BRIN Gelar IMS-HydroST 2025, Dorong Inovasi Teknologi Maritim Ramah Lingkungan

SERPONG - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi membuka International Maritime Symposium on Hydrodynamic Science and Technology 2025 (IMS-HydroST) pada 22-23 September 2025 di Graha Widya Bhakti, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan.
Gelaran internasional ini bertepatan dengan peringatan Hari Maritim Nasional ke-61 dan mengusung tema “Empowering Maritime Transformation: Green, Safe, Smart, and Sustainable Solutions through Multi-Disciplinary Collaboration.”
Fokusnya adalah mendorong kolaborasi lintas disiplin dan lintas negara untuk memperkuat transformasi maritim yang hijau, aman, cerdas, dan berkelanjutan.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menegaskan, pentingnya simposium ini sebagai momentum strategis bagi Indonesia.
“Ini pertama kalinya Indonesia menggelar simposium maritim internasional sekaligus untuk memperingati 61 tahun Hari Maritim Nasional. Harapan saya, forum ini memperkuat kolaborasi para periset, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta membuka jalan kerja sama lebih erat dengan industri,” ujar Handoko.
IMS-HydroST 2025 diikuti lebih dari 300 peserta dari kalangan akademisi, peneliti, industri, dan pemerintah. Sejumlah pembicara kunci berasal dari Jepang, Jerman, Korea, hingga Inggris, di antaranya Uwe Neddermeyer (SCHOTTEL, Jerman), Subraje Subramaniam (HR Wallingford, UK), hingga Hansan Park (UNESCO IOC, Korea).

Kepala PRTH BRIN, Teguh Muttaqi, menegaskan bahwa isu lingkungan menjadi fokus utama riset hidrodinamika yang dibahas dalam simposium ini.
“Teknologi yang lebih rendah karbon dan ramah lingkungan menjadi fokus utama kami. BRIN ingin menghadirkan kebaruan teknologi maritim yang tidak hanya maju secara teknis, tetapi juga peduli pada isu lingkungan,” jelas Teguh.
Salah satu tantangan yang diangkat adalah pencemaran laut akibat mikroplastik. BRIN tengah mengembangkan riset bersama Organisasi Riset Tenaga Nuklir untuk memanfaatkan teknologi akselerator, termasuk iradiasi berbasis akselerator, guna menangani sampah plastik dan mikroplastik di laut.
Selain itu, BRIN juga aktif dalam eksplorasi sumber daya laut, baik hayati maupun non-hayati, termasuk pemetaan geologi serta penelitian potensi bahaya alam seperti tsunami dan gempa bawah laut.
Menurut Teguh, simposium ini diharapkan tidak berhenti di edisi perdana saja.
“Ke depan, kami ingin simposium ini berkembang lebih luas, mencakup seluruh aspek kelautan dengan melibatkan berbagai organisasi riset lain. Dengan begitu, Indonesia bisa semakin berperan dalam peta riset dan inovasi maritim global,” ujarnya.
Selain sesi pleno, IMS-HydroST 2025 juga menghadirkan:
- Research–Industry Matchmaking
- Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
- Kompetisi poster ilmiah mahasiswa
- Peluncuran katalog riset PRTH
Melalui IMS-HydroST 2025, BRIN menegaskan komitmennya dalam mendorong riset dan inovasi maritim yang berorientasi pada teknologi hijau, aman, cerdas, dan berkelanjutan. Forum ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat riset maritim di kawasan sekaligus berkontribusi aktif dalam solusi global menghadapi tantangan laut dan lingkungan.(*)
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 11 jam yang lalu