Badan Siber Dan Sandi Negara, Tolong Jangan Takabur Deh!
JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menilai serangan siber yang dilancarkan hacker Bjorka masih termasuk katagori rendah. Dengan kata lain, masih belum berbahaya.
Kepala BSSN Hinsa Siburian menyebut ada beberapa katogori serangan siber, mulai dari paling rendah sampai berbahaya. Menurutnya, serangan siber yang dilakukan Bjorka tersebut termasuk katogori paling rendah.
“Kalau dilihat, kategori atau serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya,” ujar Hinsa dalam keterangannya, kemarin.
Adapun serangan siber dengan intensitas tinggi, menurut Hinsa, yaitu ketika peretas dapat melumpuhkan sistem atau infrastruktur negara.
“Ada yang sampai intensitas tinggi (yaitu) melumpuhkan sistem elektronik atau infrastruktur informasi vital kita,” kata Hinsa.
Menurut Hinsa, tidak ada satupun negara di dunia yang kebal dari serangan siber. Untuk itu, masyarakat diminta tetap tenang namun tetap waspada.
Netizen menyindir BSSN. Dengan serangan intensitas rendah saja banyak data yang dibobol. Apalagi dengan serangan tingkat tinggi. Netizen meminta BSSN tidak usah menantang.
“Serangan ringan saja, data banyak yang bobol. Apalagi kalau yang main tingkat dewa. Ini sengaja yang keluar lebih dulu hacker ilmu rendah buat ngebobol,” ujar @Soebandrio.
Akun @kutu_kupret menyambung. Dia bilang, dengan serangan rendah saja BSSN tidak bisa mengatasi, bagaimana yang serangan intensitaa tinggi. “Payah dah,” imbuhnya
Akun @Theodorus_K heran. Kata dia, dengan serangan intensitas rendah saja BSSN kebobolan. “Bagaimana bila serangan intensitas tinggi. Sebenarnya kinerja BSSN apa sih?” tanya dia. “Yang rendah itu bukan hackernya, tapi kinerja BSSN-nya,” tuding @Ncim_melia.
Menurut @Iwan_juniawan, yang jadi fokus bahasan bukan masalah intensitasnya, tapi keamanan siber negara yang dengan mudah dibobol hacker. Kata dia, peristiwa tersebut memalukan karena ketahuan security negara abal-abal dan gampang dibobol.
Hacker berklasifikasi rendah saja bisa membobol data negara. Di sini jelas kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi negara lebih rendah dari Bjorka. Lawak emang,” kata @ Alessandronal.
Akun @Dekgam2106 mengaku cemas jika dikatakan Bjorka hanya level rendah. Soalnya, kata dia, faktanya data private yang dipegang lembaga negara bisa kecolongan. “Sungguh memilukan,” keluh @Dekgam2106.
“Katanya serangan Bjorka cuma intensitas “rendah”, tapi kok harus melibatkan banyak lembaga negara memburu segelintir oknum begituan,” sindir @ AntsTrend.
Akun @Motivasi_S mengatakan, Bjorka boleh saja dibilang rendah, tapi faktanya dia bisa masuk, tidak ketahuan dan tidak terlacak dalam mencuri data warga. Sehingga, kata dia, tidak penting sejauh mana hacker masuk dan berapa banyak dia ambil data.
“BSSN jangan banyak sesumbar karena serangan intensitas rendah saja kecolongan. Nanti kalau dinaikkan intensitasnya malah kelabakan. Nggak usah nantang-nantang lah kalau masih rendah ilmunya,” wanti-wanti @BW.
Akun @smithJo menilai komentar BSSN tidak bijak dan terkesan malah menantang. Dia mengingatkan, jangan kaget bila Bjorka akan beraksi lagi dengan membongkar data yang levelnya lebih berat. “Komunikasi publik dari BSSN tidak smart,” kritiknya.
Akun @Andi_endekan menambahkan, mau serangan intensitasnya rendah, sedang atau tinggi, tetap saja namanya bisa dijebol oleh hacker. Hal ini sungguh memalukan. Karena bagaimanapun, kata dia, yang dijebol adalah data negara atau rakyat banyak bukan individu.
“Tugas BSSN adalah menjaga data seluruh rakyat Indonesia dengan aman dan tidak bisa dibobol hacker. Kalau nggak mampu mundur saja,” pinta @ Analyst. (rm.id)
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 4 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu