Mensesneg Dan Kepala PCO Kini Mulai Atraktif

JAKARTA - Komunikasi Istana yang sempat dikeluhkan Presiden Prabowo Subianto perlahan mulai membaik dan atraktif. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi yang ditunjuk sebagai Juru Bicara Istana, makin rajin bicara. Hal yang sama juga dilakukan Kepala Kantor Komunikasi Presiden atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi.
Dalam sejumlah kesempatan, Prasetyo sangat humble ketika dikonfirmasi awak media. Sebagai Jubir, Prasetyo memberikan berbagai informasi yang sedang update. Mulai dari diangkatnya Letjen TNI (Purn) Djaka Budi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai, calon duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, hingga blak-blakan soal isu reshuffle.
Diketahui, isu reshuffle kembali rame di kalangan publik usai Wakil Ketua DPR memposting foto di Instagram. Ada 3 foto yang diposting Dasco. Foto itu diambil di ruang kerja Presiden Prabowo.
Di foto yang diposting Dasco itu, Presiden yang duduk di depan meja kerjanya, sibuk menandatangani berkas-berkas. Sedangkan Dasco bersama Mensesneg Prasetyo dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya.
Sejumlah pihak menilai, kehadiran 3 orang dekat Prabowo saat menandatangani berkas menunjukkan ada urgensi yang penting. Salah satu isu yang berkembang, Prabowo segera akan melakukan reshuffle kabinet.
Namun, Prasetyo membantah soal isu reshuffle ini. “Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada pembahasan mengenai reshuffle. Belum ada,” kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).
Paling keren itu, ketika Prasetyo memberikan keterangan pers soal padamnya listrik di Bali, Jumat (2/5/2025). Ia langsung berkoordinasi dengan PLN, bahkan mewakili Pemerintah meminta maaf kepada masyarakat.
Begitupun dengan Hasan Nasbi. Mantan pendiri lembaga Survei Cyrus Network ini, aktif menyampaikan informasi ke publik secara gamblang, tapi penuh ke hati-hatian.
Setiap hari Sabtu, Hasan rutin menggelar diskusi publik dengan menghadirkan Menteri atau Wakil Menteri di Kabinet Merah Putih. Isu yang dibahas soal kinerja dari kementerian.
Pekan lalu, Hasan mengajak Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebagai pembicara. Keduanya membahas berbagai program Kemenkes serta isu-isu yang sedang hangat terkait masalah kesehatan. Mulai dari Cek Kesehatan Gratis (CKG), hingga rencana uji coba vaksin TBC buatan Bill Gates di Indonesia.
Sedangkan Sabtu (24/5/2025) kemarin, giliran Hasan mengajak Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono ke acara diskusi. Keduanya membahas program Sekolah Rakyat yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial.
Meskipun temanya adalah Sekolah Rakyat, diskusi juga menyerempet sejumlah isu lain. Salah satunya, rencana pemberian gelar pahlawan kepada Presiden RI ke-2 Soeharto, hingga kasus judi online (Judol)
Hasan bahkan memberikan kesempatan kepada wartawan untuk menanyakan berbagai isu yang berkembang. Ia menjelaskan mengenai demo besar ojek online, cat pesawat kepresidenan, polemik premanisme, uji coba vaksin TBC Bill Gates.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, secara institusional, fungsi jubir semakin baik. Menurutnya, Mensesneg dan Kepala PCO seirama dan empatik dalam berkomunikasi maupun berelasi dengan publik.
Tentu perihal ini patut diapresiasi. Setelah sebelumnya Kepala PCO babak belur dan komunikasi Istana bermasalah lewat beberapa menteri-menteri tertentu,” ungkap Baskoro kepada Redaksi, tadi malam.
Di luar itu semua, fungsi kejubiran memegang peranan krusial. Mengingat, kabinet Prabowo sangat gemuk dengan berbagai kebijakannya. “Agar tak salah paham, maka perlu setiap periodenya dikomunikasikan kepada publik agar tercipta tata kelola pemerintah yang baik dan efektif,” ujar Baskoro.
Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah. Menurutnya, makin ke sini, pola komunikasi Pemerintah makin atraktif. Berbagai isu aktual langsung mendapatkan jawaban dari Istana.
Namun, untuk ke depan, Dedi menilai, tidak perlu ada dua jubir dari institusi berbeda dalam menyampaikan komunikasi Istana ke masyarakat.
“Baiknya, jubir hanya dari PCO, atau jika Presiden lebih percaya pada Mensesneg, maka PCO lebih baik ditiadakan sebagai kompensasi efisiensi,” ulas Dedi saat dihubungi, tadi malam.
Kalau pun PCO tetap dipertahankan, maka tugas Mensesneg sebagai Jubir yang dihapus. Dengan catatan, PCO berhasil membangun komunikasi yang baik dengan media serta masyarakat luas.
Mensesneg ada baiknya kembali fokus pada fungsi tatakelola negara, tidak merangkap jubir,” ujarnya.
TangselCity | 21 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu