Heboh Surat Rais Aam Minta Gus Yahya Mundur, Gus Ipul: Semua Harus Tenang
JAKARTA - Internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sedang bergejolak. Pemicunya, surat yang di keluarkan Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar.
Surat ini bikin heboh, karena isinya meminta Ketua Umum PBNU Kiai Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk mundur. Di tengah situasi panas itu, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul coba mendinginkan. “Semua harus tenang,” ujar Gus Ipul. Surat yang bikin heboh itu, merupakan hasil Rapat Pengurus Harian Syuriah PBNU di Hotel Aston City, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Dalam rapat itu, Syuriah menilai Gus Yahya melakukan tiga pelanggaran yang dikategorikan sebagai “dosa besar”.
Pertama, mengundang narasumber jaringan zionisme internasional—Peter Berkowitz—dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU). Kedua, memberikan “karpet merah” kepada pihak yang dinilai bertentangan dengan nilai Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah serta Muqaddimah Qanun Asasi NU. Ketiga, dugaan tata kelola keuangan yang dinilai mengandung persoalan syariat dan bisa membahayakan badan hukum NU.
“Dengan mempertimbangkan poin 1, 2, dan 3, rapat harian Syuriah menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam,” begitu salah satu kesimpulan rapat.
Hasil musyawarah tiga pimpinan Syuriah itu jelas: Gus Yahya diminta mengundurkan diri dalam waktu tiga hari sejak keputusan diterima. Bila tidak, Syuriah akan memberhentikannya dari jabatan Ketum PBNU.
Di tengah hebohnya kabar pemakzulan, Gus Yahya buru-buru bertemu Wakil Rais Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir di sela Munas MUI XI di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/11/2025). Namun, Gus Yahya membantah pertemuan itu membahas nasib jabatannya.
“Ketemu Kiai Afif. Nggak ada bahas pemakzulan,” tegasnya.
Ia bilang obrolan mereka hanya soal rencana ziarah dan tapak tilas KH R As’ad Syamsul Arifin, ulama karismatik Sukorejo. Ditanya soal Muktamar PBNU 2026, Gus Yahya kembali santai. “Nggak. Masih lama.”
Sementara itu, PBNU tadi malam menggelar rapat dengan seluruh ketua PWNU se-Indonesia di Hotel Navator, Surabaya. Undangannya khusus ketua wilayah, menunjukkan situasi sedang dianggap serius.
Gus Yahya hadir dalam rapat tersebut. Namun, dia enggan berbicara panjang lebar. “Silaturahmi dan koordinasi pengurus organisasi,” jawab Gus Yahya.
Saat ditanya apakah pertemuan ini ada kaitannya dengan surat Rais Aam PBNU yang meminta dirinya mundur, Gus Yahya mengaku belum tahu. Eks anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini mengaku belum menerima dokumen risalah atau surat yang bikin heboh itu.
“Tapi, lihat nanti apakah ada yang dipersiapkan. Tunggu informasinya ya,” pungkas Gus Yahya.
Di tengah riuh rendah isu pemecatan, Sekjen PBNU Gus Ipul tampil menenangkan. Ia meminta semua pengurus NU dari pusat sampai ranting tak terjebak kabar simpang siur.
“Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang. Tidak terbawa arus berita menyesatkan,” pesan Gus Ipul, yang juga Menteri Sosial itu.
Ia mengingatkan agar seluruh pihak tidak memicu kegaduhan baru. Tidak membuat pernyataan, tidak bergerak sendiri, dan hanya mengikuti informasi resmi dari Syuriah.
Semua proses organisasi saat ini berada di tangan pemilik otoritas tertinggi. Kita serahkan sepenuhnya kepada Rais Aam dan para wakilnya. Insya Allah selesai dengan baik dan sesuai adab organisasi,” ujar mantan Wali Kota Pasuruan itu.
Gus Ipul juga mengajak warga NU memperbanyak salawat dan menjaga ketenangan hati. Sebab, dinamika internal rumah besar NU hanya bisa diselesaikan lewat mekanisme organisasi yang sah, bukan lewat kegaduhan luar.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 17 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu


