Imran Siswa MTsN Tangsel Kembali Mengukir Prestasi, 2nd Runner Up Kompetisi Robot Internasional
PAMULANG, Imran, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menorehkan prestasi dalam ajang kompetisi robot internasional.
Kali ini, Imran menyabet 2nd Runner Up pada kategori Innovation Design Creative dalam lomba Robotic Innovation Challenge (RIC) yang dihelat oleh National University of Singapore (NUS), berlangsung pada 3-4 Desember 2022 lalu.
Untuk diketahui, NUS adalah universitas peringkat 11 dunia yang terkenal dengan jurusan kedokteran dan teknik kimia. Pada lomba kali ini NUS mengusung tema kesehatan remaja.
Imran bersama dua orang rekan timnya, Jasmine dari SMPIT Nurul Fikri Serang, dan Hafizh dari MTsN 1 Pati Jawa Tengah, membuat robot yang diberi nama REDU-AI (Robot for Emotion Detection Utility with Artificial Intelligence), yaitu robot yang mampu mendeteksi emosi melalui ekspresi wajah.
Bila dideteksi sedang gembira, maka robot akan memutar lagu dan mengajak menari. Sedangkan jika dideteksi sedang sedih, robot akan menghibur dan mengucapkan kata-kata motivasi. Sedangkan bila dideteksi sedang marah, robot akan meminta supaya tenang lalu mengajak mengatur nafas untuk meredakan emosi. Sedangkan bila dideteksi wajah dalam keadaan biasa tanpa emosi, maka robot akan memperkenalkan diri.
"Teknologi kecerdasan buatan ini baru saya eksplorasi menggunakan aplikasi khusus di notebook sekitar sebulan lalu. Jadi untuk setiap ekspresi emosi, saya merekam wajah saya sekitar 800 capture. Misal senang, saya tertawa lalu direkam 800 kali, lalu sedih juga 800 kali, dan seterusnya," jelas Imran, Senin (12/12/2022).
Setelah itu, kata Imran, program akan belajar membedakan satu emosi dari yang lain.
"Berikutnya saya rangkai robot dengan motor servo dan motor DC, dilengkapi webcam sebagai 'mata' dari REDU-AI. Robot ini saya program melakukan gerakan-gerakan yang menunjukkan respon dari emosinya. Nanti siapapun bisa menunjukkan wajahnya ke REDU-AI dan dideteksi emosinya," imbuhnya.
Para peserta kompetisi yang diundang ke Singapura adalah para finalis, setelah sebelumnya dilakukan seleksi proposal dan seleksi video demonstrasi. Untuk kategori IDC terpilih 16 tim finalis dari 12 negara.
Kompetisi internasional ini sangat bergengsi karena para juri adalah profesor dari berbagai kampus dunia termasuk dari MIT Amerika Serikat.
Namun hal itu tak sedikitpun mengurangi semangat Imran beserta tim. Mereka justru berjuang dengan optimal.
"Saya sangat bersemangat mengikuti lomba ini walau baru pertama kali. Terus terang kendala bahasa menjadi yang utama. Tahun depan kami harus mampu berbahasa Inggris sebaik kompetitor kami dari Singapura, Australia, dan Malaysia." tuturnya.
"Saya berharap bisa mengembangkan robot ini untuk mendeteksi lebih banyak ekspresi emosi, serta hal lain yg berkaitan dengan kesehatan, mengingat potensi kecerdasan buatan robot ini masih bisa berkembang lebih jauh lagi," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Madrasah MTsN 1 Tangerang Selatan, Ulik Widiantoro mengungkapkan rasa syukur atas prestasi yang diraih oleh Imran.
"Semoga prestasi yang diraih Imran mampu memacu siswa lain untuk berprestasi di berbagai bidang," singkatnya.
Pos Tangerang | 13 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 23 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 jam yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu