Sejahterakan Masyarakat, Pangan Lokal Perkuat Makan Bergizi Gratis
JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) berencana memasukkan sumber pangan lokal dalam program makan bergizi gratis. Langkah ini untuk menindaklanjuti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024 tentang Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Soal ini jadi perbincangan netizen.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, Perpres Nomor 81 Tahun 2024 adalah tonggak penting mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan berbasis kearifafan lokal di Indonesia. Pihaknya bahkan sudah menyusun berbagai strategi untuk mendukung pelaksanaannya.
“Kami berkomitmen memastikan, melalui Perpres ini, sumber daya pangan lokal kita dimanfaatkan optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Ini langkah besar menuju kedaulatan pangan yang sesungguhnya,” ujar Arief dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (26/8/2024).
Mantan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini mengatakan, beberapa langkah startegis yang akan ditempuh untuk sumber pangan lokal, yakni berupaya memasukkan sumber bahan pangan lokal menjadi bagian dari menu dalam program makan bergizi gratis, menjadikan pangan lokal sebagai Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dan menjadikan pangan lokal sebagai bantuan pangan kepada masyarakat.
“Kita tengah membahas strategi komunikasi dan edukasi ke masyarakat mengenai pentingnya konsumsi pangan lokal yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA),” ujarnya.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto menambahkan, hadirnya Perpres Nomor 81 Tahun 2024 adalah upaya Pemerintah mempercepat penganekaragaman pangan di tengah tantangan perubahan iklim dan dinamika global yang mempengaruhi ketahanan pangan.
“Dengan mengoptimalkan potensi sumber daya lokal, kita tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga mendorong kemandirian pangan di berbagai daerah,” ujarnya.
Dengan disahkannya Perpres tentang Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, dia optimistis Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Kami juga berharap, melalui kebijakan ini tidak hanya meningkatkan kemandirian pangan, juga akan membuka peluang ekonomi baru. Khususnya di daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya lokal yang besar dan belum termanfaatkan optimal,” jelas Andriko.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengakui, keanekaragaman sumber pangan lokal adalah kunci memperkuat program makan bergizi gratis.
“Gagasan ini tidak hanya menjamin kesejahteraan rakyat, juga memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada dan beragam di berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.
“Dengan demikian, pasar yang sudah ada dapat dimanfaatkan secara optimal sekaligus melestarikan budaya konsumsi lokal,” katanya.
Di media sosial X, perbincangan soal sumber pangan lokal di program makan bergizi gratis tidak luput dari perbincangan netizen.
Akun @kringlonceng menilai, memasukkan sumber pangan lokal sebagai alternatif pengganti beras adalah gagasan yang layak dipertimbangankan. Namun, kebijakan ini diharapkan hanya selingan menu.
“Untuk selingan di hari-hari tertentu boleh saja. Sebab, kalau bisa mengurangi nasi sebagai sumber karbohidrat alias glukosa, maka tubuh akan sehat. Pancreas dan insulin terjaga dengan baik,” cuitnya.
Akun @Heraloebss juga tidak mempermasalahkan bila sumber pangan lokal dimasukkan dalam menu program makan bergizi gratis. Tapi, dia meminta agar dalam pengadaannya tidak ada korupsi seperti yang pernah terjadi pada impor beras.
“Rakyat siap kok makan jagung, ubi ataupun talas, Kementerian terkait silakan berinovasi menciptakan sumber pangan alternatif. Tapi jangan juga malah dibikin ruang korupsi dan banyak cakap. Ibaratnya elu yang ngolah, tapi elu juga yang nitip-nitip duit rente,” ujarnya.
TangselCity | 14 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 17 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 6 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu