Ekosistem Industri Siap, Proyek Mobnas Bakal Terwujud
JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR Kaisar Abu Hanifah optimistis proyek mobil nasional (mobnas) yang digagas Presiden Prabowo Subianto bakal terwujud. Alasannya, ekosistem industri otomotif Indonesia dinilai sudah cukup matang untuk mendukung lahirnya mobnas.
Keinginan ini, kata Kaisar, merupakan bukti nyata kepedulian Presiden Prabowo untuk memastikan Indonesia memiliki kekuatan dan daya saing di dunia otomotif. Sehingga, industri otomotif kita semakin diperhitungkan di level internasional.
"Ini adalah wujud political will (kemauan politik) yang kuat dari Presiden Prabowo,” ujar Kaisar dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengatakan, Pemerintah telah memulai langkah awal untuk menghadirkan mobil buatan Indonesia. "Sudah mulai dirintis. Kita akan punya mobil buatan Indonesia dalam tiga tahun yang akan datang," kata Prabowo dalam pidato pengantar Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Pemerintah telah menyiapkan alokasi dana dan lahan untuk pembangunan pabrik yang akan memproduksi kendaraan dalam negeri. Saat ini, tim pengembang tengah bekerja menyiapkan hal tersebut.
Kaisar bilang, komitmen politik pemerintahan Presiden Prabowo menjadi modal besar dalam pengembangan mobnas. Amanah pengembangan ini diyakini akan didukung dengan kebijakan dan regulasi yang mempercepat proses produksi.
Regulasi yang jelas, lanjutnya, merupakan prasyarat utama agar proyek ini berjalan sesuai target. Sebab pengembangan mobnas membutuhkan payung politik yang kuat, dan ini menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan. "Keputusan Presiden Prabowo untuk mulai memproduksi mobnas pada 2027 akan terlaksana,” yakinnya.
Kaisar menambahkan, kesiapan ekosistem industri otomotif juga menjadi alasan kuat mengapa proyek ini tidak lagi sekadar cita-cita.
Diketahui, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan roda empat di dalam negeri sepanjang 2024 mencapai lebih dari 960 ribu unit. Sedangkan ekspor mencapai sekitar 520 ribu unit. "Capaian tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif terbesar di kawasan," sebut anggota Fraksi PKB ini.
Dengan kesiapan industri, rantai pasok, tenaga kerja terampil, serta kekuatan manufaktur yang sudah terbentuk, Indonesia sebenarnya sudah berada pada tahap yang sangat memungkinkan untuk melahirkan mobnas. Penunjukan PT Pindad sebagai pengembang mobnas mampu mempercepat realisasi program ini.
Terlebih perusahaan pelat merah itu selama ini dikenal sebagai produsen berbagai kendaraan khusus pertahanan seperti ranpur Anoa 6x6, ranpur Badak 6x6, rantis Komodo 4x4, hingga Medium Tank Harimau. Perusahaan ini juga telah memproduksi kendaraan operasional MV3 Maung yang digunakan TNI dan Polri.
Dengan pengalaman teknis dan kemampuan manufaktur PT Pindad, mobnas bisa diwujudkan. "Tapi tentu diperlukan dukungan banyak pihak agar proses pengembangan berjalan tanpa hambatan,” tegas Kaisar.
Sementara, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, mobnas akan dikembangkan PT Pindad dan mulai diproduksi pada tahun 2027. Kemenperin sudah melakukan pembahasan secara rinci dengan PT Pindad.
Pembahasan itu, lanjut dia, mencakup jenis kendaraan yang akan diproduksi, teknologi yang digunakan dalam proses produksi, strategi penetapan harga (pricing), strategi pemasaran, dan pelayanan purna jual. "Pembahasan banyak hal tersebut strategis demi menyiapkan dan mewujudkan dari arahan Bapak Presiden agar Indonesia bisa segera memiliki mobnas," jelas Agus di Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Kemenperin dengan Pindad, kata Agus, juga sudah membahas kemungkinan mengundang mitra lain untuk sama-sama mengembangkan mobnas. Dalam penilaian Kemenperin, bisa disimpulkan sementara, Pindad sudah siap memproduksi mobnas. "Konsep Pindad sudah cukup lengkap," puji politikus Golkar ini.
Kemenperin, kata Agus, saat ini dalam proses merumuskan kebijakan stimulus atau insentif untuk sektor otomotif. Hal itu dilakukan mengingat sektor industri otomotif memiliki dampak berkelanjutan yang luas terhadap rantai pasok dan keterkaitan antarindustri. Termasuk dalam hal perlindungan serta penciptaan lapangan kerja.
"Kami melihat sektor otomotif terlalu penting untuk diabaikan sehingga jadi perhatian khusus. Paling tidak ada kebijakan fiskal 2026 agar supaya sektor otomotif bisa jauh lebih cepat," pungkas Agus.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu



