TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Waspada, Kasus Campak Meningkat Di Beberapa Daerah, Kenali Penyebab, Gejala, Pencegahan & Komplikasinya

Reporter: Farhan
Editor: AY
Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:16 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

SERPONG - Lonjakan kasus campak yang umumnya menyerang anak, khususnya bayi dan balita, dilaporkan terjadi di berbagai daerah.

Kementerian Kesehatan (Kemkes) mencatat, hingga minggu ke 33 tahun 2025, terdapat 46 kejadian luar biasa (KLB) campak di Indonesia.

 

Banyak yang menganggap campak penyakit biasa yang harus dialami anak sebagai proses kekebalan tubuh. Tapi faktanya, penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. 

 

Berikut faktor penyebab, gejala, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan campak seperti dilansir situs Ayo Sehat Kemkes: 

 

Faktor Penyebab 

Campak yang sering disebut dengan "rubeola", adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus. Penyakit yang sangat menular ini ditandai oleh gejala-gejala seperti demam, batuk, pilek, mata merah, serta ruam khas yang muncul di seluruh tubuh.

 

Campak disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae.

 

Campak dapat menular dengan cepat dan mudah melalui:

 

1. Percikan Saliva atau Ludah. Saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus dapat menyebar ke udara dan menginfeksi orang lain yang berada di dekatnya.

 

2. Kontak Langsung. Kontak langsung dengan cairan tubuh penderita bisa menjadi sumber penularan.

 

Benda yang Terkontaminasi. Virus campak bisa bertahan hidup di permukaan benda selama beberapa jam. Bayi atau balita yang menyentuh benda tersebut, dapat terinfeksi.

 

Gejala

Gejala campak biasanya muncul sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi. Beberapa gejala yang umumnya muncul antara lain:

 

Demam. Suhu tubuh bisa mencapai 40°C.

Batuk Kering

Konjungtivitis (Mata Merah). Mata bisa menjadi sensitif terhadap cahaya.

Pilek

Ruam. Terdapat ruam yang dimulai dari wajah dan telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Bintik Koplik. Terdapat bintik-bintik putih kecil di dalam mulut, khususnya di bagian dalam pipi.

 

Diagnosis

Pemeriksaan klinis dari seorang dokter biasanya sudah cukup untuk mendiagnosis campak berdasarkan gejala-gejala yang muncul.

 

Namun, dalam beberapa kasus, diperlukan pemeriksaan tambahan seperti tes darah atau swab tenggorokan untuk mengkonfirmasi diagnosis.

 

Pengobatan

Sejauh ini, belum ada pengobatan khusus yang ditujukan untuk membasmi virus campak. Tapi, gejalanya bisa diredakan. Berikut tindakan yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala:

 

Pemberian Cairan. Langkah ini penting untuk mencegah dehidrasi.

Penggunaan Antipiretik. Dokter  umumnya meresepkan antipiretik untuk menurunkan demam.

 

Vitamin A. Pada beberapa kasus, terutama jika terdapat risiko kekurangan vitamin A, suplemen ini dapat membantu mengurangi keparahan penyakit.

Istirahat. Istirahat yang cukup dapat mendukung pemulihan lebih cepat.

 

Pencegahan

1. Vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)

 

Vaksinasi MMR yang ditujukan untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella atau campak Jerman adalah cara paling efektif untuk mencegah campak.

 

2. Isolasi Mandiri. Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi, sebaiknya diisolasi. Agar tidak menularkan ke anggota keluarga yang lain, terutama bayi dan balita.

 

3. Komplikasi. Meski banyak yang menganggap ringan, campak bisa menyebabkan komplikasi serius seperti:

 

Pneumonia, yang merupakan salah satu penyebab kematian utama dari campak.

Otitis Media adalah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

 

Ensefalitis atau peradangan pada otak.

Kerusakan permanen pada mata

Gangguan pada sistem pencernaan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit