Penderita AIDS Di DKI Tertinggi Di Indonesia
JAKARTA - Upaya penanggulangan dan pencegahan penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Jakarta harus diperkuat. Sebab, pengindap Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) terus bertambah.
Pada 2023 sebanyak 90.956 orang pengidap HIV berdomisili di Jakarta. Jumlah ini tertinggi di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 6.573 orang yang meninggal akibat komplikasi. Data teranyar pada Maret 2024, jumlah kasus baru HIV/AIDS di Jakarta sebanyak 1.229 kasus.
Dengan masih banyaknya penderita HIV/AIDS, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk meningkatkan upaya penanggulangan dan penyebaran penyakit menular tersebut.
“Jumlah penderita HIV cukup banyak, sampai puluhan ribu. Tentu kita harus berpikir tentang (penanggulangan) hulu dan hilirnya,” kata Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta M Subki, Kamis (7/11/2024).
Subki menyebut, upaya penanggulangan HIV terkait erat dengan sistem pembangunan keluarga dan perempuan. Karena itu, dia mengusulkan pembuatan Peraturan Daerah (Perda) secara khusus untuk penanggulangan penyebaran HIV.
“Dari hulu dan hilir penyakit HIV itu adalah sebuah fakta yang tidak terbantahkan. Mungkin ke depan perlu ada (kerja sama pembuatan) Perda terkait penanggulangan penyakit-penyakit berbahaya seperti ini,” pungkasnya.
Sebagai upaya pencegahan dan penyebaran, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta mensosialisasikan program pencegahan HIV di Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (5/11/2024).
Kegiatan diikuti 35 peserta dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov DKI, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Palang Merah Indonesia (PMI) DKI, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dan dokter di lingkungan Rutan Kelas I Cipinang.
Staf KPAP DKI Jakarta, Sri Budi Hindrati Khotimah mengatakan, kegiatan ini dalam rangka mengeliminasi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV sekaligus mencegah penyebaran HIV/AIDS di lingkungan Rutan.
“Kami berharap nanti agar dibuatkan program bersama dengan Rutan Cipinang terkait pencegahan HIV/AIDS,” ujarnya.
Hindrati menegaskan, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada warga binaan Rutan Cipinang agar kasus HIV AIDS dapat ditekan semaksimal mungkin. Serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderitanya.
Kepala Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur, Irwanto Dwi Yhana Putra mengapresiasi kegiatan sosialisasi tersebut. Dia menegaskan, pihaknya akan terus meningkatkan sinergitas lintas sektor demi mencegah penyebaran HIV/AIDS di Jakarta, termasuk area Lapas dan Rutan.
“Kami berharap petugas kesehatan, baik dokter atau perawat bisa memberikan pemahaman dan komunikasi yang baik kepada warga binaan dalam penanggulangan pencegahan penularan HIV AIDS,” kata Irwanto.
Dia memaparkan, si lingkungan Rutan dan Lapas Cipinang terdapat empat blok hunian. Hunian Lapas cukup rentan penyebaran HIV/AIDS karena jumlah warga binaan saat ini mencapai 2.775 orang. Padahal idealnya 1.084 orang.
Untuk upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS, pihaknya menetapkan kebijakan pemeriksaan kesehatan rutin kepada setiap tahanan. Menurutnya, saat ini ada 22 tahanan yang terindikasi reaktif terhadap HIV. “Diduga mereka terpapar saat sebelum masuk rutan,” ujarnya.
Diungkapkan Irwanto, pihaknya telah mengedukasi warga binaan bahwa penularan HIV tidak secara langsung bersentuhan dengan kulit, tetapi bisa melalui darah, air liur dan lainnya.
Terhadap penderita HIV, kami rutin memeriksakan kesehatannya dan memberikan obat secara berkala. Harapannya dalam jangka waktu tertentu mereka tidak reaktif lagi terhadap HIV,” pungkasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 21 jam yang lalu