Jinakkan Dolar, Kuatkan Rupiah Gubernur BI Keluarkan Semua Jurus

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo terus berusaha menguatkan rupiah. Semua jurus dikeluarkan bank sentral untuk menjinakkan dolar AS.
Perry mengatakan, seluruh instrumen kebijakan moneter telah dikerahkan secara maksimal untuk menjaga rupiah. Baik di pasar domestik maupun internasional.
“Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika melalui intervensi Non-Deliverable Forward (NDF),” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (26/9/2025).
Perry optimistis langkah tersebut mampu menstabilkan rupiah agar tetap sesuai dengan nilai fundamentalnya. Ia juga mengajak pelaku pasar untuk bersama-sama menjaga iklim investasi yang kondusif.
Dengan kerja sama yang erat, stabilitas nilai tukar rupiah dapat tercapai dengan baik,” tambahnya.
Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak di kisaran Rp 16.600–Rp 16.700 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan Jumat (26/9/2029), rupiah melemah 26 poin atau 0,15 persen menjadi Rp 16.775 per dolar AS, sebelum akhirnya ditutup menguat 11 poin di level Rp 16.738 per dolar AS.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis rupiah akan kembali menguat pekan depan, seiring dengan efektivitas kebijakan fiskal dalam menopang aktivitas ekonomi. “Sore ini pasar sudah tutup kan. Senin baru mulai, Selasa atau Rabu harusnya sudah balik,” kata Purbaya saat jumpa pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Menurut dia, pelemahan yang terjadi saat ini tidak perlu dikhawatirkan karena fondasi ekonomi Indonesia akan membaik terus ke depan. “Kita menjalankan kebijakan untuk mendorong ekonomi, nggak main-main,” ujarnya.
Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini juga menegaskan, Pemerintah memiliki sinergi yang kuat dengan BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Purbaya juga menegaskan, tidak ada intervensi Pemerintah terkait keputusan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) sebesar 4 persen. Dia berharap, dengan penjelasannya itu, tekanan ke rupiah akan berkurang.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita juga menilai pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak akan berlangsung lama. “Oh itu sementara aja,” kata Agus singkat saat ditemui di ICE BSD Tangerang, Kamis (25/9/2025).
Lalu, apa tanggapan pengusaha? Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira mengatakan, intervensi pasar yang dilakukan BI dalam menghadapi pelemahan rupiah adalah langkah yang tepat.
Dia menekankan pentingnya kebijakan pendukung di sisi fiskal dan regulasi. Stimulus, insentif pajak, relaksasi aturan, hingga percepatan proyek infrastruktur harus saling mendukung agar penguatan rupiah tidak hanya bergantung pada intervensi BI.
Fokus juga perlu diarahkan pada sektor yang memiliki nilai tambah dan berorientasi ekspor. Sektor manufaktur, logistik, energi dan teknologi adalah penopang utama masuknya devisa yang berkelanjutan.
HIPMI juga menyoroti urgensi peningkatan daya saing dan efisiensi internal. Biaya produksi dan logistik lokal harus lebih kompetitif agar ketergantungan pada impor bisa ditekan. "Sekaligus memperkuat substitusi produk dalam negeri," imbuhnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu