Minggu Depan Lengser
Anies Bebas Kampanye
JAKARTA - Minggu (16/10) depan, Anies Baswedan akan mengakhiri tugasnya selama lima tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta. Setelah itu, Anies, yang sudah dideklarasikan sebagai Capres oleh NasDem, akan bebas kampanye. Pergi ke mana saja, boleh. Tidak perlu lapor dan tidak ada yang melarang.
Anies pun sudah siap keliling Indonesia. “Rutenya bagaimana nanti, saya belum tahu. Namun, saya siap, dan akan mengikuti saja,” kata Anies, saat silaturahmi dengan wartawan Balaikota-DPRD DKI Jakarta, Jumat (7/10).
Dengan kondisi ini, mantan Rektor Universitas Paramadina ini bakal lebih sibuk. Dia harus sosialisasi dan turun ke daerah-daerah, untuk menyapa masyarakat demi meningkatkan elektabilitasnya.
Sebelum resmi pensiun, Anies juga sudah menjalin silaturahmi ke sejumlah tempat. Jumat (7/10) pagi, dia bertandang ke Kantor DPP Partai Demokrat, bertemu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Setelah itu, dia bertemu sejumlah tokoh agama, seperti Keuskupan Agung DKI Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo dan Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).
Malamnya, Anies menemui pentolan FPI Rizieq Shihab di Petamburan, dalam acara Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW dan akad nikah putri Rizieq. Lalu, menghadiri milad organisasi Syarikat Islam di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Kemarin, mantan Mendikbud ini menghadiri peringatan HUT ke-62 Karang Taruna dan Bulan Bakti Karang Taruna DKI Jakarta. Di sini, Anies pun memberikan sinyal akan banyak keliling setelah pensiun di Jakarta.
"Tugas di Jakartanya selesai, tapi siap untuk menghadapi tugas-tugas baru di kemudian hari," ujarnya.
Setelah Anies pensiun nanti, NasDem dan para relawannya sudah menyiapkan segudang agenda untuk Anies. Salah satunya, disiapkan Indonesia Milenial (IM) Anies. Ketua IM Anies, Oemar Hegaro menyebut, sudah banyak agenda yang menanti Anies.
"Yang pasti sudah banyak undangan dari relawan di daerah, tokoh daerah dan nasional yang mengundang dan menunggu kehadiran Pak Anies,” kata Oemar, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Oemar mengaku sudah mendapatkan banyak titipan undangan untuk Anies. Baik dari Ormas daerah, kampus, maupun relawan lain.
"Insya Allah relawan di seluruh daerah bersiap Pak Anies akan berkunjung, dampingi, ramaikan,” ujarnya.
Dia pun bersyukur, Anies selesai menjalankan amanah di Jakarta dengan baik. Sehingga ke depan, Anies bisa lebih leluasa dan bebas berkampanye ke seluruh wilayah di Indonesia.
Menurut Oemar, setelah purnatugas, Anies lebih bisa bebas untuk bersafari politik serta melakukan konsolidasi relawan.
"Dia tak terbebani jabatan lain dan akan menjadi preseden tersendiri sebagai sosok pribadi beliau yang tak aji mumpung atau meninggalkan amanah secara tiba-tiba,” tandasnya.
Hal serupa akan dilakukan Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI). Ketua Umum GPMI Syarief Hidayatulah mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai agenda untuk jagoannya usai lengser keprabon.
Dia juga akan mengerahkan puluhan ribu simpatisan Anies untuk mengantar dan menjemput Anies pada 16 Oktober nanti.
“Nanti pagi-pagi 16 Oktober, ribuan relawan Anies akan dikerahkan. Stand by di Lebak Bulus (rumah Anies) kita antar ke Balai Kota. Pulangnya kita arak ke rumah," kata Syarief, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group).
Syarief menegaskan, relawan GPMI juga terus gerilya membuat simpul baru dengan beragam latar belakang di seluruh Indonesia. Berbagai simpul relawan Anies saat ini sedang mengkaji langkah dan sarana Anies, baik kegiatan langsung di lapangan atau media sosial.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin melihat, agenda Anies setelah lengser dari Jakarta nanti memang sudah banyak. Dia menganggap hal itu wajar. Sebab, Anies harus gas pol berkunjung dan sosialisasi ke seluruh daerah di Indonesia.
“Ya dia harus turun ke lapangan, mengenalkan dan mendekatkan diri ke masyarakat. Itu penting. Kalau dia tidak mau menyapa masyarakat, ya masyarakat juga tidak akan mau memilih dia,” kata Ujang, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ujang melanjutkan, jika ingin memenangi Pilpres, Anies juga harus menaklukkan daerah-daerah dengan konstituen besar. Seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
"Jawa Barat ini yang utama. Sebab, ada istilah jika ingin menang Pilpres maka harus menang di Jawa Barat,” ujarnya.
Menurut Ujang, Jawa Barat (Jabar) merupakan daerah pertarungan riil. Sebab, di sana, suara partai politik hampir merata. Tidak seperti Jawa Tengah yang dikenal sebagai basis PDIP atau Jawa Timur yang dikuasai PKB dengan NU-nya. (rm.id)
Nasional | 22 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 21 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu