Gempa, 162 Meninggal
Sedih, Cianjur Hancur
JAWA BARAT - Indonesia kembali berduka. Kemarin siang, pukul 13.21 WIB, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dilanda gempa bumi bermagnitudo (M) 5,6. Hingga semalam, korban tewas akibat gempa berjumlah 162 orang dan luka berat mencapai 326 orang. Ribuan rumah hancur, pohon-pohon tumbang, sejumlah titik jalan terputus akibat longsor. Orang tua hingga anak-anak menangis histeris. Sedih, Cianjur hancur.
Video dan foto-foto tentang dahsyatnya dampak gempa yang terjadi di Cianjur banyak tersebar di media sosial. Suasana begitu mencekam dan memprihatinkan. Di mana-mana terekam rumah-rumah warga yang hancur. Tak hanya rumah, Musala, pesantren, gedung-gedung perkantoran hingga rumah sakit juga rusak parah.
“Hancur semuanya, rumah hancur," ucap salah seorang warga lirih, dalam sebuah rekaman video pendek sesaat setelah gempa, kemarin.
Tak hanya kehancuran, sejumlah video juga memperlihatkan kepanikan dan kesedihan warga. Banyak orang tua yang berlari sambil menggendong anaknya dengan kondisi luka-luka. Darah segar bercucuran di muka dan kepala. Ada juga yang sekujur badannya dipenuhi debu material dari bangunan yang roboh.
"Ambulans mana ambulan... Ya Allah," keluh salah seorang warga, sambil terus menyusuri lorong-lorong di sebuah perkampungan mencari pertolongan. Namun ambulan tak kunjung ditemukan hingga video berakhir.
Banyaknya korban yang luka-luka membuat RSUD Sayang Cianjur kewalahan. Ratusan pasien dengan luka ringan hingga berat menjalani perawatan di luar rumah sakit. Ada yang di dalam tenda hingga terpaksa berbaring di lapangan parkir.
Kondisi listrik yang padam juga kian memperparah keadaan. Misalnya, para tenaga kesehatan terpaksa merawat korban gempa dalam kondisi gelap-gulita. Usaha normalisasi jaringan listrik ke rumah sakit, juga belum sepenuhnya menyala.
Kenapa gempa sampai begitu dahsyat dampaknya? Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, daya rusak gempa di Cianjur kemarin dikarenakan gempanya berkarakteristik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Sehingga walaupun kekuatan gempanya tidak besar, tapi daya rusaknya tinggi.
"Kekuatan (magnitudo) 4, 5, 6 itu bisa timbulkan kerusakan yang signifikan," kata Daryono, kemarin.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi sekitar pukul 13.21 WIB itu berada di Darat, 10 Km Barat Daya Kabupaten Cianjur dengan kedalaman 10 Km. Tepatnya berada di titik koordinat 6,83 derajat LS dan 107,06 derajat BT.
Guncangannya lumayan lama. Berkisar antara 10 sampai 15 detik. Bahkan gempa Cianjur ini juga dirasakan hingga ke sejumlah daerah lainnya. Kekuatan dengan skala V atau sangat kencang dirasakan di Cianjur, Garut, dan Sukabumi.
Sementara, skala III dirasakan di wilayah Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, dan Bayah. Kawasan Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta, Depok hingga Bekasi.
Menurut data BPBD Cianjur, hingga pukul 21.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia mencapai 162 orang. Angka ini melonjak jauh dari data yang dikeluarkan pada sore hari, korban tewas berjumlah 62 orang.
Selain yang meninggal dunia, korban luka-luka berjumlah 326 orang. Ada 2.345 rumah rusak berat. Sementara, lebih dari 13 ribu orang mengungsi. Angka ini diprediksi bisa bertambah, mengingat hingga semalam personel TNI-Polri yang dibantu warga dan pihak terkait masih melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga yang mengalami rusak berat.
Tidak hanya di Cianjur, kerusakan bangunan juga dilaporkan terjadi di Bogor dan Sukabumi. Di Bogor ada 46 rumah yang rusak, sementara di Kabupaten Sukabumi (443) dan Kota Sukabumi (14).
Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Sosial gerak cepat mengirim logistik bencana ke Cianjur. Hingga sore kemarin, tepatnya pukul 16.00 WIB, bantuan berupa matras gulung 250 lembar dan tenda gulung 100 lembar sudah tiba.
Sedangkan logistik dari APBN berupa sandang dewasa 30 stel, makanan siap saji 2.600 paket, makanan anak 650 paket, selimut 350 lembar, Family Kit A 130 paket, dan Kids Ware A 150 paket juga dikirim. Total nilai bantuan mencapai Rp451.942.500. Terdiri dari Rp396.581.250 (APBN), dan Rp55.361.250 (APBD).
Dalam postingan di Instagram pribadinya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, semua perangkat negara sudah bergerak. Dalam hitungan jam sudah membangun rumah sakit darurat, membersihkan longsor yang menutup jalan, mempersiapkan tenda-tenda pengungsian dan dapur-dapur umum.
“Alat-alat berat sudah disiapkan untuk besok (hari ini) guna mengevakuasi desa-desa yang masih tertimbun longsor. Mohon doanya,” posting Emil-sapaan Ridwan Kamil.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah meminta agar pusat dan daerah bisa berkolaborasi dengan baik dalam menangani bencana gempa di Cianjur tersebut. Agar korban tidak terus bertambah.
"Saya sih melihat belum optimal," nilai Trubus kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), tadi malam.
Ia mencontohkan penanganan korban gempa di rumah sakit. Harusnya, kata Trubus pemerintah tidak membiarkan pasien menumpuk di halaman rumah sakit. Melainkan gerak cepat mengirim pasien ke rumah terdekat lainnya.
"Ke rumah sakit kok berjubel-jubel gitu, harusnya dipindah ke mana gitu. Apa lagi ada anak-anak dan orang tua," kritiknya.
Selain memberi pertolongan medis dan logistik, hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana membuat masyarakat korban gempa tidak panik.
"Karena bencana ini akan berulang, ada gempa susulan dan lainnya. Pemerintah pusat harus mengerahkan semua kapasitas yang ada, apalagi ini listrik mati, masyarakat makin panik," tutupnya.
Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/149737/gempa-162-meninggal-sedih-cianjur-hancur
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu