TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jalan Usaha Tani Dorong Kesejahteraan Petani di Pandeglang

PROGRAM FMSRB KEMENTERIAN PERTANIAN

Oleh: Ari Supriadi
Rabu, 21 September 2022 | 08:58 WIB
Warga melintas di Jalan Usaha Tani (JUT) di Kampung Cibeureum, Desa Cibodas, Kecamatan Banjar, Pandeglang, Selasa (20/9/2022).(Ari Supriadi/Tangsel Pos)
Warga melintas di Jalan Usaha Tani (JUT) di Kampung Cibeureum, Desa Cibodas, Kecamatan Banjar, Pandeglang, Selasa (20/9/2022).(Ari Supriadi/Tangsel Pos)

PANDEGLANG - Tiga terpal berukuran dengan ukuran sekitar 2x3 meter terhampar untuk menjemur puluhan kilogram gabah basah di ujung jalan paving block yang dibangun dari program Program Flood Management in Selected River Basins (FMSRB) tahun 2022 oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) di Kampung Cibeureum, Desa Cibodas, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Selasa (20/9/2022) siang.

 Yadi (60), anggota Kelompok Tani (Poktan) Lembah Sari, melihat dari gubuk tidak jauh dari tempat menjemur gabah. Pandangannya sesekali melihat gabah yang tengah dijemur, khawatir diganggu hewan ternak, seperti unggas ataupun kambing yang melintas.

"Semenjak dibangun jalan paving block untuk mengangkut padi jadi lebih mudah dan murah, karena motor bisa masuk dari ujung kampung hingga persawahan,” ujar Yadi kepada Tangsel Pos.

Dikatakannya, sebelum ada pembangunan jalan paving block, ia bersama petani lainnya harus mengangkut padi maupun hasil bumi lainnya sekitar 500 meter secara manual. Jika hasil panen banyak, ia harus mengeluarkan upah angkut sekitar Rp 10.000-15.000 per karung. Namun setelah adanya Jalan Usaha Tani (JUT) berupa paving block sepanjang 393 meter, sangat membantu para petani.

“Dengan adanya jalan ini kita bisa mengurangi ongkos angkut padi, karena kalau pakai motor bisa mengangkut banyak, tidak seperti dipikul. Alhamdulillah dengan program dari pemerintah ini sangat membantu kami para petani dan diharapkan petani bisa lebih sejahtera,” pungkasnya.

Senada disampaikan anggota Poktan Lembah Sari lainnya, Subrata. Kata dia, JUT sangat membantu petani untuk mengangkut hasil panen. “Enak kalau pakai motor mah, tidak seperti dulu dipikul,” singkat Subrata, sambil memasukan gabah yang dijemurnya ke dalam karung.

Sementara, Ketua Poktan Lembah Sari, Muhali (55) menjelaskan, JUT dibangun dengan panjang 393 meter dan lebar 1,8 meter. Pembangunan JUT yang dibiayai dari program FMSRB ini dilakukan secara swakelola oleh kelompoknya dengan anggaran Rp 100 juta.

“Kita mengajukan pembangunan JUT ini September 2021 dan Alhamdulillah pertengahan Juni 2022 dibangun dan saat ini bisa dinikmati oleh para petani dan juga warga. JUT ini menghubungkan area persawahan dan kebun warga dengan ujung Kampung Cibeureum,” kata Muhali.

Sekretaris Poktan Lembah Sari, Ahmad Gozali (47) mengatakan, dengan adanya JUT ini sangat membantu sekitar 53 anggotanya dalam menggarap sawah dan kebun hingga panen. Sebelum ada JUT, petani harus memikul hasil bumi dari sawah dan kebun hingga rumah atau jalan. Namun dengan adanya JUT, urusan angkutan hasil panen jadi lebih mudah dan murah.

“Dulu ongkos angkut dari sawah ke pinggir jalan Rp 10.000 per karung, sekarang mah karena ada JUT bisa diakses oleh sepeda motor atau gerobak, jadi bisa memudahkan dan hemat biaya,” katanya.(rie)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo