Survei Pilkada Terbaru, Jakarta-Jateng Bersaing Ketatnya
JAKARTA - Tiga pekan menjelang hari pencoblosan, peta pertarungan di Pilkada Jakarta dan Jawa Tengah, makin dinamis. Jagoan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus di Jakarta dan Jateng bersaing ketat dengan jagoan dari PDIP. Sejauh ini, sulit diprediksi siapa yang bakal keluar sebagai pemenang.
Padahal, 1 bulan lalu, berbagai survei menempatkan jagoan yang diusung KIM unggul jauh dari pesaingnya. Di Jakarta, pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono unggul jauh dari Pramono Anung- Rano Karno. Begitu pun di Jateng, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin menang telak dari Andika Perkasa- Hendar Prihadi (Hendi).
Namun, mendekati pencoblosan, 27 November mendatang, peta kekuatan berubah. Pasangan yang diusung PDIP di Jakarta dan Jateng mulai mengejar jagoan dari KIM.
Di Jateng, dalam survei terbaru yang digelar Litbang Kompas menunjukkan, pasangan Andika-Hendi justru sudah menyalip Luthfi-Gus Yasin. Namun, selisihnya masih sangat kecil.
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 15-20 Oktober 2024. Ada 1.000 responden yang dilibatkan dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen dan margin of error +-3,1 persen.
Hasilnya, Litbang Kompas mencatat Andika-Hendi memperoleh elektabilitas sebesar 28,8 persen dan Luthfi-Taj Yasin meraih elektabilitas 28,1 persen. Sedangkan 43,1 persen belum menentukan pilihan.
Meski unggul, Andika-Hendi belum bisa disimpulkan menang. Karena selisih kemenangan jagoan yang diusung PDIP itu hanya 0,7 persen saja.
“Artinya, angka ini menunjukkan bahwa persaingan kedua kandidat menjelang Pilkada nanti, masih sangat ketat,” jelas Peneliti Litbang Kompas, Vincentius Gitiyarko, dalam paparannya di YouTube, Senin (4/11/2024).
Dengan besarnya ceruk pemilih yang belum menentukan pilihan, bisa dipastikan kelompok ini bakal jadi faktor kunci dalam Pilgub Jateng 2024. Dengan catatan, antusiasme masyarakat untuk mencoblos tetap tinggi.
“Kalau terjaga, maka peluang kandidat untuk mendapatkan suara dari ceruk pemilih bimbang masih terbuka lebar,” kata Vincentius.
Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) ikut memaparkan hasil surveinya yang memotret elektabilitas Andika-Hendi unggul tipis dari Luthfi-Taj Yasin.
Dalam surveinya, Andika-Hendi meraih elektabilitas sebesar 48,1 persen. Sementara Luthfi-Taj Yasin mendapat 47,5 persen. Namun, masih ada 4,4 persen responden yang belum menentukan atau tidak memilih.
Menanggapi hasil survei ini, Cagub nomor urut 1, Andika Perkasa mengaku bersyukur. Eks Panglima TNI ini mengakui, di awal pencalonannya bersama Hendi memang elektabilitasnya jauh tertinggal.
“Kami membuka diri karena semua survei versi siapapun, kami gunakan sebagai bahan evaluasi,” ungkap Andika.
Sementara Tim Pakar Pemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin, Zulkifli Gayo menyebut survei teranyar Litbang Kompas menunjukkan masih ada peluang untuk menang.
Sebab, masih ada 43,1 persen responden yang belum menentukan pilihan. Zulkifli yakin, dengan kerja lebih keras, jagoannya bisa merebut hati pemilih bimbang tersebut.
“Kita masih optimis menang, setiap hari masih bergerak ke lapangan, menemui masyarakat, menemui tokoh-tokoh untuk menggalang massa,” ujarnya.
Di Jakarta, peta pertarungan antara jagoan yang diusung KIM plus RK-Suswono dengan jagoan dari PDIP Pramono-Rano juga bersaing ketat. Eektabilitas Pram-Rano yang selama ini tertinggal jauh dari RK-Suswono juga mulai mengejar.
Dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA, elektabilitas keduanya tinggal 0,3 persen. Pasangan RK-Suswono meraih 37,4 persen, sedangkan Pram-Rano menempel di angka 37,1 persen.
Survei yang dilakukan Parameter Politik Indonesia (PPI) juga memotret persaingan ketat antara RK-Suswono vs Pram-Rano. Dalam survei terbarunya, RK-Suswono meraih 47,8 persen, sedangkan Pram-Rano berada di angka 38 persen.
Menyikapi berbagai survei terbaru, Cagub nomor urut 3, Pramono Anung mengimbau agar pemilih di Jakarta tidak mudah tergiring opini lembaga survei. Apalagi belakangan ada dua lembaga survei yang menyampaikan hasil berbanding terbalik.
Pramono menegaskan, masyarakat Jakarta harus menentukan pilihan berdasarkan kepercayaan terhadap paslon, bukan berdasarkan hasil survei yang simpang siur. “Saya tidak menuduh siapa pun ya, tetapi saya hanya ingin mengatakan, marilah kita memercayai survei yang kredibel, itu saja,” tuturnya.
Sedangkan RK menilai, survei bukan merupakan penentu takdir. Menurutnya, survei sekedar bahan evaluasi agar kinerja tim suksesnya bisa lebih maksimal.
Ia mengatakan, sejauh ini survei elektabilitasnya pada Pilkada Jakarta 2024 masih dinamis. Namun, apapun hasilnya, Ridwan Kamil memastikan bakal bekerja lebih giat dan lebih semangat.
“Jangan lengah, jangan lelah, teruslah bekerja. Jadi sama saja, mau baik mau jelek survei bukan penentu takdir,” katanya.
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, menegaskan saat ini masing-masing paslon belum berhasil merebut hati pemilihnya karena masih dilanda keraguan. Hal itu bisa dilihat dari hasil survei yang menunjukkan keunggulan paslon sangat tipis. Ditambah lagi banyak terdapat pemilih bimbang.
Efriza menilai, masyarakat masih berusaha mempelajari berbagai tawaran program dan visi-misi yang dibawa masing-masing paslon. Termasuk menanti dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada salah satu kandidat.
“Sehingga wajar jika akhirnya masyarakat menunggu sampai akhir Pilkada 2024, karena turbulensi, tsunami salah bahasa, arah dukungan Presiden terhadap pasangan calon sangat berkaitan dan sedang dinilai masyarakat. Selain tentu saja debat pamungkas,” ungkap Efriza, semalam.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu