Polisi Bongkar Praktik Prostitusi Bermodus Terapis di Jakut, Puluhan Korban Dipaksa karena Utang

JAKARTA - Pihak kepolisian berhasil membongkar praktik prostitusi bermodus terapis pijat di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sejauh ini, ada 30 korban yang terjerat dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) tersebut.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Martuasah, mengatakan pihaknya sudah berhasil mengamankan dua orang muncikari berinisial SM (56) dan TR (29).
"Kedua tersangka ini menawarkan dan mencarikan pelanggan untuk pelayanan seksual, menjemput serta mengantar korban ke lokasi dan mengambil keuntungan dari aktivitas tersebut," kata AKBP Martuasah, Rabu (19/2/2025).
Kasus tersebut berhasil dibongkar oleh polisi pada Selasa (4/2) lalu. Puluhan korban terpaksa melakukan aksinya lantaran dijerat sistem kredit utang oleh para pelaku.
"Dari keterangan tersangka, diketahui jumlah korban yang terjerat dalam praktik TPPO tersebut diduga mencapai 30 orang. Para tersangka sengaja menerapkan sistem kredit utang sehingga para korban terpaksa harus terus melakukan pekerjaan tersebut," ungkapnya.
Para korban memilih bertahan dibiarkan dijual oleh pelaku ke pria hidung belang lantaran sistem tersebut. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, korban mendapatkan bayaran sekitar Rp100 ribu sampai dengan Rp200 ribu, setelah dijual dengan tarif Rp2 juta.
Pihak kepolisian juga berhasil mengungkapkan fakta bahwa selama 6 bulan terakhir ini, uang hasil transaksi dari bisnis haram tersebut hampir mencapai Rp1 miliar.
"Kami sangat prihatin dengan kasus ini. Para korban awalnya dijanjikan pekerjaan yang halal, tetapi malah dieksploitasi. Lebih parahnya lagi, mereka juga dibuat memiliki utang dengan pelaku, sehingga terpaksa bertahan dalam situasi ini," ucapnya
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP Gusti Ngurah Krishna, menjelaskan pada saat penggerebekan polisi baru menemukan 16 korban. Dari total puluhan korban, 5 di antaranya masih berstatus di bawah umur.
"Sewaktu penggerebekan kita cuma dapatkan 16 korban saja, berkembang saat pemeriksaan sekitar 30 (korban). Itu ada 5 orang yang di bawah umur," kata AKP Gusti.
Para korban yang berasal dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah itu pada awalnya dijanjikan untuk bekerja sebagai penjaga warung, namun malah dieksploitasi.
"(Korban) dari wilayah Jabar dan Jateng hasil pemeriksaan kami. Pekerjaan swasta yang dimaksud awalnya sebagai penjaga warung atau kedai makan," jelasnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu