Puan Sudah Merasa Jadi Capres Banteng
JAKARTA - PDIP sebenarnya belum memutuskan siapa capres yang bakal diusung di 2024. Namun, Puan Maharani seperti sudah merasa menjadi capresnnya Banteng. Buktinya, putri bungsu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini sudah mulai berani bicara calon pendamping di Pilpres 2024.
Omongan Puan soal pendamping di 2024 itu, terucap dalam jumpa pers usai jalan bareng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Imin, kemarin. Ia mengibaratkan, mencari pendamping di Pilpres seperti mencari pasangan yang hendak menikah.
"Ya, namanya juga mau 'menikah'. Kalau mau cari pasangan, semua calon pasti cari pasangan yang cocok dengan visi, misi, cita-cita sama. Kemudian bagaimana visi, misi dan cita-cita yang sama itu, bisa untuk kesejahteraan rakyat," ucap Puan.
Ketua DPR ini juga ingin memastikan bahwa pendamping yang dipilihnya nanti tidak pecah kongsi di tengah jalan. Paling tidak, dalam 5 tahun atau satu periode kepemimpinan. Karena itu, ia kepingin pendampingnya nanti punya kesamaan cita-cita dan bisa bekerja sama.
"Semua bakal calon dan calon pasti juga maunya seperti itu," lanjutnya.
Lalu, siapakah pendamping yang bikin Puan kecantol? Putri almarhum Taufiq Kiemas ini, mengaku sudah ada nama yang diincar. Namun, dia masih merahasiakan nama calon tersebut.
"Ya sudah dong. Masa, jalan ke mana-mana nggak punya calon. Ada yang diincar lah," ucapnya.
Selama ini, Puan memang ditugaskan Mega untuk menjalin komunikasi dengan sejumlah partai politik dalam menghadapi Pemilu 2024. Sebelumnya, Puan sudah berkomunikasi langsung dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Dengan Prabowo bertemu di rumah pribadi, sedangkan dengan Paloh bertemu di Kantor NasDem.
Nah, kemarin, Puan giliran berkomunikasi dengan Imin. Namun, pertemuan dengan Imin dalam nuansa berbeda. Bukan di DPP atau di rumah, melainkan dibalut dengan kegiatan ziarah di makam Taufiq Kiemas, ayah Puan.
Ziarah itu berlangsung pagi-pagi. Puan tiba di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, sekitar pukul 7.30. Ia tampil mengenakan pakaian serba hitam, dipadu selendang warna putih. Sementara, Imin datang sekitar 10 menit lebih awal, tampil dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang, dibalut dengan rompi warna hijau tua, plus peci hitam.
Imin didampingi sejumlah elite PKB. Di antaranya Hanif Dhakiri dan Jazilul Fawaid. Sementara Puan ditemani Bambang “Pacul” Wuryanto, Junimart Girsang, dan Ahmad Basarah.
Pertemuan Puan dan Imin berlangsung khidmat. Di depan pusara Taufiq Kiemas, Puan dan Imin duduk berdampingan, khusyuk melafalkan doa-doa. Keduanya juga melakukan prosesi tabur bunga. Setelah rangkaian ziarah usai, Puan dan Imin berjalan kaki ke warung pecel, di seberang TMP Kalibata. Di sana, keduanya sarapan bareng.
Warung pecel sengaja dipilih sebagai tempat pertemuan. Bukan di restoran. Karena Puan mengklaim, PDIP maupun PKB adalah partai wong cilik.
"Partainya wong sendal jepit. Akar rumput inilah yang menjadi energi perjuangan kami," terang Puan.
Soal sosok Imin, Puan mengaku sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri. Ibarat adik kakak. Karena ia sudah mengenal Imin sejak masih di bangku SMA.
"Apalagi sekarang sehari-hari juga sering bertemu di kantor, tapi hari ini hari istimewa, kita bertemu sambil berziarah di makam almarhum Bapak," tuturnya.
Begitu pun Imin, ia juga sudah mengenal lama Puan dan keluarganya. Keduanya makin mesra, saat Puan memberi kejutan ulang tahun. Kemarin, Imin memang berulang tahun ke-56.
Imin pun terlihat sangat senang. Dia menyampaikan terima kasih, lalu mendoakan Puan menjadi Presiden.
"Moga-moga doanya terkabul. Dan saya minimal jadi wakil presiden," ucap Imin di depan awak media, sontak Puan dan orang-orang di sekelilingnya ketawa.
Target Imin kali ini dipasang lebih rendah dari sebelumnya. Karena selama ini, ia kerap mematok posisi capres saat hendak berkoalisi dengan partai lain. "Partainya kalah gede," kelakar Imin.
Puan mengamini doa-doa Imin. Ia berharap, bisa bersama-sama gotong royong membangun bangsa dan negara.
"Bukan hanya di kontestasi 2024, tapi justru pasca kontestasi 2024. Karena sebagai saudara, tentunya pasti Insya Allah menyadari kapan waktunya bertanding, kapan waktunya bersanding," imbuh Puan.
Lalu, apakah Puan sudah pasti menjadi capres PDIP di 2024? Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menjawab diplomatis. Ia meminta agar tidak buru-buru mengambil kesimpulan. Menurutnya, saat ini adalah masa-masa silaturahim yang diisi banyak gestur saling memuji, saling melempar teka-teki, saling menjajaki aspirasi dan preferensi.
"Jangan terburu-buru buat kesimpulan, nanti kejutannya jadi hambar. Media inginnya kepastian, dunia politik inginnya magnet pemberitaan," kata Hendrawan, saat dikonfirmasi, tadi malam.
Namun, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mencium arah dukungan PDIP ke Puan semakin kentara.
"Meskipun belum resmi mengusung siapa, tetapi kecenderungan akhir-akhir ini memang mengarah kepada Puan," kata Bawono, tadi malam.
Kecenderungan itu, sebut Bawono, semakin tersingkap usai sejumlah elite PDIP di Senayan secara blak-blakan membentuk Dewan Kolonel. Apalagi wadah berkumpul loyalis Puan ini juga disokong orang-orang dekat dan kepercayaan Mega.
Dari dinamika tersebut, Bawono berkeyakinan peluang Ganjar Pranowo dijagokan oleh PDIP semakin tipis. Karena dukungan internal elite Banteng lebih mengarah ke Puan.
"Ganjar Pranowo saat ini berada dalam posisi sangat tidak menguntungkan dan menipis peluang untuk dicalonkan oleh PDI Perjuangan sebagai bakal calon presiden," pungkasnya. (rm.id)
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu