Mayoritas Korban Ledakan SMAN 72 Kena Gangguan Pendengaran
JAKARTA - Korban luka akibat ledakan di SMA 72 pada Jumat (7/11/2025) mencapai 96 orang. 29 orang masih menjalani perawatan di 3 rumah sakit di Jakarta. Kuatnya ledakan membuat mayoritas korban kena gangguan pendengaran. Selain itu, para korban juga perlu menjalani trauma healing.
Hal itu diketahui usai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjenguk korban di RS Islam Cempaka Putih, tempat sebagian korban dirawat. Didampingi Kabareskrim Komjen Syahardiantono, Kapusdokkes Polri Irjen Asep Hendradiana, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi, Sigit meninjau langsung korban dan memimpin rapat koordinasi bersama tim trauma healing.
“Polda Metro Jaya sudah siapkan posko di RS Islam dan RS Yarsi. Kami libatkan psikolog, dokter, dan KPAI untuk dampingi korban,” ujar Sigit.
Sigit menjelaskan, total ada 96 korban akibat ledakan yang terjadi di SMA 72. "Saat ini yang masih dirawat di RS Islam ada 14. Kemudian di (RS) Yarsi ada 14. Dan satu lagi di RS Pertamina. Sehingga total yang masih dirawat ada kurang lebih 29 dari 96," ujar Sigit.
Kapolri mengungkap, pihaknya sempat berdialog dengan para siswa korban. Syukurnya, mereka mengaku masih tetap semangat ke sekolah. "Itu yang kita harapkan," kata Sigit.
Polri, kata dia, juga mengusut motif di balik tragedi ini. Termasuk menelusuri dugaan perundungan (bullying) dan paparan konten negatif yang mungkin memengaruhi terduga pelaku.
“Pelaku adalah salah satu siswa. Soal bullying itu masih kami dalami. Nanti kami rilis setelah hasil lengkap,” katanya.
Sejumlah bukti pendukung telah ditemukan. Bukti serbuk serta catatan-catatan lainnya turut dikumpulkan. Polisi juga akan memeriksa media sosial dan pihak keluarga. Apakah pelaku terpapar konten atau paham tertentu.
"Kami akan segera merilis secara resmi setelah hasil penyelidikan lengkap," kata Kapolri.
Ditambahkan, terduga pelaku tersebut masih dalam perawatan dan kondisinya terus membaik. "Mudah-mudahan akan mempermudah kita," cetusnya.
Di tempat yang sama, Direktur RS Islam Cempaka Putih Pradono Handojo menyebut sebagian besar korban mengalami gangguan pendengaran. “Sekitar dua pertiga pasien mengalami hearing loss. Pemulihan jasmani cepat karena mereka masih muda, tapi telinga butuh waktu,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Direktur Medis RS Yarsi dr Muhammadi. “Kondisi stabil, tapi beberapa siswa alami gangguan pendengaran. Saat ini sedang diperiksa dokter THT,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah yang turut mendampingi korban menegaskan pentingnya pemulihan fisik dan mental. “Trauma healing harus tuntas, bukan hanya untuk yang luka, tapi juga siswa yang menyaksikan,” ucapnya.
Margaret menduga, pelaku mendapat pengaruh dari konten berbahaya di media sosial. Ia mendesak Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperketat pengawasan terhadap konten negatif.
Orang tua juga wajib awasi anak-anaknya di dunia maya,” pesannya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani meminta polisi mengusut tuntas kasus ini, terutama dugaan perundungan.
“Kalau pelaku ternyata korban bullying, harus diungkap. Ini sinyal bahwa isu perundungan di sekolah serius dan butuh kerja lintas sektor,” ujarnya kepada Redaksi
Politikus PKB itu menegaskan, penyelesaian hukum harus disertai reformasi pendidikan karakter dan layanan konseling. “Sekolah harus punya sistem deteksi dini agar tragedi seperti ini tak terulang,” tegasnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Wasekjen KH Arif Fahrudin mendesak aparat menindak tegas pihak-pihak yang terlibat.
“Usut tuntas motif aksi teror ini, hukum seberat-beratnya siapa pun yang terlibat,” ujarnya.
Besok, Proses PBM Normal
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi ikut bergerak pasca kejadian. Arifatul mengunjungi SMAN 72 Jakarta. Termasuk mengecek kondisi masjid lokasi ledakan.
Arifatul mengapresiasi, masjid yang sempat hancur di beberapa bagian, sudah diperbaiki oleh kepolisian. Ini bentuk dukungan menghilangkan trauma bagi para korban.
"Sigap sekali. Terima kasih untuk teman-teman kepolisian yang sudah gerak cepat sehingga anak-anak tidak trauma melihat tempat tersebut," puji Arifatul di lokasi kejadian, Sabtu (8/11/2025).
Arifatul mengatakan, proses belajar mengajar (PBM) akan kembali dimulai Senin (10/11/2025). Kementerian PPPA siap membantu proses persiapan kembali dimulainya kegiatan belajar mengajar. Termasuk memberikan pemulihan dan perlindungan, baik kepada guru maupun murid yang menjadi korban.
Sementara Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjenguk para korban ledakan di Rumah Sakit Yarsi, Sabtu (8/11/2025). Kepada para korban, Gus Ipul memastikan, Pemerintah akan memberikan bantuan. "Biaya pengobatan, segala macam, pasti akan ditanggung Pemerintah," katanya.
Kedua, lanjut Gus Ipul, Kemensos juga bakal memberikan bantuan berupa rehabilitasi medis dan sosial. Setelah itu, akan dilakukan asesmen terhadap para korban untuk mendapat bantuan pemberdayaan.
Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di area SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB. Ledakan terjadi saat salat Jumat di masjid yang berada di area sekolah.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Politik | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu


