TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Banjir Bali Mulai Surut, 16 Orang Tewas, 500 Orang Ngungsi

Reporter & Editor : AY
Jumat, 12 September 2025 | 07:53 WIB
Salah satu sudut Kota Denpasar yang terdampak banjir. Foto : Ist
Salah satu sudut Kota Denpasar yang terdampak banjir. Foto : Ist

BALI - Bencana banjir yang melanda Pulau Bali mulai surut, tapi menyisakan duka mendalam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Kamis malam (11/9/2025), 16 orang meninggal dunia dan lebih dari 500 warga terpaksa mengungsi ke pos-pos darurat.

 

Pulau Dewata yang terkenal akan keindahannya mendadak berubah jadi lautan duka. Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (9/9/2025) malam, membuat air bah datang tiba-tiba. Empat daerah di Bali terdampak banjir cukup parah, yaitu Denpasar, Badung, Jembrana, dan Gianyar.

 

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut, curah hujan ekstrem jadi penyebab utama banjir bandang Bali. Dalam 24 jam, curah hujan di Bali mencapai 385 milimeter. Angka ini jauh melampaui kondisi normal.

 

Fenomena ini dipengaruhi gelombang Rossby dan Kevin, sehingga hujan deras turun secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi. “Curah hujan di Bali bahkan lebih besar dari bencana banjir yang terjadi di Bekasi pada Maret 2025," ungkapnya, Kamis (11/9/2025).

 

Akibat curah hujan yang tinggi, banjir tak dapat dihindari dan membuat aktivitas di sejumlah kabupaten lumpuh. Jalan raya terputus, listrik padam di banyak titik, dan pasar tradisional terendam hingga setinggi pinggang orang dewasa.

 

Bahkan, derasnya aliran banjir ikut menyeret korban. Korban meninggal dunia tercatat 16 orang, dan masih ada satu orang yang dilaporkan hilang.

 

Rincian korban meninggal dunia sebagai berikut, 10 korban di Kota Denpasar, 2 korban di Kabupaten Jembrana, 3 korban di Kabupaten Gianyar, dan 1 korban di Kabupaten Badung.

 

Luasnya sebaran banjir di Pulau Dewata membuat Pemprov Bali menetapkan status tanggap darurat selama sepekan. Dengan status ini, penanganan dilakukan bersama Pemerintah Pusat.

 

BNPB memastikan, semua kebutuhan dasar warga terdampak banjir akan dipenuhi. “Mulai logistik, pakaian dalam, susu anak, hingga kebutuhan khusus perempuan, semua sudah disiapkan,” terang Suharyanto.

 

Meski air mulai berangsur surut, warga tetap diminta waspada. Suharyanto mengingatkan, potensi hujan susulan masih ada. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyebut, cuaca ekstrem berpotensi berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

 

Selain itu, warga juga diminta tidak ragu melaporkan kebutuhan mendesak kepada aparat setempat agar bantuan cepat tersalurkan. BNPB menegaskan, Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah akan terus mendampingi warga hingga kondisi pulih.

 

"Bencana banjir Bali ini adalah duka kita bersama. Pemerintah Pusat bertekad membantu semaksimal mungkin,” pungkasnya.

 

Untuk warga yang mengungsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat, ada 562 orang. Sebanyak 235 orang berada di Denpasar dan 327 orang di Jembrana. Sejumlah sekolah, balai desa, mushala, hingga banjar (RW) disulap menjadi posko darurat.

 

Selain banjir, longsor juga dilaporkan melanda 27 titik. Pohon tumbang terjadi di 19 lokasi. Kota Denpasar menjadi wilayah paling parah dengan 81 titik banjir sekaligus. Jalan-jalan utama berubah jadi sungai. Mobil dan motor hanyut terbawa arus.

 

Pemprov Bali terus melakukan upaya penanganan pascabanjir. Fokus utama diarahkan pada pembersihan sisa-sisa sampah, penyedotan genangan air, hingga penghitungan kerugian yang dialami para pedagang.

 

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, pihaknya telah mengerahkan belasan mesin penyedot untuk mengatasi genangan di area parkir Pasar Badung yang terendam cukup parah.

 

Selain itu, sejumlah infrastruktur seperti jembatan dan jalan yang rusak juga segera diperbaiki. Menurut Koster, kerugian terbesar justru dialami para pedagang. Peralatan dagang banyak yang hanyut atau rusak, mulai dari meja, kursi, hingga mesin hitung. Barang dagangan seperti kain, buah, dan sayur pun ikut terendam. 

 

Dia memastikan, seluruh kerusakan infrastruktur dan kerugian pedagang bakal diselesaikan dengan melibatkan Pemerintah Pusat dan Daerah. "Ada sharing APBN menangani infrastrukturnya, kemudian ganti rugi untuk para pedagang itu akan ditangani Pemprov Bali dan Kota Denpasar,” ujar Koster.

 

Untuk bangunan yang runtuh, Koster memastikan akan dibangun kembali dengan dukungan APBN maupun APBD. Namun, dia mengingatkan tidak semua kerusakan bisa ditanggung penuh, terutama jika bangunan itu milik pribadi.

 

Dia juga menyoroti keberadaan sejumlah bangunan di sempadan sungai yang menyalahi aturan. “Kalau nanti dibangun kembali, tidak boleh lagi melebihi sempadan,” tegasnya.

Komentar:
ePaper Edisi 12 September 2025
Berita Populer
03
Gudang Oli Di Slipi Terbakar

Nasional | 2 hari yang lalu

04
Hasil Demo

Opini | 2 hari yang lalu

05
07
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit