Sambo & Putri Jarang Bersama
JAKARTA - Sidang pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo cs, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), semakin menarik ditonton. Banyak hal baru terungkap. Mulai dari betapa kejamnya Sambo, sampai hubungan Sambo dengan istrinya, Putri Candrawathi.
Fakta ini diungkap salah satu tersangka yang juga anak buah Sambo, Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, dalam sidang lanjutan, kemarin. Eliezer hadir dalam sidang ini sebagai saksi untuk dua tersangka lainnya, yaitu Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf.
Eliezer, Ricky, dan Kuat tiba di PN Jaksel sekira pukul 09.30 WIB. Persidangannya dimulai pukul 10.00 WIB. Dalam sidang, hakim meminta Eliezer berkata jujur. Apalagi, Eliezer sudah dilindungi LPSK sejak dilakukan pemeriksaan hingga persidangan dimulai.
"Saudara dari awal sudah membuka kotak pandora ini. Jadi tolong berikan keterangan yang benar," ucap hakim. Dengan sigap, Eliezer mengangguk. "Baik, Yang Mulia," jawabnya.
Air mata Eliezer keluar saat mengingat kembali detik-detik peristiwa penembakan Yosua. Tangis polisi berpangkat Bharada itu pecah ketika dia menceritakan momen berdoa agar Tuhan mengubah niat Sambo membunuh Yosua. "Saya berdoa, Tuhan, kalau bisa ubah pikiran Pak Sambo, kalau bisa ubah pikiran biar nggak jadi, karena saya takut harus cerita ke siapa lagi, saya beraninya berdoa," katanya, mengawali paparan.
Eliezer menerangkan, perintah nembak Yosua itu diterimanya saat berada di rumah pribadi Sambo di Saguling. Setelah itu, dia dipanggil keluar untuk pergi bersama Putri ke rumah Duren Tiga. "Saya keluar, Agus bilang ke saya, Ibu sudah turun. Saya keluar, saya ambil masker di gudang. Saya keluar di mobil sudah ada Ricky Rizal, Yosua, dan di belakang ada Kuat," lanjutnya.
Namun, doa Eliezer tak terkabulkan. Di Duren Tiga, Sambo tetap menjalankan misinya menghabisi nyawa Yosua. Eliezer menembak pun sampai empat kali men-dor Yosua lantaran ditekan Sambo. "Ini bintang dua ini teriak (tembak). Saya tertekan," ucapnya, menjawab pertanyaan kuasa hukum Kuat, Irwan Irawan, yang menanyakan alasan Richard sampai menembak empat kali.
Usai penembakan itu, lanjutnya Eliezer, Sambo, Ricky, Kuat, dan dirinya berkumpul di salah satu rumah. Di sana, Sambo tertawa sambil menyebutkan salah menggunakan senjata saat membunuh Yosua.
"Itu bukan di Provos, tapi di kediaman. Jadi, saat itu ada saya, Bang Ricky juga. Sempat beliau berulang-ulang kali ke kami bilang sambil ketawa, sempat bilang salah pakai senjata," ceritanya.
Mendengar ini, jaksa penasaran dan kembali menegaskan maksud yang disampaikan Eliezer. "Penyampaian itu kayaknya ada yang salah, sambil ketawa?" tanya jaksa. "Iya sambil ketawa dia," jawab Eliezer. "Salah tembak kah?" timpal jaksa. "Salah pakai senjata," jawab Eliezer.
Selain itu, Eliezer mengungkap beberapa peran Putri di kasus ini. Menurut Eliezer, dirinya bersama Ricky sempat diperintah Putri untuk membersihkan barang milik Yosua. Putri juga meminta keduanya menggunakan disinfektan untuk menghilangkan sidik jari Sambo di barang-barang milik Yosua.
Namun, hal itu belum sempat dilakoninya. Karena dia harus memenuhi pemeriksaan oleh penyelidik. Rampung diperiksa, polisi berdarah Manado itu mendapati barang Yosua sudah tidak ada di kamar di rumah pribadi Sambo di Saguling. Rupanya, barang-barang Yosua sudah dipindahkan ke ruang ajudan ke Duren Tiga.
Beberapa hari setelah itu, Putri memanggilnya dan Ricky untuk membawa kembali barang Yosua ke Saguling. Eliezer belum mengetahui alasan pemindahan barang-barang tersebut. Yang jelas, saat itu Putri hanya memerintahkan dia dan Ricky untuk menggunakan sarung tangan saat memindahkan barang. Selain itu, dia diperintahkan untuk me-laundry baju milik Yosua.
Beres menceritakan pra dan pasca peristiwa pembunuhan, Eliezer membeberkan pengakuan mengejutkan. Yakni hubungan antara Sambo dan Putri. Menurutnya, Sambo tinggal pisah rumah dengan Putri. Putri tinggal di rumah Saguling, sedangkan Sambo lebih banyak di rumah Bangka.
Hakim pun meminta agar Eliezer menjelaskan perbedaan antara rumah Saguling dengan rumah Bangka. Menurut Eliezer, kediaman di Bangka digunakan untuk menerima tamu dari luar dan tempat istirahat Sambo usai pulang dari kantor.
"Kediaman Bangka kalau ada tamu dari luar, karena kalau kediaman Saguling tidak banyak yang tahu kecuali internal sendiri. Kalau Pak FS dari kantor, istirahatnya di Bangka," tuturnya.
Hakim pun bertanya lebih detail perbedaan waktu tinggal Sambo di masing-masing rumahnya. "Sering di mana FS, Bangka apa Saguling?" tanya hakim lagi. "Bangka. Kalau di Saguling ibadah pagi," jawab Eliezer.
Hakim heran kenapa Sambo dan istri berpisah, padahal rumah Bangka dan Saguling berdekatan. "Bangka dan Saguling kan tidak jauh, kenapa FS pisah rumah?" tanya lagi hakim. "Biasanya beliau kan pulang tengah malam. Di Bangka di-swab terus mandi-mandi," katanya.
Eliezer menyebut, pisah rumah Sambo dengan Putri diketahuinya berdasarkan pengamatan. "Mengenai kebiasaan FS pisah rumah dengan PC, Saudara ketahui sendiri atau berdasarkan perintah lain?" tanya hakim. "Tahu sendiri, karena saya piket," jawabnya.
"Ajudan lain tahu?" tanya hakim lagi. "Tahu semua," jawabnya. "Karena beberapa keterangan saksi kemarin membantah kalau saudara FS itu pisah rumah dengan PC?" terang hakim. "Siap, Yang Mulia," jawab Eliezer.
Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/151106/banyak-hal-baru-terungkap-sambo-putri-jarang-bersama
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu