TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Qodari: Kemenangan KIM Plus Untungkan Pemerintah

Reporter: AY
Editor: admin
Minggu, 01 Desember 2024 | 11:33 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Kemenangan besar Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Pilkada serentak 2024, membawa berkah bagi Presiden Prabowo Subianto. Karena pasca Pilkada serentak ini, dukungan politik yang dimiliki Prabowo sudah linear antara pusat dan daerah. Prabowo akan lebih mudah mengeksekusi program pemerintah pusat di daerah.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Kepala Kantor Staf Kepresidenan yang juga eks Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari di Podcast Ngegas Redaksi, Sabtu (30/11/2024). Dalam podcast yang dipandu Wartawan Rakyat Merdeka Siswanto, Qodari membahas soal peta politik pasca Pilkada serentak 2024.

“Kalau kita lihat hasil secara keseluruhan, dilihat secara politik, sebetulnya ini sukses besar untuk KIM. Terutama di daerah besar secara populasi,” kata Qodari.

Berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei, mayoritas jagoan KIM berhasil menang di berbagai wilayah dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan.

Di Pulau Jawa, KIM Plus berhasil juara di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Di Jabar ada Deddy Mulyadi-Erwan Setiawan, di Jateng ada Ahmad Luthfi-Taj Yasin, di Jatim ada Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Terkahir di Banten, pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah yang diusung KIM Plus berhasil menang.

Menurut Qodari, wilayah-wilayah yang menang itu, kelak akan dipimpin gubernur yang berasal dari KIM Plus. Kalau gubernur yang terpilih masih bagian dari koalisi pendukung pemerintah, maka akan berdampak positif bagi program Presiden Prabowo.

Qodari menjelaskan, agar pemerintahan berjalan dengan baik, Prabowo-Gibran harus didukung masyarakat. Dalam hal ini, Prabowo sudah mendapatkannya dengan tingkat keyakinan 87 persen. Kemudian, 82 persen dukungan dari parlemen.

“Sehingga, PR Pak Prabowo hanya di daerah. Jika pusat dan daerah beda pendapat, maka program tidak akan berjalan. Apalagi, jika daerah tersebut memiliki populasi yang besar,” tuturnya.

Bagaimana dengan Jakarta? Qodari menilai, hingga saat ini, hasil Pilkada Jakarta masih kompetitif. Artinya, Pilkada Jakarta bisa berlangsung 1 putaran dan 2 putaran.

Sebab, quick count yang dilakukan lembaga survei, angkanya masih di kisaran 49-50 persen dengan margin error kurang lebih 1 persen. Sehingga hasil yang diperoleh pasangan Pramono Anung-Rano Karno versi quick count, masih bisa berubah. Bisa naik menjadi 51 persen, tapi juga bisa juga turun ke angka 48 sampai 49 persen.

Karena masih kompetitif, maka kita tunggu saja hasil resmi dari KPUD Jakarta,” tegas Qodari.

Kalau pun akhirnya Pilkada Jakarta berlangsung 1 putaran, maka pengaruhnya terhadap kepemimpinan nasional tidak terlalu signifikan. Sebab, populasi penduduk Jakarta, tidak sampai 5 persen di level nasional.

“Kalau Pram menang, ini hanya 5 persen populasi dari Indonesia. Coba kalau misalnya kalah di Jateng, itu 13,5 persen populasinya. Itu bisa berpengaruh terhadap pemerintahan Prabowo,” ulas Qodari.

Selain berkah ke pemerintahan, kemenangan KIM Plus berpotensi membuat Partai Gerindra di Pemilu 2029. Kenapa? Karena banyak jagoan yang menang di Pilkada 2024 ini, mayoritas adalah kader maupun berhubungan dekat dengan Gerindra.

“PDIP sekarang lagi ambruk. Ditambah efek Prabowo, maka potensi Gerindra menang di Pemilu 2029 sangat terbuka karena banyak kadernya yang memenangkan pertarungan,” tegasnya

Selain itu, Qodari juga menyinggung soal peta politik di Pilpres 2029. Menurutnya, Pilkada serentak ini jadi tolak ukur dalam menetap Pilpres. Di Jakarta, kata dia, pamor Pramono Anung bisa naik ketika dia bisa keluar sebagai calon presiden.

Mas Pram akan menjadi calon dari PDIP di 2029. PDIP juga berpeluang mengusung Anies dan menyandingkan dengan Pram,” tegasnya.

Kendati demikian, Qodari menilai peluang Anies untuk diusung PDIP juga besar. Menurutnya, Anies sudah terbukti bekerja dan ikut membantu jagoan PDIP di Jakarta.

“Komposisinya bisa Aneis-Pram. Tapi sebagai partai pemenang, PDIP tentunya ingin yang nomor 1. Maka posisinya bisa saja ditukar menjadi Pram-Anies,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit