TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Puluhan Kader PSI Buleleng Bali Mundur, Ingin Fokus Ke Keluarga & Bisnis

Reporter: Farhan
Editor: AY
Selasa, 06 Mei 2025 | 11:16 WIB
Mantan Ketua DPD PSI Ka­bupaten Buleleng, Komang Su­brata Jaya. Foto : Ist
Mantan Ketua DPD PSI Ka­bupaten Buleleng, Komang Su­brata Jaya. Foto : Ist

BALI - Sebanyak 40 kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kabupaten Buleleng, Bali, kompak mengundurkan diri. Mereka berasal dari pengurus di tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) hingga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) atau kecamatan se-Buleleng. Alasannya, karena ingin mengurus keluarga dan bisnis.

 

Mantan Ketua DPD PSI Ka­bupaten Buleleng, Komang Su­brata Jaya mengaku mundur dari PSI karena ingin istirahat dari dunia politik. Selama 10 tahun menjadi ketua, dia mengeluh lelah berpolitik, banyak menyi­ta waktu, tenaga, materi, dan pi­kiran.

 

“Setelah tak lagi menjadi ka­der, saya akan fokus mengurus ke­luarga, bisnis, dan pekerjaan,” jelas Subrata, Senin (5/4/2025).

 

Tidak hanya dirinya, menurut Subrata, sebanyak 40 orang pe­ngurus di DPD PSI Buleleng dan juga pengurus yang berada di sembilan kecamatan ikut mundur sebagai bentuk solidaritas.

 

“Pengurus kecamatan memang saya semua yang bentuk dan ajak mereka masuk PSI. Jadi ketika mendengar saya mundur, me­reka juga ikut mundur,” terangnya.

 

Selama menjadi pengurus PSI, Subrata mengaku selalu di­­sibukkan dengan rutinitas agenda kepartaian. Seperti harus mencari anggota, verifikasi, memastikan kepengurusan di sem­bilan kecamatan di wilayah Buleleng solid.

 

“Dan itu sangat berat. Keluarga, bisnis, pekerjaan jadi ter­bengkalai,” imbuhnya.

 

Dia membeberkan, puluhan kader PSI Buleleng yang me­ngun­durkan diri sudah menye­rah­kan surat ke DPD PSI Bali sejak 24 April 2025. Namun, dia me­ngaku sudah ingin berhenti ber­politik sejak lama atau 2019.

 

“Niat tersebut diurungkan karena Ketua DPW PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto meminta saya tetap bertahan. Bagi kami sosok figur PSI Bali itu ya Nengah Yasa,” ujarnya.

 

Subrata mengatakan, dirinya bersama Nengah Yasa Adi Susanto merupakan pendiri PSI di Bali. Dia mengaku membentuk partai tersebut hingga berbadan hukum dan lolos verifikasi faktual KPU sejak 2015, hingga PSI bisa menjadi peserta Pemilu 2019.

 

“Jadi, saya dan Nengah Yasa memang sangat dekat,” katanya.

 

Dia mengakui, keputusannya mundur dari PSI juga dipicu oleh sikap Ketua DPW Bali Ne­ngah Yasa Adi Susanto yang sudah hengkang lebih dulu dari partai yang dipimpin putra bungsu mantan Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

 

“Surat pengunduran diri saya sudah diterima oleh Sekretaris DPW PSI Bali dan sudah ditembuskan ke DPP. Disetujui atau tidak terserah Pusat,” katanya.

 

Terkait kemungkinan berga­bung ke partai lain, Subrata me­­ngakui sudah ada beberapa par­tai yang menghubunginya. Na­mun, dia menolak semua ta­waran tersebut. Dia mengaku ingin fokus istirahat.

 

Saya urus bisnis Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) bidang pa­riwisata, milik saya dan ke­luar­ga,” pungkas Subrata.

 

Bagaimana tanggapan DPW PSI Bali? Sekretaris DPW PSI Bali, Cokorda Dwi Satria Wibawa membenarkan Ketua DPW PSI Bali I Nengah Yasa Adi Susanto telah mundur dari jabatannya sejak 1 Januari 2025. Tapi, kata dia, hal itu baru direspons oleh DPP PDI pada April 2025.

 

“Adi mundur dari jabatannya karena ingin fokus sebagai ketua di salah satu yayasan pendidik­an,” kata Cok Dwi sapaan akrabnya, Senin (5/5/2025).

 

Menurut Cok Dwi, ketua ya­­yasan sebelumnya telah meninggal dunia dan Adi yang me­­neruskan di yayasan tersebut. Adi, tambah dia, juga ingin fokus mengelola bisnisnya.

 

“Beliau sudah dua periode menjadi Ketua DPW PSI Bali, jadi butuh penyegaran dan mungkin juga jenuh,” ujarnya.

 

Cok Dwi memastikan, mundurnya Adi bukan perkara hasil Pilkada serentak 2024. Sebab, dia mengaku telah membicarakan hal tersebut kepadanya. “Jadi nggak ada hubungannya itu,” elaknya.

 

Diketahui, I Nengah Yasa Adi Susanto merupakan calon Wakil Wali Kota Denpasar yang berpasangan dengan Gede Ngurah Ambara Putra pada Pilkada 2024. Tapi kalah dari pasangan petahana

 

Cok Dwi menegaskan, tidak ada pengurus lain yang mundur di DPW PSI Bali, hanya Adi dan beberapa orang saja. Begitu juga di Buleleng, kata dia, memang benar ada beberapa pengurus PSI yang mundur, tapi tidak banyak.

 

“Sebenarnya beliau (Komang Subrata Jaya) sudah dua periode di Buleleng, apalagi rata-rata pengurusnya orang lama semua,” ungkapnya.

Sehingga, Cok Dwi memaklumi keputusan pengurus di Buleleng mundur karena mereka sudah dua periode memimpin PSI.

 

Untuk pengganti I Nengah Yasa Adi Susanto, Cok Dwi me­nga­takan, DPP PSI sudah menunjuk I Putu Yoga Saputra sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPW PSI Bali. Yoga Saputra, kata dia, sudah bekerja menakhkodai PSI sejak April 2025.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit