TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Suhu di Madinah 41 Derajat Celcius, Panas Terasa Menyengat Kulit

Reporter: Farhan
Editor: Redaksi
Senin, 05 Mei 2025 | 10:21 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

MADINAH - Cuaca di Madinah, Arab Saudi, sedang panas-panasnya. Minggu (4/5/2025) siang, sangat terasa menyengat di kulit. Namun, kondisi ini tak menurunkan semangat jemaah haji Indonesia. Para tamu Allah ini tetap senyum.

 

Berdasarkan laporan cuaca mingguan dari The Weather Channel, suhu siang hari rata-rata akan berada di kisaran 36-41 derajat celcius. Suhu terendah terjadi pada Selasa (6/5/2025) dan Rabu (7/5/2025), yakni 36 derajat celcius. Suhu ini sudah terbilang tinggi bagi masyarakat Indonesia, yang tinggal di daerah tropis. Sedangkan pada Senin (5/5/2025), suhu diperkirakan mencapai 39 derajat.

 

Selain panas, angin juga berhembus kencang. Pada Selasa (6/5/2025), angin diperkirakan bertiup arah utara dengan kecepatan 23 kilometer per jam. Angin ini berpotensi membawa debu dan pasir gurun yang bisa memicu iritasi saluran pernapasan, terutama pada jemaah dengan penyakit paru kronis seperti PPOK (penyakit paru obstruktif kronik).

 

Pada Minggu (4/4/2025) siang waktu Saudi, suhu panas sudah sangat terasa. Termasuk di depan Terminal Fast Track Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz, Madinah. Jika keluar ruangan tanpa pelindung, kulit rasanya tersengat.

 

Siang itu, Kloter 8 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-08) mendarat sekitar pukul 12.40 waktu Saudi. Keluar dari Terminal Fast Track untuk menuju bus, jemaah terlihat langsung merasakan panasnya suhu di Madinah. Beberapa jemaah wanita berusaha menutupi kepalanya dengan menarik kerudung ke arah depan.

 

Sedangkan jemaah pria ada yang menggunakan sorbannya sebagai pelindung kepala. Ada juga yang sudah siap membawa topi.

 

Petugas haji Indonesia yang standby mengatur jemaah untuk masuk bus pun menutup kepalanya dengan sorban dan menggunakan kaca mata hitam. Saat ada jemaah yang tak bawa penutup kepala, petugas haji sigap membantu. Mereka memayunginya dengan sorban.

 

Salah satu yang dipayungi adalah Partinem Kasjio (60 tahun), jemaah kategori disabilitas di penglihatan sehingga harus menggunakan kursi roda. Partinem bahagia dengan pelayanan ini. Dia menyatakan, tak masalah dengan suhu panas di Madinah. Niatnya sudah teguh untuk beribadah menjalankan rukun Islam kelima.

 

"Tak masalah kalau harus berpanas-panasan," ujarnya, dengan penuh senyum.

 

Sadiah (55 tahun), jemaah haji asal Tangerang Selatan, juga tak masalah dengan panasnya Madinah. "Tidak apa-apa cuaca panas di sini. Sudah biasa juga," ucapnya.

 

Meskipun cuaca terik, kondisi suhu di Saudi tidak membuat tubuh berkeringat. Hal ini dikarenakan tingkat kelembapan di Saudi lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.

 

Wakil Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah Yuni Anisa mengingatkan, suhu tinggi dan kelembaban rendah dapat berdampak buruk pada kondisi jemaah, terutama yang sudah berusia lanjut. “Perubahan cuaca ekstrem dan lingkungan asing dapat memicu dehidrasi, disorientasi, bahkan gangguan kejiwaan pada lansia,” ujarnya.

 

Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang bertugas di Daerah Kerja (Daker) Bandara, Magda Lusiana, menyarankan kepada jemaah haji minum air sebanyak 200 cc setiap jamnya serta selalu menggunakan masker. Selain itu, jemaah juga diminta tidak fokus kepada ibadah Arbain atau salat 40 waktu di Masjid Nabawi, agar badan tetap sehat sampai puncak haji Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

 

dr. Lusi juga menyarankan jemaah haji maupun petugas haji untuk memakai payung, kacamata hitam, serta sering menyemprotkan air ke wajah saat berada di luar ruangan. "Ini supaya tidak ada mimisan," jelas dokter penyakit dalam ini, di Bandara Madinah, Minggu (4/5/2025).

 

Dia menerangkan, mimisan bisa terjadi karena cuaca panas, kelembaban yang kering. Jadi, banyak orang merasa seolah-olah dingin, padahal kering. "Meski tidak pernah ada riwayat mimisan, tiba-tiba mimisan," ungkap dr. Lusi.

 

dr. Lusi menyebut, saat ini ada satu petugas haji yang mengalami mimisan dan sudah ditangani. "Saran kami, bagi yang mimisan agar segera dipencet hidungnya dan dikompres air dingin," sarannya.

 

Dia menambahkan, jemaah haji juga bisa memakai tisu basah yang direndam ke air dingin lalu ditempel ke hidung. "Kalau dikompres, nantinya pembuluh darah akan mengecil. Jadi mencegah mimisannya bertambah," sebutnya.

 

Untuk mencegah, dia mengimbau kepada jemaah haji tidak sering terpapar sinar matahari. Dia juga meminta jemaah untuk menjaga pola makan dan minum. Karena banyak juga jemaah nggak mau minum karena khawatir sering buang air kecil.

 

"Tenaga Kesehatan Haji (TKH) juga harus terus mengingatkan jemaah haji agar tidak takut minum," pungkasnya.

Komentar:
Kab pandeglabg
ePaper Edisi 05 Mei 2025
Berita Populer
05
06
Musda Partai Demokrat Banten

TangselCity | 12 jam yang lalu

08
Lokasi SIM Keliling Tangsel Sabtu 03 Mei 2025

TangselCity | 2 hari yang lalu

09
10
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit