Waspada, Penipu Layanan Adminduk Lewat Handphone

SETU-Waspada! Aksi penipuan berkedok layanan administrasi kependudukan (adminduk) sedang marak lewat pesan singkat. Penipu mengaku petugas Disdukcapil.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel, Dwi Suryani mewanti-wanti masyarakat agar lebih waspada.
"Dukcapil tidak pernah mengirimkan link aplikasi atau aktivasi lKD baik berupa barcode atau link, melalui pesan WhatsApp, telepon, email, SMS, surat undangan," tegas Dwi, Minggu (13/7).
Aksi penipuan ini mengincar warga melalui pesan singkat dengan modus menawarkan berbagai layanan adminduk. Melalui aksinya itu, penipu yang mengaku sebagai petugas Dukcapil semula mengirimkan pesan kepada korban.
Setelah mengirim pesan sebagai pendahuluan, aksi pelaku baru dimulai. Pertama, pelaku meminta data pribadi korbannya secara lengkap.
"Meminta NIK, foto KTP, kode OTP, atau informasi pribadi lainnya. Faktanya Dukcapil tidak pernah meminta data pribadi melalui WhatsApp, SMS, atau media sosial," ungkapnya.
Kemudian aksi lainnya, pelaku mengirimkan situs atau link palsu yang berbahaya. Pelaku mengarahkan korbannya untuk mengunduh aplikasi yang mengharuskan pengunduh untuk memasukan data pribadi.
"Faktanya aplikasi IKD (Identitas Kependudukan Digital) hanya tersedia di Play Store dan Apps Store dengan nama "Identitas Kependudukan Digital," tuturnya.
Kemudian pada kasus lainnya, terdapat pula modus yang dilakukan pelaku dengan dalih jasa pembukaan IKD berbayar.
"Oknum menawarkan bantuan pembuatan IKD dengan biaya tertentu. Faktanya, pembuatan IKD gratis dan hanya bisa dilakukan melalui Disdukcapil atau aplikasi resmi," tegasnya kembali.
Modus penipuan ini telah beredar ke sejumlah warga Tangsel. Seperti yang dialami salah satunya, warga Serpong, Donal. Awalnya ia dihubungi melalui pesan singkat. Pelaku mengaku sebagai pegawai Dukcapil yang ingin mengurus perubahan identitas kependudukan.
Semula ia tak curiga, namun beruntung Donal sempat bertanya dan bersikap skeptis. Lama-lama, akhirnya ia menyadari bahwa yang menghubunginya itu adalah penipu.
Pesan itu masuk ke ponselnya pada malam hari melalui nomor +62 821-6475-7019, lalu berujung pada permintaan data pribadi dan meminta korbannya memindai barcode.
"Pembaruan KTP katanya. Yang ngurusin pembaruan KTP dia ngakunya. Dia nyuruh scan barcode. Setelah di-skak kalau dia penipu, dia langsung diam," singkatnya.
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu