TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Ayo Serap Gabah Petani

Oleh: Kiki Iswara Darmayana
Editor: Redaksi
Sabtu, 08 Februari 2025 | 06:58 WIB
Kiki Iswara Darmayana. Foto : Ist
Kiki Iswara Darmayana. Foto : Ist

SERPONG - Panen raya sudah dimulai. Produksi padi di beberapa sentra produksi naik signifikan. Sejak awal Februari 2025 ini mulai ada tanda-tanda harga gabah di tingkat petani menurun.

 

Supaya ke depan ini, harga gabah tidak anjlok, kita berharap, Bulog menyerap sebagian besar gabah petani dengan harga minimal Rp 6.500 per kg. Untuk melindungi petani, sejak 15 Januari 2025 lalu, Harga Pem­belian Pemerintah (HPP) ditetapkan Rp 6.500 per kg gabah kering panen (GKP) dan meniadakan aturan rafaksi.

 

Untuk melindungi petani dari rayu­an tengkulak, Bulog mesti membentuk satgas khusus sampai ke tingkat desa. Satgas pengadaan dan penyerapan ga­bah tersebut mesti dibekali dana yang cukup untuk membeli gabah dengan harga paling rendah Rp 6.500 per kg.

 

Untuk pengadaan beras dalam jumlah besar, Bulog perlu mendapat dukungan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Tentu penggunaan APBN mesti dilakukan transparan. Untuk ini, perlu pengawasan super ketat dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).

 

Kita berharap, satgas Bulog bergerak cepat menyerap gabah petani. Ini penting agar stok beras Bulog ta­hun ini bisa dijaga di angka 3 juta ton. Kalau gudang Bulog penuh, bisa me­minjam gudang milik BUMN pangan.

 

Untuk wilayah tertentu yang belum terjangkau satgas, kita berharap, pemerintah membuat aturan yang tegas untuk penggilingan padi swasta. Yaitu, membeli gabah petani dengan harga minimal Rp 6.500 per kg.

 

Ke depan ini, penggilingan padi swasta dan mitra Bulog mesti beker­ja lebih efisien. Ini penting untuk menekan biaya penggilingan gabah menjadi beras. Kalau biaya produksinya rendah, harga jual beras ke pasar bisa ditekan, sehingga tidak memberat­kan konsumen.

 

Kita juga berharap, produksi padi petani tahun 2025 naik lebih dari 25 persen dibanding produksi tahun lalu. Untuk ini, penyaluran pupuk subsidi dan benih bersertifikat perlu diperlancar.

 

Untuk mencapai swasembada be­ras, pemerintah tak boleh pelit kepada petani. Artinya, pemerintah mesti menyiapkan anggaran atau subsidi khusus untuk benih bersertifikat.

 

Jadi pada panen raya tahun ini, baik petani maupun pemilik penggilingan padi yang ada di desa diharapkan bisa memperoleh keuntungan yang layak. Kegiatan usaha tani seperti inilah yang akan memacu pertumbuhan ekonomi di level bawah.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit