Fenomena Hujan Es Terjadi di Tangsel, BMKG Ungkap Penyebabnya
SERPONG UTARA — Warga di sejumlah wilayah Kota Tangerang Selatan dikejutkan dengan turunnya hujan es pada Jumat (31/10) sore. Fenomena langka itu terjadi di kawasan Jelupang, Serpong Utara disertai hujan lebat dan angin kencang.
Butiran es berukuran kecil seukuran kerikil sempat membuat warga panik. Sejumlah laporan menyebutkan adanya kerusakan ringan pada atap rumah dan kendaraan akibat benturan es tersebut. Sementara di wilayah Kota Tangerang, hujan deras juga menyebabkan beberapa pohon tumbang dan genangan air di jalan-jalan utama hingga menimbulkan kemacetan.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II, Hartanto, menjelaskan bahwa fenomena hujan es ini merupakan bagian dari cuaca ekstrem yang melanda wilayah Tangerang Raya. Berdasarkan hasil pengamatan, curah hujan tercatat mencapai 84 milimeter per hari, termasuk kategori hujan lebat.
“Sebaran hujan lebat terpantau dominan di wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, sementara di Kabupaten Tangerang umumnya terjadi hujan ringan hingga sedang,” ujar Hartanto dalam keterangannya, Sabtu (1/11).
Menurut analisis BMKG, fenomena hujan es ini dipicu oleh kombinasi faktor regional dan lokal. Suhu muka laut di perairan Banten berada pada kisaran 28–30°C dengan anomali positif +0,5°C hingga +1,0°C, yang memperkuat proses pembentukan awan konvektif penyebab hujan lebat.
Selain itu, BMKG juga mencatat adanya belokan angin di lapisan 925 hPa, aktivitas gelombang atmosfer berfrekuensi rendah, serta kelembapan udara tinggi di lapisan rendah hingga menengah. Kondisi ini mendukung pembentukan awan Cumulonimbus, yakni jenis awan penghasil hujan deras, petir, dan butiran es.
“Secara keseluruhan, fenomena ini merupakan dampak dari kondisi atmosfer yang labil dan dinamis. Suhu permukaan yang panas diikuti udara lembap membuat awan konvektif tumbuh cepat hingga memicu hujan es,” jelas Hartanto.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dalam tujuh hari ke depan. Hal ini sejalan dengan fase awal musim hujan yang mulai berlangsung di sebagian besar wilayah Banten.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk tetap siaga terhadap potensi cuaca ekstrem dan terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tutur Hartanto.
Dengan dinamika atmosfer yang masih aktif, BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan, terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan dan bagi pemerintah daerah dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu


