Cegah Penumpukan, Jemaah Haji Dihimbau Lempar Jumrah Pada Dini Hari

MINA - Jutaan jemaah haji termasuk dari Indonesia mulai melakukan prosesi ibadah melontar atau melempar jumrah, di Mina, Makkah, Arab Saudi. Untuk menghindari kepadatan, jemaah haji Indonesia memilih melempar jumrah pada dini hari hingga menjelang fajar. Lokasi lempar jumrah juga dilakukan dari lantai 3 Gedung Jamarat yang lebih sepi dan tidak berdesak-desakan.
Melempar jumrah adalah bagian dari syarat wajib haji bagi para jemaah yang dilakukan mulai tanggal 10 sampai 13 Zulhijjah. Ada 3 jumrah yang harus dilakukan para jemaah, yakni Ula, Wustha, dan Aqabah. Masing-masing Jumrah dilempari kerikil sebanyak 7 kali dan dilontarkan satu persatu. Waktu melempar jumrah pada hari Tasyrik dimulai dari setelah tergelincirnya matahari hingga terbit fajar.
Kemarin (7/6/2025) bertepatan dengan 11 Zulhijah adalah waktu lontar jumrah kedua. Pada dini hari hingga jam 6 pagi Waktu Arab Saudi (WAS), jemaah haji dari seluruh dunia sudah bergerak ke tempat lempar jumrah. Namun, kondisi mobilitas jemaah haji sekitar gedung lempar jumrah tidak padat.
Jemaah haji Indonesia banyak juga yang memilih lempar jumrah di lantai 3 karena lebih sepi. Aksesnya melalui eskalator yang tersedia di beberapa tempat di gedung Jamarat. Di lantai tiga ini tidak padat dan tetap tetutup dari sinar matahari atau saat ada hujan. Sepanjang jalan di lokasi lempar jumrah ini juga terdapat pendingin udara berukuran besar, sehingga meskipun ramai, suhunya dingin.
Sesampainya di lantai tiga, seluruh jemaah haji terlihat bersemangat. Baik jemaah haji Indonesia maupun dari negara lain. Mayoritas jemaah berangkat bersama-sama dengan rombongannya. Sekitar 30-50 orang laki-laki dan perempuan. Perjalanan untuk lempar jumrah ini cukup jauh. Sekitar tiga kilometer jika dari hotel, sementara jika dari penginapan di Mina sekitar lima kilometer.
Pada hari kedua melempar jumrah, maka jemaah melempar pada ketiga lokasi, Ula, Wustha dan Aqabah. Sesampainya di Ula, jemaah langsung mendekat dengan pagar beton pembatasnya, dengan mengucapkan “Bismillahi Allahuakbar”, mereka langsung melempar jumrah atau batu kerikil.
Suaranya lantang, bersahutan satu jemaah dengan jemaah lain dan lemparan batu kerikil mengenai dinding. Hal tersebut juga dilakukan untuk jumrah Wustha dan Aqabah. Jarak antara ketiganya sekitar 200 meter.
Usai lempar Aqobah, jemaah biasanya ke pinggir jalan tersebut lalu memanjatkan doa sekaligus beristirahat sejenak sebelum turun melalui eskalator. Wajah lelah jemaah sangat terlihat di titik ini, tapi kalimat syukur “Alhamdulillah” banyak terdengar dari jemaah. Lokasi sesudah lempar Aqobah memang menjadi titik istirahat dan rasa syukur bagi jemaah haji. Tangis bahagia terlihat disini.
Salah satunya disampaikan pasangan suami-istri asal Probolinggo, Sri Hidayati dan Sudrajat. Keduanya sumringah menyelesaikan lempar jumrah Aqabah. “Alhamdulillah, semoga Allah memberi kekuatan untuk menyelesaikan seluruh tahapan haji ini,” kata Sudrajat usai rambutnya dicukur oleh tim Media Centre Haji (MCH) 2025 di lantai tiga jamarat Mina.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, lempar jumrah bukan hanya ritual fisik, tetapi juga momentum refleksi dan disiplin diri. Menurut dia, ini adalah momentum untuk melawan bisikan setan dalam diri dan mengasah ketaatan kepada Allah Swt.
“Jumrah itu simbol melempar setan. Artinya, kita bukan hanya melempar batu, tapi juga melempar amarah, melempar ego, dan perasaan-perasaan negatif dalam diri kita. Ini perjuangan spiritual yang dalam,” kata Nasaruddin.
Namun, ibadah yang penuh makna ini juga berisiko jika dilakukan tanpa kesiapan. Nasaruddin mengingatkan jemaah untuk selalu memperhatikan kondisi fisik, terutama mengingat suhu di Mina dan sekitarnya kini mencapai lebih dari 50 derajat Celsius.
Kami menyarankan jemaah tidak memaksakan diri. Kalau merasa lelah, istirahat dulu. Jangan sampai hanya karena ingin cepat selesai, lalu malah collapse di tengah jalan,” katanya.
Dia menegaskan faktor kesehatan adalah bagian dari ibadah. Karena itu, semua petugas diminta sigap membantu, terutama bagi jemaah lansia atau yang menggunakan kursi roda.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Internasional | 9 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu