TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Jadwal imsak
Dewan Pers

Mantan Wapres Ma’ruf Amin Ajak Para Kiai Berpolitik

Reporter & Editor : AY
Rabu, 19 Maret 2025 | 10:49 WIB
Ketua Dewan Syuro PKB Ma'ruf Amin. Foto : Ist
Ketua Dewan Syuro PKB Ma'ruf Amin. Foto : Ist

JAKARTA - Ketua Dewan Syuro PKB, KH Ma’ruf Amin, mengajak para kiai untuk ikut berpolitik. Wakil Presiden ke-13 RI itu menganggap, keberadaan kiai dalam setiap pengambilan keputusan untuk masyarakat, sangat penting.

 

“Kiai harus memberi warna dengan warna Allah, warna iman, warna syariat, melalui dakwah, pendidikan, ekonomi, apalagi politik. Politik juga iya, karena se­gala keputusan penting di negeri ini, warnanya seperti Allah, pen­didikannya, ekonominya,” ujar Kiai Ma’ruf, Selasa (18/3/2025).

 

Dia menjelaskan, tugas kiai bukan semata agama. Andil kiai diperlukan dalam politik. Menu­rutnya, kiai dan ulama dapat mem­beri warna melalui dakwah, pendi­dikan, pesantren, ekonomi syariah, dan pemberi warna politik.

 

Banyak kiai bilang, politik bu­kan urusannya. Kiai itu kerjanya ngaji, dakwah, doa, jampe-jampe, sembar-sembur," kelakarnya.

 

Menurut Kiai Ma'ruf, perlu­nya kiai berpolitik karena segala keputusan penting negara dipu­tuskan melalui politik. Apabila kiai tidak ikut dalam pengam­bilan keputusan politik, kepu­tusannya tidak ada warna kiai.

 

Karena itu kiai harus me­ngambil peran politik, maka bisa memberi warna politik dalam setiap keputusan di negeri ini. Maka kiai dari dulu selalu mengambil peran politik, para muasis, pendiri NU itu," jelas mantan Rais Aam PBNU ini.

 

Dia lalumengisahkan peran Nahdlatul Ulama (NU) ikut ber­politik melalui Hasyim Asy'ari dan sejumlah kiai lainnya. NU juga pernah mendirikan partai politik dan Ma'ruf Amin ikut terlibat pada partai tersebut.

 

"Saya jadi anggota DPRD DKI Jakarta tahun 1971 Partai NU, umur saya belum 30 tahun. Saya anggota termuda, tapi saya Ketua Fraksi Golongan Islam, Gubernurnya (kala itu) Ali Sa­dikin, bintang 3," kenangnya.

 

Seiring berjalannya waktu, para pengurus NU berusaha kem­bali membentuk partai politik. Saat itu, Ma'ruf Amin dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, berbagi peran antara kepar­taian dengan NU.

 

Kata Gus Dur, kiai yang di partai (Ma'ruf Amin), saya yang di NU (Gus Dur). Oke, saya di partai, Gus Dur di NU," ungkapnya.

 

Selanjutnya, didirikan PKB dan mendorong Gus Dur men­jadi presiden. Setelah Gus Dur menjadi Presiden, Ma'ruf Amin kembali memegang PBNU hing­ga menjadi wakil presiden.

 

"PKB memang didirikan seba­gai wadah gerakan kiai, jadi PKB didirikan sebagai gerakan politik kiai. Dengan demikian, sejak awal PKB sebagai gerakan politik kiai, bukan kiai politik," pungkasnya.

Komentar:
Perpus
Purpus
Perpus
Perpus
Perpus
Pwrpus
Perpus
Perpus
ePaper Edisi 19 Maret 2025
Berita Populer
01
Jalur Kereta Api Rangkasbitung-Labuan Jadi PSN

Pos Banten | 1 hari yang lalu

03
Marc Marquez Makin Perkasa

Olahraga | 1 hari yang lalu

04
Tarif Mudik Lebaran Tak Ada Kenaikan

Pos Banten | 2 hari yang lalu

05
Bupati Dewi Sentil ASN

Pos Banten | 1 hari yang lalu

08
Polisi: Laporkan Oknum Ormas Maksa Minta THR

TangselCity | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit