Libur Panjang Tak Jamin Hunian Hotel Ramai

PANDEGLANG - Momentum libur panjang Idul Adha 1446 Hijriah, tak menjamin hunian hotel di wilayah wisata di Kabupaten Pandeglang, ramai dihuni para wisata. Malah, jika dibandingkan dengan libur panjang akhir Mei 2025 trend okupansi justru mengalami penurunan signifikan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pandeglang, Widiasmanto mengungkapkan, bahwa tingkat okupansi hotel pada libur Idul Adha kali ini, hanya mencapai sekitar 70 persen. Padahal katanya, saat libur panjang akhir Mei hingga awal Juni lalu, okupansi hampir menyentuh angka 100 persen.
“Liburan panjang sudah tiga kali, diantaranya long weekend yang menurut kami bagus itu akhir Mei-awal Juni 2025, bisa sampai 90-100 persen. Tapi untuk long weekend Lebaran ini lebih rendah, kisarannya 70 persen,” jelas Widiasmanto, Minggu (8/6).
Meski tingkat hunian hotel di Pandeglang kerap naik saat libur panjang, PHRI Pandeglang menilai kondisi ini belum sepenuhnya menggembirakan. Pasalnya, okupansi di hari-hari biasa masih tergolong rendah dan belum stabil.
Sejauh ini katanya, sektor perhotelan masih bergantung pada momen long weekend atau akhir pekan, sementara itu kunjungan wisatawan di hari biasa relatif sepi.
“Tingkat kunjungan dan okupansi secara year to date atau rata-rata tiap bulan masih rendah dan belum stabil, kita masih terlalu mengandalkan long weekend atau akhir pekan,” katanya.
Tak hanya itu tegas Widi, kebijakan pembatasan penggunaan hotel oleh instansi pemerintah untuk kegiatan pertemuan, yang dinilai semakin menekan pendapatan pelaku usaha hotel dan restoran. “Kondisi pariwisata saat ini secara umum di Pandeglang, tidak dalam kondisi baik-baik saja,” keluhannya.
Menurutnya, jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa pembenahan serius, maka lesunya sektor pariwisata akan berdampak pada ekonomi daerah dalam jangka panjang.
“Ke depan, pelaku usaha pariwisata akan semakin berat jika tidak segera berinovasi, kreatif, dan bekerja sama dengan seluruh stakeholder, terutama dalam menciptakan destinasi yang punya daya tarik, unik, dan bersih,” jelasnya.
Ia meyakini, jika semua pihak fokus dan serius mengembangkan industri pariwisata, sektor ini bisa kembali bergeliat dan menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
“Kalau dibenahi, akan berdampak juga pada PAD (Pendapatan Asli Daerah). Apalagi tahun depan, jika Tol Serang-Panimbang sudah selesai, ini sangat membutuhkan komitmen, fokus, dan keseriusan dari semua stakeholder,” tandasnya.
Sementara, Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani menyatakan, pihaknya sedang fokus untuk meningkatkan PAD melalui tim Satuan Tugas (Satgas) Optimalisasi. Hal itu menurutnya, Satgas Optimalisasi bertujuan untuk menggali potensi PAD yang selama ini, belum tergarap secara maksimal.
“Tim Satgas ini harus bekerja lintas sektor untuk mengkoordinasikan dan mengkolaborasikan langkah strategis, serta melakukan evaluasi rutin terhadap sumber-sumber pendapatan daerah,” kata Dewi.
Langkah yang dilakukannya itu ungkap Dewi, ingin mendorong kemandirian fiskal daerah dengan menggali potensi PAD secara lebih optimal. Maka dari itu tegasnya lagi, Satgas harus menjadi motor penggerak dalam meningkatkan PAD Kabupaten Pandeglang.
“Satgas Pendapatan Daerah harus mampu memetakan potensi pendapatan baru, mengefisiensikan sistem pemungutan pajak, dan meningkatkan sinergi lintas sektor,” tandasnya.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu