TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kerugian Ekonomi Mencapai Rp 600 Triliun, Sikat Judol Jangan Sampai Kendor

Laporan: AY
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 09:09 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Pemerintah terus bekerja keras memberantas judi online (judol) di Tanah Air. Pasalnya, kerugian akibat praktik haram itu terus membesar, mencapai ratusan triliun rupiah.

Menteri komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, sam­pai saat ini kerugian ekonomi akibat judol mencapai Rp 600 triliun. Parahnya, uang ratusan triliun itu lari ke kantong para bandar dan operatornya. Tidak ada sepeser pun yang masuk ke kantong pemain.

“Masyarakat, pemain yang terjerat judi online justru terlilit utang. Bahkan kehilangan selu­ruh hartanya,” tegas Budi Arie dalam keterangannya, Jumat (4/10/2024).

Sebab itu, pemberantasan judol harus menjadi prioritas bersama. Pemerintah mengajak selurun elemen negara dan ma­syarakat bersama-sama mem­berantas judol.

“Judi online sangat berbahaya. Banyak yang menganggap perjudian online merupakan jalan keluar dari kemiskinan. Anggapan itu salah!” tegas Budi Arie.

Budi Arie juga mengingat­kan, banyak dampak negatif yang timbul bila semua pihak abai terhadap judol. Kerugian yang timbul bukan hanya harta dan benda, tapi bisa merenggut nyawa.

“Hingga saat ini, sudah ter­dapat lebih dari 10 kasus bunuh diri karena judi online. Ratusan ribu anak-anak kecanduan judi online. Virus itu juga telah menyebabkan ribuan kasus per­ceraian,” cetusnya.7

Karena itu, Budi Arie mengajak masyarakat melakukan empat langkah pencegahan ju­dol untuk menghindari dampak negatif. Pertama, mengenali bahaya dan mengidentifikasi pe­micu judi online.

“Kita harus menyadari ba­haya judi online bagi diri sendiri dan lingkungan terdekat. Lalu perhatikan pemicu seseorang berpartisipasi dalam judi online, seperti stres atau dorongan dari lingkungan tertentu,” jelasnya.

Kedua, lanjut dia, menghindari lingkungan dan situasi yang bisa memancing diri bermain judol.

“Kita perlu perkuat dukungan lingkungan sekitar. Tidak segan meminta bantuan profesional seperti psikolog jika membu­tuhkan, serta manfaatkan waktu untuk kegiatan produktif,” im­buhnya.

Ketiga, meminta setiap orang mencermati pengaturan keuan­gan dengan bijak. Hal itu penting dilakukan agar tidak ada satu rupiah pun uang yang lari ke arena pertaruhan judol.

Keempat, berani melapor­kan situs, iklan, maupun rek­ening bermuatan judol ke Kementerian Kominfo, me­lalui layanan aduankonten.id dan cekrekening.id.

“Kita tidak ingin jumlah pelaku judi online terus bertam­bah. Mari kita lindungi orang-orang tersayang agar terhindar dari adiksi perjudian online,” ajaknya.

Terpisah, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, pihaknya sudah meminta pemblokiran terhadap 8.000 rekening bank terkait judol, ter­masuk rekening penampungan dana judol.

Menurut dia, langkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk mempersempit ruang gerak bandar maupun pemain. Rekening terkait judol termasuk rekening penampungan dana judi daring tersebar di berbagai bank.

Selain itu, OJK juga telah me­minta perbankan memperketat penerapan Anti Pencucian Uang dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (APU TPP) untuk lebih mempersempit ruang gerak judol.

Salah satunya, mengidentifi­kasi tindak mencurigakan dan mengimbau langkah mitigasi, serta meminta bank melakukan customer due diligence sesuai ketentuan berlaku.

Di media sosial X, cuitan ne­tizen soal kasus judol juga tak pernah berhenti.

“Pinjol dan judol itu adalah dua kombo yang HARUS elu hindarin. Beneran nih, jangan pernah nyoba. Amit-amit ya Allah, jauhin hamba dan ke­luarga hamba dari masalah finansial,” tulis akun @kooki­drama.

“Jaman gue kuliah dahulu, ju­dol itu nggak semarak sekarang. Kayaknya semenjak pandemi Covid-19 makin brutal tuh si pinjol+judol,” timpal akun @xyntesisid.

Sementara, akun @thatredg­irl2 mengingatkan, masyarakat harus tetap berpikiran waras bila mendapat cobaan ekonomi. Jangan sampai, judol dan pinjol dianggap solusi.

“Guyss… bener deh jangan coba-coba pinjol atau judol! Soalnya, sekali aja elu menang, bakal ketagihan. Terus, pas elu kalah, bakalan penasaran. Gue kenal beberapa orang yang hidupnya jadi jungkir balik gara-gara judol. Punya utang puluhan juta dan karirnya ancur. Jangan terbuai cara instan buat cari duit. Yang instan cuma mie,” tuturnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo