DLHK Luncurkan Kapal Interceptor Atasi Sampah di Cisadane

TANGERANG - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang bersama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar dan organisasi lingkungan The Ocean Cleanup meluncurkan Kapal Interceptor. Ini untuk mengatasi pencemaran sampah di Sungai Cisadane.
Acara itu dihadiri oleh Kepala Dinas DLHK, Perwakilan dari The Ocean Cleanup, Inspektur Inspektorat, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang, Sekretaris Camat (Sekcam) Teluknaga, Pimpinan PLTU Banten 3 Lontar, Pimpinan PT. Indo Power Internasional, Ketua Bank Sampah Induk Kabupaten Tangerang, Kepala Desa Tanjung Burung, Pimpinan Sinarmas Land dan Indochemical Citra Kimia, Perwakilan dari Marine Buddies, Perwakilan dari IPB University, Perwakilan dari Universitas Prasetya Mulya serta Panitia Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025. Kegiatan tersebut berlangsung di Tabur Banksa Wika NV HUB, Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga, kemarin.
Momentum ini ditandai juga dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara PLTU Banten 3 Lontar dan DLHK Kabupaten Tangerang, sebagai komitmen bersama dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, termasuk pemanfaatan sampah perairan sebagai Bahan Bakar Jumput Padat (BBJP) bagi industri energi.
Kapal Interceptor Teknologi Inovatif untuk Sungai Bersih merupakan teknologi canggih yang dikembangkan oleh The Ocean Cleanup guna mengumpulkan sampah dari sungai sebelum mencapai laut. Dengan desain otomatis dan berbasis energi ramah lingkungan, kapal itu dapat mengumpulkan berton-ton sampah per hari, membantu mengurangi pencemaran sungai dan mencegah dampak negatif bagi ekosistem perairan.
Kepada DLHK Kabupaten Tangerang, Fachrul Rozi menyampaikan, pemerintah berkomitmen mengurangi sampah plastik yang terbuang ke laut hingga 70 persen pada tahun 2025 melalui Perpres Nomor 83 Tahun 2018.
“Upaya tersebut tidak hanya memerlukan kebijakan yang kuat, tetapi juga aksi nyata yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat,” katanya.
Kapal Interceptor The Ocean Clean Up di Sungai Cisadane merupakan langkah nyata memperkuat pengelolaan sampah sungai. Namun, operasional kapal menghadapi tantangan besar. Sampah yang mengalir di Sungai Cisadane mayoritas sampah organik berukuran besar, seperti bambu, batang kayu, furnitur dan kasur.
“Hal ini sempat menjadi hambatan dalam efektivitas kerja Kapal Interceptor. Berkat kerja keras dan sinergi antara DLHK Kabupaten Tangerang, Bank Sampah Induk, dan The Ocean Clean Up, sekarang kita telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Sampah Sungai yang mampu mengangkat dua sampai empat ton sampah per hari,” tuturnya.
Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah sungai dan meminimalkan residu yang dikelola di TPA Jatiwaringin, pihaknya menggandeng PLTU Banten 3 Lontar lewat kerja sama strategis. Sampah organik dari sungai akan dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) melalui proses co-firing sebagai bahan bakar pendamping batubara di PLTU.
Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan penyelesaian sampah sungai sampai 70 persen. “Memang di sungai itu baru satu, tapi nanti di wilayah Cisauk akan ada satu. Tahun 2025 baru jadi di kawasan Cisauk dan Tanjung Burung untuk sampah sungai dan kami berinisiatif ada langkah konkret dalam pengelolaan sampah sungai yang berkelanjutan di Indonesia,” pungkasnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 8 jam yang lalu