Lepas Baju, Peci Dan Jam Di Pengajian Cak Nun
Prabowo Gaspol Naikin Pamor
JAWA TIMUR - Setelah sekian lama “bersemedi”, Prabowo Subianto mulai gaspol turun gunung untuk menaikkan pamor menjelang 2024. Yang disasarnya kalangan alim ulama.
Setelah menemui sejumlah kiai Jawa Timur, Prabowo melanjutkan safarinya dengan mengikuti pengajian Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun. Di acara itu, Ketua Umum Gerindra ini melepas peci, baju, dan jam tangan, yang kemudian diberikan ke jemaah.
Pengajian Cak Nun dalam acara "Sinau Bareng Mbah Nun dan Kyai Kanjeng" berlangsung di Ponpes Segoro Agung, Dusun Sidodadi, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (26/12).
Di pengajian ini, Prabowo dan Cak Nun sempat menyanyikan beberapa lagu bersama jemaah, mulai “Gethuk”, “Kasih Ibu”, sampai “Ruang Rindu”. Cak Nun juga meminta Prabowo menyanyikan lagu nasional “Maju Tak Gentar”.
Dalam pidatonya, Prabowo menyebut, rakyat Indonesia tangguh dan setia pada NKRI. Untuk itu, ia mengharapkan masyarakat senantiasa menjaga persatuan, kesatuan, dan perdamaian.
"Saudara-saudara sekalian, yang penting Indonesia rukun dan bersatu," kata Prabowo, dengan nama berapi-api.
Menteri Pertahanan ini mengungkapkan, Cak Nun adalah sahabatnya sejak lama. Ia pun merasa bersyukur dan bangga bisa hadir dan bersama dengan Rakyat Maiyah.
Terlebih, tempatnya di Trowulan. Sebuah tempat yang pernah menjadi ibu kota imperium Majapahit. Bagi Prabowo, Trowulan adalah pusat peradaban.
Prabowo melanjutkan, Cak Nun bukan sekadar kiai, tapi juga intelektual, cendekiawan, dan sosok yang sangat berani.
"Ceramah-ceramahnya membuat saya terkejut-kejut. Cak Nun tidak berubah. Tetap seperti dulu. Begitulah beliau. Saya hormat dan kagum kepada Cak Nun. Alhamdulilah hari ini bisa bertemu,” ungkapnya.
Dipuji seperti itu, Cak Nun memuji balik Prabowo. Kata Cak Nun, dirinya menerima kedatangan Prabowo dengan kebijaksanaan.
"Kita menerima beliau hari ini dengan hati kerakyatan, hati kebangsaan, dan hati Ibu Pertiwi yang lama kita lupakan. Ini adalah rakyat yang mencintai sampeyan. Sebagian juga mencintai yang lain-lain. Kita mencintai tanpa pilih kasih, tanpa batas," tuturnya.
Cak Nun kemudian berdoa agar Indonesia dipimpin oleh orang terbaik agar dapat membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat.
"Mudah-mudahan yang terbaik untuk bangsa Indonesia yang akan jadi pemimpin," ucapnya.
Di penghujung acara, Prabowo memberikan apresiasi kepada pedagang asongan yang ada di acara tersebut. Prabowo menanggalkan jam tangan, kopiah, dan baju safari yang ia kenakan dan memberikannya kepada pedagang lumpia, tahu, dan minuman. Aksi Prabowo ini disambut riuh tepuk tangan para jemaah.
Prabowo lalu kembali dari panggung tersebut mengenakan kaos, dan lanjut menyalami masyarakat yang menunggunya di area luar acara.
Sehari sebelumnya, Prabowo bertemu sejumlah ulama dan kiai kondang asal Jawa Timur, di salah satu restoran di Jalan Sumatra, Surabaya. Pertemuan Prabowo dengan belasan kiai tersebut berlangsung hampir 5 jam dan tertutup untuk awak media.
Prabowo didampingi Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad. Usai pertemuan tertutup, Prabowo dan para kiai makan siang bersama.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, aksi Prabowo ini merupakan bagian ikhtiar menuju capres 2024.
Prabowo ingin kembali menaikkan pamornya, yang saat ini sedang turun karena dia lama tak turun ke lapangan.
Menurut Ujang, langkah Prabowo ini tepat. "Harus bergerak, menyapa publik, elite politik, dan kiai NU. Karena kiai NU punya basis massa yang banyak, dan mereka sami'na wa atho'na," ulasnya.
Selama ini, Prabowo dianggap kurang bergerak, belum melakukan manuver, sehingga elektabilitasnya tersusul Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Sehingga, tak ada pilihan, selain menyapa publik, termasuk para kiai NU.
"Bergerak itu keniscayaan bagi Prabowo. Bagaimana elektabilitasnya naik, kalau tidak menyapa rakyat atau elite politik. Kalau tidak turun lapangan, Prabowo akan ketinggalan kereta," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.
Ujang memprediksi, langkah menemui kiai akan berdampak positif bagi Prabowo. Mengingat, budaya NU, kiai memiliki massa ribuan, dan mereka memegang teguh istilah sami'na wa atho'na.
"Titah kiai akan diikuti santrinya," jelas Ujang. rm.id
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu