dari kritik untuk perbaikan PKB di masa depan. Dia mengklaim, apa yang disampaikannya sebenarnya juga aspirasi dari banyak tokoh di PKB yang kecewa dengan kepemimpinan Cak Imin.

Bukannya PKB berjaya di bawah kepemimpinan Cak Imin? Lukman tak menampik, suara PKB di 2024 mengalami kenaikan. Namun, kenaikan itu tak lepas dari efek ekor jas dari dukungan PKB kepada Anies Baswedan di Pilpres. Pemilu

“Golkar suaranya juga naik. NasDem juga naik. Mayoritas parpol juga naik. Cak Imin nggak usah kepedean, seolah-olah hanya PKB yang naik suaranya,” tegas mantan anggota DPR ini.

Lagian, kata dia, justru selama di bawah Cak Imin, PKB tak pernah berhasil melampaui target yang diusungnya. “Target PKB itu 100 kursi. Sampai sekarang, apakah pernah tercapai? Kan tidak,” ungkapnya.

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menyarankan, harusnya Cak Imin tidak bereaksi negatif terhadap PBNU. Kata dia, apa yang dikritik PBNU adalah masukan bagi PKB agar berbenah.

“Ingat. PBNU itu seperti Ayah atau Ibu bagi PKB. Tidak pantas seorang anak malah serang balik ketika diingatkan orang tuanya,” ujarnya.

Imin menuding PBNU berpolitik dengan cawe-cawe urusan PKB? Merespons hal ini, Lukman menyebut, PBNU sadar akan posisinya, yakni memiliki hubungan sejarah dengan PKB.

Karena itu, saat mengumumkan hasil plenonya, ada dua hal yang disampaikan Gus Yahya: menunjuk dua kiai untuk memperdalam persoalan NU dengan PKB, dan mengatakan bahwa tidak semua NU itu PKB.

“Makanya waktu itu saya bilang, Pak Kiai, yang paling bisa dilakukan PBNU terhadap PKB membuat kesimpulan dan seruan moral yang kuat kepada PKB agar melakukan perbaikan di masa yang akan datang,” ungkap Lukman.

Selain hubungan sejarah, PBNU dan PKB memiliki hubungan konstituen. Hal ini diatur dalam UU Nomor 2/2011 tentang Partai Politik, khususnya Pasal 34. Menurut Lukman, dasar ini yang membedakan PKB dengan partai lain.

Ada dua kewenangan konstituen. Pertama, hak menyampaikan aspirasi ketika partai politik ingin melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW). Kedua, meminta laporan pertanggungjawaban keuangan yang diatur dalam UU 2/2011 tentang Partai Politik. “Konstituen berhak meminta transparansi terhadap penggunaan dana-dana partai, dana Pemilu, dana Pilpres, dana Pilkada,” tegas mantan ketua Komisi II DPR ini.

Apakah Tim Lima akan mengarah ke Muktamar? Kata Lukman, jika ada tarung bebas dalam Muktamar, Imin sudah pasti kalah. “Saya tahu banyak. Cak Imin nggak berani bikin tarung bebas. Makanya setiap muktamar selalu calon tunggal,” sindirnya.

Apakah PBNU-PKB bisa harmonis kembali? Menurut Lukman, itu hal yang sangat mungkin. Intinya masalah komunikasi saja. Imin tak usah malu-malu meminta maaf kepada PBNU. “Datang ke Gus Yahya meminta maaf dan akui kesalahan. Lalu gelar muktamar dengan fair,” ujarnya.

Namun yang terjadi, Imin justru malah melakukan serangan-serangan keras ke Gus Yahya dan Gus Ipul. Lukman menganggap, apa yang dilakukan Imin itu bagian dari kepanikan. Dia melakukan bela diri sambil menyampaikan serangan ke PBNU.

“Saya kenal Cak Imin. Kalau dia sudah serang habis-habisan, dia sedang panik. Imin menyadari posisinya terjepit, perang terbuka dengan PBNU adalah kesalahan fatal,” pungkas Lukman.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo